Mohon tunggu...
Shakila Mayval
Shakila Mayval Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia serta Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Abad 21

13 April 2024   20:06 Diperbarui: 13 April 2024   20:23 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila menjadi entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam kebhinekaan dalam setiap latar belakang kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan agama. Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan Global; Gotong Royong; Kreatif; Bernalar Kritis dan Mandiri menjadi profil lulusan pelajar dalam pendidikan Indonesia. Pancasila adalah dasar filosofis resmi negara Indonesia. Terdiri dari lima prinsip yang mencerminkan nilai-nilai fundamental bagi bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip ini menjadi pijakan dalam pembentukan identitas nasional, pembangunan masyarakat, dan arah kebijakan negara. Pancasila menjadi dasar bagi sistem pemerintahan, hukum, dan norma-norma sosial di Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila dipandang sebagai panduan yang mengarahkan negara dan masyarakat Indonesia menuju kedamaian, keadilan, dan kemajuan bersama.

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia melambangkan esensi, identitas, dan karakteristik yang melekat pada bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sebagai entitas, Pancasila memiliki beberapa dimensi yang mencerminkan peran dan keberadaannya dalam konteks bangsa Indonesia:

  • Kedaulatan dan Persatuan: Pancasila menjadi pijakan utama dalam menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan persatuan bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila, terutama Persatuan Indonesia, menggarisbawahi pentingnya kesatuan dalam keragaman sebagai ciri khas bangsa Indonesia.
  • Identitas Kebangsaan: Pancasila mewakili identitas kebangsaan Indonesia yang bersifat inklusif dan melampaui batas-batas etnis, agama, dan budaya. Sebagai landasan filosofis, Pancasila memberikan landasan yang kuat untuk membangun kesatuan dan solidaritas di antara beragam komunitas yang ada di Indonesia.
  • Pilar Pembangunan dan Kemajuan: Pancasila memandu arah pembangunan negara Indonesia, dengan menekankan pada keadilan sosial, kesejahteraan rakyat, dan pembangunan yang berkelanjutan. Nilai-nilai Pancasila menjadi landasan bagi kebijakan pembangunan yang merata dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
  • Kedamaian dan Stabilitas: Pancasila menjadi pondasi untuk menciptakan kedamaian, stabilitas, dan harmoni di antara masyarakat Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti gotong royong dan musyawarah untuk mufakat, membantu menyelesaikan konflik secara damai dan memperkuat tatanan sosial yang berkelanjutan.
  • Identitas Moral dan Etika: Pancasila tidak hanya menjadi panduan dalam urusan politik dan pembangunan, tetapi juga sebagai pedoman moral dan etika bagi individu dan masyarakat. Nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial ditekankan dalam praktik sehari-hari, menciptakan budaya yang bermartabat dan bermoral.

Sebagai entitas bangsa Indonesia, Pancasila menggambarkan keberadaan dan eksistensi bangsa yang memiliki warisan budaya yang kaya, pluralisme yang unik, dan semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan memelihara dan memperkuat nilai-nilai Pancasila, bangsa Indonesia dapat terus maju sebagai bangsa yang kuat, damai, dan berdaulat.

Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia mencerminkan esensi, nilai-nilai, dan karakteristik yang menjadi ciri khas serta jati diri bangsa Indonesia secara kolektif. Sebagai identitas, Pancasila memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasional, solidaritas, dan persatuan di antara beragam komunitas yang ada di Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia:

  • Kedaulatan dan Keberagaman: Pancasila menegaskan kedaulatan rakyat Indonesia dalam mengelola keberagaman etnis, agama, bahasa, dan budaya yang ada di dalamnya. Identitas ini mencerminkan semangat untuk menghargai dan merayakan keberagaman sebagai sumber kekuatan dan kekayaan bangsa.
  • Semangat Persatuan dan Solidaritas: Pancasila menjadi fondasi bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah perbedaan. Identitas ini menggambarkan semangat gotong royong, tolong-menolong, dan kepedulian terhadap sesama sebagai elemen penting dalam membangun hubungan harmonis antarwarga negara.
  • Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Identitas Pancasila menempatkan martabat kemanusiaan sebagai prinsip utama dalam interaksi sosial dan kehidupan bermasyarakat. Pancasila mendorong perlakuan yang adil, menghormati hak asasi manusia, serta mempromosikan sikap empati dan belas kasihan terhadap sesama.
  • Patriotisme dan Nasionalisme: Pancasila membangun rasa cinta, kebanggaan, dan loyalitas terhadap negara Indonesia. Identitas ini menggugah semangat patriotisme dan nasionalisme dalam menjaga keutuhan NKRI, serta berkontribusi dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
  • Pembangunan Berkelanjutan dan Keadilan Sosial: Pancasila mendorong pembangunan yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia. Identitas ini menekankan pentingnya keadilan sosial, distribusi yang adil dari hasil pembangunan, serta akses yang sama terhadap kesempatan dan sumber daya.
  • Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia bukan hanya sebuah konsep atau ideologi, tetapi juga merupakan cerminan dari jati diri dan semangat bersama untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama sebagai bangsa. Dengan memelihara dan memperkuat nilai-nilai Pancasila, bangsa Indonesia dapat terus memperkokoh identitasnya sebagai bangsa yang bermartabat, berdaulat, dan berkeadilan.

