Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bagaimana Melaksanakan Shalat di Saat Travelling?

24 Februari 2016   13:26 Diperbarui: 24 Februari 2016   14:18 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Shalat di taman"][/caption]Seorang muslim yang taat akan menjalankan kewajibannya untuk shalat lima waktu sehari-semalam. Hanya wanita yang dalam kondisi menstruasi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut. Orang yang sedang travelling pun tak lepas dari kewajiban shalat lima waktu meskipun disarankan untuk menggabungkan limat shalat  dalam tiga kelompok waktu.

Syarat utama dari shalat adalah terbebas dari hadats besar dan hadats kecil. Hadats besar adalah kondisi tak suci yang antara lain dikarenakan setelah berhubungan suami istri dan menghilangkannya adalah dengan melakukan mandi. Hadats kecil adalah kondisi tak suci yang antara lain disebabkan oleh buang angin, buang air kecil dan dan buang air besar. Cara menghilangkan hadats kecil adalah dengan melakukan wudhu. Jika air tak tersedia untuk melakukan wudhu dan mandi atau ada kondisi dimana tak bisa menggunakan air maka bersuci bisa dilakukan dengan tayammum yaitu menggunakan debu. Tata cara tayammum sudah banyak dibahas di buku pelajaran agama Islam.

Seorang muslim yang sedang melakukan travelling atau berada di negara dengan penduduk mayoritas non muslim sering menghadapi kendala untuk bersuci dan beribadah karena tidak tersedianya tempat beribadah seperti yang mudah didapatkan di negara berpenduduk mayoritas muslim. Bagaimana strateginya menghadapi situasi demikian, berikut triknya.

Perlengkapan shalat

Meskipun shalat tak selalu harus menggunakan sajadah, bawalah selalu sajadah tipis ukuran kecil yang cukup dipakai bersujud sehingga dari telapak kaki sampai dahi masuk dalam sajadah. lebih baik lagi kalau bisa dapatkan sajadah dari bahan parasut sehingga kedap air atau bisa juga menggunakan flying sheet ukuran kecil yang bisa dibeli dari toko perlengkapan naik gunung. Sajadah ini cukup kecil sehingga bahkan bisa masuk dalam kepalan tangan atau masuk dalam saku kantong celana. Selain itu selalu bawa penunjuk arah kiblat lengkap dengan buku kecil berisi daftar negara dan arah kiblatnya.  Jika tak menggunakan penunjuk kiblat bisa juga menggunakan kompas kecil yang bisa didapatkan di toko peralatan naik gunung. Jika menggunakan kompas harus tahu ke arah mana kiblatnya, karena arah kiblat bergantung lokasi geografis dan posisi seseorang.  jika berada di Indonesia dan Asia  maka kiblat di sebelah barat, jika di Eropa akan menghadap ke selatan, jika di Afrika dan Amerika akan menghadap ke timur. Jika berada di sekitar Yaman maka akan menghadap ke utara. Sekarang ini semua aplikasi jadwal shalat di  ponsel pintar  biasanya sudah menyediakan menu arah kiblat. Cukup aktifkan GPS agar lokasi bisa terdeteksi dan aplikasi akan menentukan arah kiblat dengan sangat akurat.

Bagi wanita tentu saja harus membawa peralatan tambahan berupa mukena yang sebaiknya ringan, ukurannya  kompak dan mudah dibawa.

Cara Bersuci

Di banyak negara bukan muslim sulit untuk mendapatkan tempat berwudhu.  Masalahnya adalah kebanyakan rest room yang tersedia adalah restroom kering dan lantainya tidak boleh diguyur air. Pertama-tama  carilah shower room, karena shower memang digunakan untuk mandi dan merupakan tempat basah.  Jika shower room tidak ditemukan maka carilah baby care room yang biasanya selalu tersedia di berbagai airport internasional. Baby care room bisa digunakan untuk berwudhu karena ada shower untuk memandikan bayi.

Jika tidak ditemukan maka bisa digunakan westafel yang selalu ada di rest room. Mencuci tangan dan membasuh muka dilakukan di westafel, tapi ketika membasuh kaki cukup usap kaki dengan air dengan memastikan air mengenai semua bagian kaki sampai mata kaki tanpa perlu manaikkan kaki ke atas westafel. Berwudulah dengan hati-hati sehingga air tidak terpercik kemana-mana. Menaikkan kaki ke westafel bisa mengakibatkan orang jatuh terjerembab dan dianggap tindakan tak sopan. Dalam mazhab Hanafi bahkan dikatakan tak perlu membuka sepatu dan cukup mengusapnya.

Jika masih kurang sreg dengan cara itu, maka bisa melakukan wudhu di taman atau park terdekat. Bawalah dua botol air mineral masing-masing berukuran 500 ml baik dengan membeli air mineral atau cukup mengisinya dari westafel, kemudian alas sajadah diatas rumput, duduk diatas sajadah dan berwudhu dari air di botol mineral. Hal ini juga bisa dilakukan sambil berdiri.

