Pada minggu ketiga, penulis menjalin komunikasi dengan pengelola ketiga spot tersebut yaitu peternakan Kelompok Tani "Rukun Makmur", Agro Wisata Cepoko dan UMKM makanan olahan berbahan susu. Pertemuan awal ditujukan untuk menyampaikan program kegiatan, teknis kegiatan, output hasil kegiatan dan kesediaan para pengelola lokasinya diangkat menjadi spot wisata desa pada kegiatan KKN-T UNDIP x Exovillage. Di tempat tersebut kehadiran penulis disambut hangat oleh pengelola. Komunikasi berjalan sangat baik dan lancar.
,
Di minggu keempat, penulis mendatangi kantor Kelurahan Cepoko untuk mengurus surat perizinan pelaksanaan kegiatan KKN-T Exovillage di Desa Cepoko. Di kantor kelurahan desa Cepoko, penulis bertemu dengan Bapak Sutrimo, selaku Lurah Cepoko dan melakukan wawancara singkat untuk menanyakan terkait potensi-potensi di desa lain yang belum penulis temukan sebelumnya. Bapak Sutrimo menyarankan agar menanyakan langsung kepada karang taruna desa Cepoko. Penulis juga mengurus perizinan ke UPTD Pertanian Kota Semarang untuk menggunakan Agro Wisata Cepoko sebagai lokasi kegiatan KKN-T UNDIP x Exovillage secara daring melalui e-mail.
Pada minggu kelima, atas usulan Pak Lurah Cepoko penulis menemui Mbak Rifka Safitri, selaku bendahara karang taruna Desa Cepoko dan melakukan wawancara singkat terkait potensi wisata desa serta permasalahan yang pernah terjadi di Desa Cepoko. Selanjutnya, penulis bertemu dengan Bapak Nur Wachid selaku ketua Kelompok Tani "Rukun Makmur" bersama dengan anggota kelompok tani lainnya. Pertemuan tersebut menghasilkan pembahasan mengenai asal-usul berdirinya Kelompok Tani "Kelompok Makmur", permasalahan yang sedang dihadapi dan rencana pengembangan yang ingin dilakukan, selanjutnya penulis menemui pengelola Agro Wisata Cepoko yaitu Mbak Yani dan Mas Denny dan melakukan wawancara intens dan dokumentasi kegiatan. Tak lupa penulis juga bertemu dengan Bapak Anshori selaku ketua petani Agro Wisata Cepoko untuk melakukan wawancara singkat mengenai hambatan yang dihadapi dan harapan yang diinginkan dari sudut pandang kesejahteraan petani Cepoko. Selain itu, penulis juga berkunjung ke kediaman Ibu Ismiyati dan Ibu Giyati selaku pelopor pembuat makanan olahan stik susu dan pangsit susu khas Cepoko. Penulis juga berkesempatan untuk mencoba langsung olahan berbahan dasar susu tersebut.
Pada minggu keenam, penulis melakukan sosialisasi penggunaan platform exovillage kepada para kader desa yaitu Mas Ipul selaku perwakilan dari Kelompok Tani "Rukun Makmur", Mbak Rifka Safitri selaku perwakilan dari karang taruna Kelurahan Cepoko dan Ibu Giyati selaku pelopor pembuat stik susu dan pangsit susu khas Cepoko. Sosialisasi yang dilakukan meliputi penjelasan tugas dan peran dari kader desa, pembuatan akun Exovillage dan pengoperasiannya. Kegiatan tersebut diselenggarakan baik secara luring maupun daring.
Pada minggu ketujuh dan kedelapan, penulis mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Tim Exovillage secara daring. Penulis bersama para kader desa baik dari kader Desa Cepoko maupun kader dari 32 kota/kabupaten lainnya mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Tim Exovillage yaitu berupa pertemuan secara daring melalui platform zoom dengan materi mengenai branding produk, mapping dan story telling untuk kebutuhan promosi potensi desa secara digital.