Pendidikan abad ke-21 mengacu pada pendekatan pendidikan yang mengakui perubahan dinamis dalam tuntutan sosial, ekonomi, dan teknologi di era modern. Berikut adalah beberapa ciri dan prinsip utama dari pendidikan abad ke-21

  • Keterampilan Abad ke-21: Pendidikan abad ke-21 menekankan pengembangan keterampilan yang relevan untuk sukses dalam era modern, termasuk keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, pemikiran kritis, literasi digital, literasi finansial, kecakapan belajar sepanjang hayat, dan kecakapan antarbudaya.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek: Mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis proyek di mana siswa belajar melalui pengalaman praktis dan aplikasi langsung dari pengetahuan dalam konteks nyata. Ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan praktis dan memecahkan masalah yang relevan dengan dunia nyata.
  • Teknologi dalam Pembelajaran: Memanfaatkan teknologi pendidikan, seperti perangkat lunak pembelajaran, aplikasi mobile, platform daring, dan perangkat cerdas, untuk memfasilitasi pembelajaran interaktif, kolaboratif, dan personalisasi. Teknologi membuka akses ke sumber daya pembelajaran yang beragam dan mendukung pengalaman belajar yang berpusat pada siswa.
  • Pembelajaran Seluruh Hayat: Mengakui pentingnya pendidikan sepanjang hayat dalam menghadapi perubahan yang cepat dalam lingkungan kerja dan masyarakat. Pendidikan abad ke-21 mendorong pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang berkelanjutan di seluruh rentang kehidupan seseorang.
  • Kolaborasi dan Komunitas Pembelajaran: Mendorong kolaborasi antara siswa, guru, dan komunitas dalam proses pembelajaran. Ini termasuk kerja sama antara siswa dalam proyek-proyek pembelajaran, pertukaran ide dan pengalaman antara guru, serta keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pembelajaran.
  • Pembelajaran Berbasis Masalah: Mengintegrasikan pembelajaran berbasis masalah di mana siswa mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dunia nyata. Ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan solusi kreatif terhadap tantangan yang kompleks.
  • Keterampilan Meta-Kognitif: Mengajarkan keterampilan metakognitif, seperti refleksi, penyesuaian diri, dan pengaturan diri, yang memungkinkan siswa untuk mengelola dan mengoptimalkan proses pembelajaran mereka sendiri.
  • Pendidikan Multikultural dan Kewarganegaraan Global: Mempromosikan pemahaman yang mendalam tentang keberagaman budaya dan perspektif global serta mendorong sikap saling menghormati, toleransi, dan keadilan sosial.

Pendidikan abad ke-21 bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk sukses dalam era modern yang kompleks dan dinamis, dengan fokus pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang relevan dan bermanfaat dalam berbagai konteks kehidupan.

Pendidikan abad 21 dicirikan dengan perubahan yang terjadi dalam kurikulum dan pembelajaran dimana saat ini pembelajaran lebih berfokus pada peserta didik (student centered), yang menggantikan pembelajaran dahulu yang cenderung berfokus pada guru dengan metode konvensionalnya (teacher centered). Penerapan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam pendidikan Abad-21 dilakukan melalui program Profil Pelajar Pancasila. 

Pendidikan yang menciptakan pelajar Pancasila adalah Pendidikan yang berusaha untuk memerdekakan peserta didik serta memenuhi berbagai kebutuhan belajar mereka dengan memperhatikan perbedaan karakteristik seperti gaya belajar, minat, bakat, motivasi, tingkat pengetahuan dan keterampilan serta latar belakangnya. Seorang guru dapat menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi untuk memfasilitasi pembelajaran dengan perbedaan karakteristik peserta didik tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model-model pembelajaran yang memerdekakan peserta didik, memanfaatkan media pembelajaran yang mendukung gaya belajar mereka sehingga peserta didik memiliki kebebasan dalam belajar serta terfasilitasi dalam kebutuhan belajarnya. Kompetensi yang harus dimiliki peserta didikpun disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman dari perkembangan IPTEK yang begitu cepat.

