Misalkan ada surat dokter yang menyatakan Ahok gila, dan surat dokter itu digunakan oleh orang bernama Jokodot untuk menganjurkan orang agar tak memilih Ahok. Karena kampanye Jokodot itu akhirnya Ahok berkata, "Bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu enggak bisa pilih saya, ya kan dibohongi pakai surat dokter macem-macem itu.”.
Saya tak mengambil contoh surat dokter yang menyatakan Ahok tak gila, karena jika dokter menyatakan Ahok tak gila, Ahok tak akan pernah mempermasalahkan surat dokter itu.
Jadi apa sebenarnya makna kalimat, "Bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu enggak bisa pilih saya, ya kan dibohongi pakai surat dokter macem-macem itu.”?
Karena contoh ini menyatakan surat dokter itu memang menyatakan Ahok gila, dan Jokodot menyatakan sama persis seperti isi surat yang menyatatakan Ahok gila maka maksud Ahok dengan pernyataan itu ingin mengatakan bahwa dokter yang membuat surat itu yang bohong. Ahok merasa dirinya tak gila tapi dikatakan gila oleh dokter itu.
Kembali ke ucapan asli Ahok, isi surat Al-Maidah ayat 51 memang menyatakan untuk tak memilih orang kafir jadi pemimpin. Siapapun yang menyatakan untuk tak memilih orang kafir jadi pemimpin jelas tak berbohong karena ucapan mereka sama persis dengan isi surat Al-Maidah ayat 51. Jadi kalau demikian, siapa pembohong yang dimaksud Ahok?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H