Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Balik Pembatalan Peraturan Menteri

20 Juni 2017   12:53 Diperbarui: 20 Juni 2017   12:57 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus pembatalan rencana full day school itu sebenarnya menceritakan apa sebenarnya yang terjadi dengan pemerintahan sekarang.

Kasus Jokowi maju mundur ini bukan pertama kali dan sudah berulang kali terjadi. Yang paling heboh adalah dia dengan polosnya mengaku tak membaca apa yang ditandatanganinya. What a president!

Kasus full day school ini masih mending, yg dibatalkan adalah permen. Jadi Jokowi bisa bilang, I don't know what my minister did. Tapi nampaknya Mendikbud Muhajir tak mau sekedar jadi kambing hitam, dia pun mengungkapkan Presiden sudah menyetujui program ini di rapat terbatas seperti di link berikut  Muhadjir: Kebijakan Full Day School Sudah Disetujui di Ratas

Ini bisa jadi issue besar, apakah Presiden selama ini dapatkan feedback yg tepat dan benar dari orang-orang sekelilingnya. Presiden memang tak perlu tahu semua dan jadi ahli semua hal, karena itu ada pembantu, menteri, penasehat yang harusnya memberikan informasi yang benar.

Kasus-kasus sebelumnya dan menjadi viral menjadi bukti bahwa presiden banyak dapat masukan yang salah dan sorry bahkan sampai di tingkatan ditipu oleh orang-orangnya sendiri. Kasus rencana bantuan Raja Salman dan kasus blunder angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di pidatonya di Hongkong jadi bukti bahwa itu benar-benar terjadi.

Mengerikan jika program-program lain ternyata juga dibuat karena dikibuli pembantunya. Kereta cepat, tol laut, trans Papua? jangan-jangan hanya orang yang inginkan dapat proyek tanpa peduli manfaat yang berikan input ke presiden.

Pada akhirnya, semua tergantung kepada kualitas dan kapabilitas presiden itu sendiri. Orang cerdas bisa bedakan mana emas mana loyang. Silahkan disimpulkan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun