Pemilik warung yang perlahan mati digempur convenience store dan supermarket, anak-anaknya sekarang sudah berprofesi jadi karyawan hypermart. Kelas entrepreneur yang ada berubah menjadi kelas karyawan yang digaji.
Disini negara harus berperan sebagai regulator dan hadir untuk memberikan keadilan ekonomi kepada masyarakatnya. Orang tidak dilarang untuk menjadi kaya, tapi dilarang untuk menguasai semuanya sendirian. Orang tidak perlu dilarang berusaha tapi pengusaha kecil harus didukung agar bisa bersaing secara sehat dengan raksasa ekonomi yang punya segalanya baik dalam permodalan, sumber produksi, dan distribusi.
Ketahanan ekonomi nasional akan lebih kuat kalau struktur penguasaan ekonomi lebih tersebar. Satu konglomerasi tumbang karena transaksi bitcoin dan derivative bisa berakibat pada puluhan ribu pekerja sedangkan satu entrepreneur menengah tumbang hanya akan berakibat pada puluhan atau ratusan orang yang terkena dampaknya.
Konglomerasi lokal yang terjadi suatu saat juga bisa dimangsa oleh konglomerasi global yang lebih dahsyat karena menguasai rantai produksi konsumsi dari A sampai Z. Jika itu terjadi maka era penjajahan kembali terjadi di negeri ini, yang bahkan lebih sadis dari era ketika VOC menjadi pemonopoli perdagangan di Hindia Belanda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H