Untuk bisa sebenar-benarnya taqwa dan beristiqomah sampai akhir hayat, maka sikap totalitas dalam hidup secara Islam harus dicanangkan. Sebagaimana firman Allah dalm Qs. al-Baqarah [2]: 208. Dia sadar harus menerima dan memahami petunjuk Allah yang berkaitan dengan sikap dan perilakunya secara total, tidak pilih-pilih. Sebab pilih-pilih akan membuat fatal, tersesat dari jalan Allah, dan berujung kepada kehinaan dan kesengsaraan. Dari semangatnya membolak-balik lembaran Al Quran seorang muslim akan menemukan firman-Nya:
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. (Qs. al-Baqarah [2]: 85).
Sedangkan untuk meningkatkan kualitas nafsiyahnya, kita mestilah hidup dalam suasana keimanan. Bergaul dengan orang-orang yang shaleh, memilih teman yang baik, serta menjauhi orang-orang yang berbuat maksiat. Atau dengan cara menciptakan suanan keimanan, dengan jalan memperbanyak amalan-amalan nafilah. Seperti membaca Alquran, Tadabur Alam, Menghayati dan mengkaji Siroh Rosul dengan tujuan untuk mencari tauladan, khusuk dalam sholat.Â
Membaca doa dan qiyamul lail untuk meningkatkan ruhiyahnya. Sehingga ketika hubungan kita dengan Allah dekat, InsyaAllah kita akan merasa mudah untuk menjalankan Islam dalam kehidupan sehari-hari secara kaffah, tidak ada rasa keberatan sedikitpun dan tidak ada rasa malas lagi. Ini akan menjadikan sikap kita ketika mendengar perintah Allah akan berkata Kami dengar dan kami Taat
KhatimahÂ
Tentu saja seorang muslim tidak ingin hidup hina di dunia dan sengsara di akhirat. Semboyan seorang muslim tentunya adalah hidup mulia dan mati syahid. Oleh karena itu, dia akan berjuang sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang mulia dengan ilmu Allah SWT dan dengan ketaqwaan yang dihiaskan dalam dirinya. Secara serius dia mengkaji Islam dan belajar bahasa Arab bukan hanya untuk mengisi waktu yang luang atau hanya untuk kepauasan batin semata, tetapi semata-mata untuk memahami Al Quran dan As Sunnah supaya bisa melaksanakan ketaatan lebih sempurna. Dengan itu kepribadiannya akan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H