Urusan membawa botol air ini penting bagi muslim, karena muslim yang melakukan buang air kecil dan air besar wajib membasuh dengan air.  Ada closet kering yang dilengkapi dengan water spray tapi banyak juga tanpa water spray. Jika tak ditemukan water spray maka alat kelamin atau anal dibersihkan dengan tissue dan setelah bersih kemudian dibasuh dengan air mineral dari botol yang dibawa. Hal sama juga dilakukan  jika buang air kecil dengan menggunakan urinoir. Setelas buang air kecil kemudian dibasuh dengan menggunakan air dari botol dengan hati-hati agar air tidak terpercik kemana-mana.

Tempat Shalat

Jika berada di airport internasional umumnya disediakan prayer room yang bisa digunakan semua agama. Prayer room bisa digunakan untuk shalat dan biasanya hanya digunakan oleh agama lain pada saat-saat tertentu atau hari-hari tertentu. Biasanya di prayer room sudah tersedia sajadah dan penunjuk arah kiblat.

Jika berada dalam gedung perkantoran, shalat bisa dilakukan di ruang meeting pada saat break. Cukup pastikan ruang tak digunakan untuk shalat dan kuncilah ruang dari dalam. Jika ruang meeting semua digunakan maka bisa menggunakan ruang inventory peralatan kantor atau ruang server yang biasanya jarang digunakan dan jarang dikunjungi.

Muslim pada dasarnya bisa melakukan ibadah shalat dimana saja ditempat yang bersih.  Jika tak yakin dimana bisa melakukan shalat, tanyakanlah kepada security atau bagian informasi tentang tempat yang bisa digunakan. Jika berada di tempat selain airport dan masjid susah ditemukan atau jauh lokasinya, maka bisa menggunakan area tangga darurat yang biasanya jarang dilalui orang atau di pojok taman jika tak ingin menarik perhatian orang lain.  Tempat yang sering dilalui biasanya adalah antara parkiran dan gedung atau jalan menghubungkan dua gedung. Cukup berputar dan menghindari jalan atau di belakang gedung maka tempat tenang bisa ditemukan dan digunakan untuk shalat.

Waktu Shalat

Menarik untuk diketahui, orang hanya terbebas dari waktu shalat jika sudah tak sadarkan diri, berada dalam kondisi comma, atau sudah menghembuskan nafas terakhir. Orang yang sakit parah dan tak bisa menggerakkan satu anggota tubuhpun dan masih bisa sadar bisa shalat hanya dengan pikirannya tanpa melakukan gerak apapun.

Shalat juga harus dilakukan pada saat tertentu. Di negara-negara non muslim jarang terdengar suara azan sebagai penanda telah masuk waktu shalat. Waktu shalat juga berbeda-beda tergantung lokasi geografis dan posisi matahari. 

Jika berpatokan pada matahari maka berikut cara mengetahui waktu shalat. Waktu shalat shubuh adalah ketika fajar matahari sudah muncul di langit gelap dan kondisi matahari belum terlihat sampai matahari terbit dan benar-benar terlihat. Waktu shalat Zhuhur dimulai ketika bayangan dibawah matahari mulai kembali memanjang karena matahari mulai pindah ke arah barat dari titik kulminasinya setelah sebelumnya memendek karena matahari bergerak ke titik kulminasi. Waktu Zhuhur berakhir disaat panjang bayangan sama dengan panjang bendanya dan ini juga berarti awal dari waktu Ashar. Waktu ashar berakhir ketika matahari sudah sempurna tenggelam artinya sudah tak terlihat sama sekali meskipun langit masih berwarna merah dan ini juga berarti masuknya waktu magrib. Waktu magrib dimulai saat matahari sempurna tenggelam dan langit berwarna merah sampai dengan warna kemerahan hilang menjadi gelap. Akhir dari waktu Magrib juga berarti masuknya waktu Isya dan waktu Isya berakhir ketika tiba saatnya waktu shubuh. Meskipun demikian tak mudah bagi banyak orang untuk melihat posisi matahari apabila tinggal di daerah perkotaan karena pemandangan ke arah horizon terhalang bangunan.

Cara lain mengetahui waktu shalat adalah dengan menggunakan aplikasi waktu shalat (prayer time)  yang banyak tersedia untuk ponsel pintar baik berbasis android atau IOS. Cukup aktifkan GPS atau memasukkan nama kota maka aplikasi akan memberikan informasi akurat untuk waktu shalat di tempat yang bersangkutan. Meskipun demikian untuk wilayah dengan kontur pegunungan, jarak satu kilometer bisa berarti ada perbedaan waktu shalat yang cukup besar sehingga ada baiknya metode menentukan waktu shalat dengan menggunakan posisi matahari perlu diketahui dengan baik.

 

Sumber foto: dari sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun