Apakah eksistensi manusia hanya sekedar untuk pemenuhan komoditas saja? Apakah ini berarti manusia bebas meski dia dilahirkan dalam pembelengguan orientasi pasar? Manusia sanggup mengetahui kebenaran dan dia sanggup melakukan sesuatu, namun jika dia dibuat diberdaya dan hidup mengikuti arus, maka jalan pikiran dan kebahagiaannya akan lumpuh menuruti pasar.
Eksistensi manusia 4.0 yang paling "pasar oriented" adalah seseorang tampil berwibawa dengan embel-embel "sederhana" dan "merakyat" sehingga semua orang menaruh rasa kagum dan hormat pada dirinya, padahal sebaliknya perilakunya bertabrakan dengan apa yang selalu dislogani orang-orang pada umumnya. inilah wujud dan gambaran eksistensial manusia yang terlalu keblabasan, padahal eksistensi semacam itu hanya bersifat sementara, temporal dan tidak dapat bertahan lama. sebab yang menjadikan dia sebagai manusia adalah pendapat orang-orang, bukan dari dirinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H