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan abad 21, ialah adanya kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai luhur pancasila yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berbhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Dimensi Profil Pelajar Pancasila tersebut sesuai dengan tuntutan kompetensi abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik. Hal ini juga dijalankan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di tiap sekolah, yang sangat baik sebagai solusi untuk menghadapi masalah pendidikan saat ini yaitu dekadensi moral peserta didik dan untuk menanamkan budi pekerti baik kepada peserta didik dengan tetap memperhatikan kodrat alam dan kodrat zamannya.

Penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dapat diterapkan di ekosistem sekolah melalui program Profil Pelajar Pancasila (PPP) untuk mwujudkan Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21. Perwujudam terhadap penghayatan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah (kelas) ini dapat dilakuakn dengan melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila (PPP), sebagai berikut.

  • Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu.

a. Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan Ibadah sesuai dengan agama yang mereka anut.

b. Membiasakan peserta didik untuk berdo’a baik sebelum maupun sesudah sesudah belajar

c. Mengajarkan kepada peserta didik untuk dapat menghormati dan menghargai guru dan teman serta menunjukkan rasa toleransi kepada semua warga sekolah.

  • Berkebinekaan Global, dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu.

a. Memperingati hari besar nasional seperti upacara hari proklamasi kemerdekaan, memakai baju adat saat Hari Peringatan Sumpah Pemuda, dan lain-lain.

b. Kunjungan ke situs budaya diwujudkan dengan mengorganisir kunjungan lapangan museum seni dan budaya, atau situs sejarah untuk memperluas pengetahuan siswa tentang beragam warisan budaya.

  • Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu.

a. Mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah sekali dalam seminggu

b. Melaksanakan pembelajaran kolaboratif seperti diskusi dan presentasi tujuannya untuk membangun kerja sama antar peserta didik.

c. Membantu teman dalam kesulitan. Peserta didik dapat mengembangkan sikap tolong-menolong dan empati dengan saling membantu teman yang kesulitan dalam belajar atau dalam aktivitas sehari-hari di lingkungan kelas. Dengan membentuk lingkungan yang inklusif dan peduli, mereka dapat menciptakan atmosfer yang kondusif untuk belajar dan berkembang bersama.

  • Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:

a. Memberikan siswa kebebasan untuk memilih topik atau metode pembelajaran yang sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Ini dapat dilakukan dengan memberikan opsi proyek atau penugasan yang fleksibel.

b. Mendorong siswa untuk menggunakan sumber daya mandiri seperti buku teks, artikel, video, dan sumber daya online untuk memperdalam pemahaman mereka tentang topik pembelajaran. Berikan bimbingan tentang cara menemukan dan mengevaluasi sumber daya yang relevan.

c. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk dapat diselesaikan berdasarkan kemampuan dan pemahaman mereka secara mandiri

  • Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:

a. Diskusi Kelompok. Mengadakan diskusi kelompok tentang topik atau isu tertentu. Siswa akan belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan mengeksplorasi argumen yang berbeda sebelum membuat keputusan atau menyimpulkan.

b. Analisis Kasus. Memberikan kasus atau skenario yang memerlukan pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Siswa akan diminta untuk menganalisis informasi yang diberikan, mengevaluasi berbagai opsi, dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan yang mungkin mereka ambil.

c. Membuat Pertanyaan. Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang menantang dan merangsang pemikiran kritis. Siswa akan belajar untuk mengidentifikasi kekurangan informasi, mencari jawaban, dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang topik tersebut.

d. Penugasan Penelitian. Memberikan penugasan penelitian di mana siswa diminta untuk menyelidiki topik tertentu, mengumpulkan bukti, dan mengevaluasi sumber informasi. Siswa akan belajar untuk membedakan antara informasi yang valid dan tidak valid, serta mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik yang dipelajari.

  • Kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:

a. Brainstorming. Mengadakan sesi brainstorming di mana siswa diundang untuk menghasilkan ide-ide kreatif tentang topik tertentu. Siswa dapat bekerja secara individu atau dalam kelompok untuk menghasilkan ide-ide baru dan tidak konvensional.

b. Pembuatan Video atau Animasi. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat video pendek atau animasi yang menyampaikan pesan atau cerita tertentu. Siswa dapat menggunakan perangkat lunak dan teknologi yang tersedia untuk mengembangkan keterampilan multimedia mereka sambil mengekspresikan ide-ide mereka secara kreatif.

c. Proyek Kolaboratif. Mengorganisir proyek kolaboratif di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek kreatif, seperti membuat pameran seni, mendesain produk, atau mengembangkan solusi inovatif untuk masalah tertentu.

d. Penulisan Kreatif. Memberikan tugas penulisan kreatif di mana siswa dapat menulis cerita, puisi, atau sketsa berdasarkan imajinasi mereka sendiri. Guru dapat memberikan panduan atau batasan tertentu, tetapi memberi kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan ide-ide mereka dengan cara yang unik dan kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun