Mohon tunggu...
Shalehuddin Wahid
Shalehuddin Wahid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berkarya dan berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perahu nasib

13 September 2024   10:34 Diperbarui: 13 September 2024   18:50 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumringah betul senyum si nelayan.

Kapal bersandar, bukti nafkah siap di makan.

Benarkah, hari ini laut datangkan kebahagiaan?

Malam berkelana.

Ombak bercamuk dengan sunyinya.

Khawatir di dada, harus diganti dengan canda.

Sebab ombak ganas,

Bisa jadi membuat hidupnya naas.

Begitulah pencari nafkah di laut lepas.

Hidup keluarga ku, kuganntungkan pada perahu.

Entah susuap nasi yang diantar, atau justru ku temui ajalku.

Yang aku tahu, hidup harus melawan waktu dan peluru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun