Kasus pembatalan rencana full day school itu sebenarnya menceritakan apa sebenarnya yang terjadi dengan pemerintahan sekarang.
Kasus Jokowi maju mundur ini bukan pertama kali dan sudah berulang kali terjadi. Yang paling heboh adalah dia dengan polosnya mengaku tak membaca apa yang ditandatanganinya. What a president!
Kasus full day school ini masih mending, yg dibatalkan adalah permen. Jadi Jokowi bisa bilang, I don't know what my minister did. Tapi nampaknya Mendikbud Muhajir tak mau sekedar jadi kambing hitam, dia pun mengungkapkan Presiden sudah menyetujui program ini di rapat terbatas seperti di link berikut  Muhadjir: Kebijakan Full Day School Sudah Disetujui di Ratas
Ini bisa jadi issue besar, apakah Presiden selama ini dapatkan feedback yg tepat dan benar dari orang-orang sekelilingnya. Presiden memang tak perlu tahu semua dan jadi ahli semua hal, karena itu ada pembantu, menteri, penasehat yang harusnya memberikan informasi yang benar.
Kasus-kasus sebelumnya dan menjadi viral menjadi bukti bahwa presiden banyak dapat masukan yang salah dan sorry bahkan sampai di tingkatan ditipu oleh orang-orangnya sendiri. Kasus rencana bantuan Raja Salman dan kasus blunder angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di pidatonya di Hongkong jadi bukti bahwa itu benar-benar terjadi.
Mengerikan jika program-program lain ternyata juga dibuat karena dikibuli pembantunya. Kereta cepat, tol laut, trans Papua? jangan-jangan hanya orang yang inginkan dapat proyek tanpa peduli manfaat yang berikan input ke presiden.
Pada akhirnya, semua tergantung kepada kualitas dan kapabilitas presiden itu sendiri. Orang cerdas bisa bedakan mana emas mana loyang. Silahkan disimpulkan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H