Berawal dari dialog dengan seorang Dosen Hydro-Oceanogafi di Japan Coast Guard.
" Negeri anda sangat diberkati Tuhan, punya Matahari yang bersinar terus sepanjang tahun dan juga punya Laut yang sangat luas," kata beliau, dan saya masih belum faham maksud ucapan tersebut.
"Bermodalkan sinar matahari dan air laut yang tak pernah habis, negeri anda seharusnya kaya raya. Karena cukup mengeringkan air laut, negeri anda bisa ekspor garam ke berbagai negara."Â
mak jlebb...
Mungkin hanya sebatas gurauan, karena tidak mungkin suatu negara hidup dari ekspor garam, namun yang terlupakan dari bangsa besar ini adalah karena terlalu lama negeri ini membelakangi laut (mengutip istilah Bapak Jokowi). Sehingga negeri dengan garis pantai terpanjang ini masih impor garam. Lebih dari itu, berbicara laut bukan hanya potensi garam dan ikan. Laut adalah sumber kekayaan yang harus dijaga dan dikelola dengan baik. Laut tidak bisa difahami lagi sebagai pemisah antar pulau, tetapi laut adalah penghubung antar pulau-pulau. Maka fungsi laut sebagai sarana transportasi yang aman, menjadi prioritas utama dalam pemerataan pembangunan di Indonesia.Â
Mengacu pada KTT One Belt One Road di Beijing dimana Bapak Presiden Jokowi hadir bersama 29 kepala negara lain, salah satu point pentingnya adalah menghidupkan kembali Maritime Silk Road (MSR), mewujudkan jalan sutra maritim yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di dunia. Indonesia dengan wilayah laut yang luas tentu memiliki peran yang sangat penting sebagai poros maritim dunia.
-----
Sejalan dengan Nawacita Laut Bapak Presiden, dalam mewujudkan Tol Laut dan menjadikan Indonesia Poros maritim Dunia, berbagai langkah telah dilakukan Pemerintah. Kementerian Perhubungan dengan  berbagai langkah strategis telah berhasil mengurai satu-persatu permasalahan transportasi laut indonesia. Berbagai kebijakan itu telah menunjukkan hasilnya, berikut adalah catatan-catatan yang terekam media.
Berbagai pencapaian Kementerian Perhubungan yang terekam oleh berbagai media :Â
1. 9 April 2017 : Kapal milik perusahan pelayaran asal Perancis, Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) ini untuk pertama kalinya bersandar di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT)