Ketiga, kurangnya kesadaran/kebiasaan baik masyarakat. Masyarakat yang masih acuh tak acuh terkait dengan keadaan lingkungan sekitar untuk dapat berkembang bersama. Hal ini didasari oleh persepsi masyarakat yang menganggap bahwa program kegiatan masyarakat yang baru dijalankan hanya menghabiskan waktu. Dan Keempat, Biaya untuk peningkatan kualitas permukiman. Perbaikan  rumah  di  Kampung  Pelangi,  membutuhkan biaya dalam  perbaikan  rumah, sanitasi air, penghasilan masyarakat setempat yang pengeluarannya hanya untuk kebutuhan sehari-hari tidak dapat merealisasikan program tersebut. Perbaikan kualitas rumah menjadi  penting karena akan mendukung keberlanjutan wisata dalam daya tarik/obyek wisata Kampung Pelangi.
Dalam rangka memberdayakan masyarakat Kelurahan Randusari untuk memperbaiki perekonomian dan memperbaiki pemukiman kumuh serta terciptanya kota yang asri dan penduduk yang sejahtera secara merata dengan begitu pemerintah Semarang membuat perubahan pada setiap Kecamatan/Kelurahan, salah satunya di Kelurahan Randusari dengan melaksanakan salah satu program dalam menangani kawasan kumuh, melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang merupakan program dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.Â
Program Kotaku ini merupakan bentuk kerjasama untuk pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang merupakan upaya strategis Pemerintah dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam percepatan penanganan kawasan kumuh. Perwujudan program ini dalam rangka memperbaiki permukiman yang layak huni, produktif dan berkelanjutan dengan kolaborasi sebagai media masyarakat dalam memberdayakan diri sendiri dan lingkungan sekitar sebagai pelaku penanganan kumuh. Pelaksanaan Kotaku di Kelurahan Randusari diresmikan pada tanggal 15 April 2017 oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi, S.E, M.M. dengan mengusulkan ide penataan kawasan  Kampung Wonosari untuk menghilangkan kesan kumuh yang sekarang dikenal "Kampung  Pelangi". Obyek  wisata  Kampung  Pelangi  berupa  rumah  warga  yang  dicat  berwarna  warni.  Obyek wisata di Kampung Pelangi  yang  paling  digemari  masyarakat  secara  umum  adalah photo selfie. Untuk menunjang objek wisata ini masyarakat melakukan perbaikan rumah,  mengecat  ulang rumahnya, dan melakukan pemeliharaan sungai. Kegiatan  peningkatan kualitas  permukiman yang dilakukan di kawasan ini seperti membentuk suatu kawasan permukiman dengan rumah dan prasarana yang diperbaiki dan dicat berwarna warni sehingga berpotensi menjadi wisata kampung pelangi.Â
Pada masa era digitalisasi industrialisasi 4.0 perkembangan teknologi begitu cepat dewasa ini, terkhusus teknologi digital. Semua lapisan masyarakat dipacu untuk dapat beradaptasi agar dapat mengikuti perkembangan sebagai perkembangan kemajuan individu dan lingkungan masyarakat, begitu juga dengan masyarakat desa. Digitalisasi pemukiman kumuh dan desa merupakan cara cepat untuk dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat desa Wonosari, Kelurahan Randusari dengan memanfaatkan media sosial. Pemberdayaan masyarakat melalui penggunaan teknologi merupakan langkah tepat sebagai investasi jangka panjang mengingat bahwa teknologi akan terus berkembang dan dapat mengubah kualitas hidup manusia.
Potensi wisata ini perlu dikembangkan sebagai bentuk dari pengembangan yang dapat menjadi daya tarik untuk berswafoto kemudian menguploadnya ke media sosial. Hal tersebut dapat memungkinkan orang luar melihat menjadi terinspirasi,  terhibur, dan  diperkaya dengan  sedikit pemahaman tentang perlunya sebuah perubahan (Nisbett, 2017).  Adanya potensi wisata  ini,  akan membuat masyarakat sadar  akan perubahan  yang  ada  di  lingkungan sekitar.  Hal  ini  akan membantu masyarakat meningkatkan kualitas hidup dan pemukimannya. Hal ini menyebabkan  perbaikan  rumah belum  berperan  maksimal  dalam mendukung obyek  wisata Kampung Pelangi. Perbaikan rumah ini dilakukan masyarakat secara swadaya.Â
A. Program Kotaku Sebagai Pemberdayaan Sosial di Kelurahan RandusariÂ
Pembangunan program ini menggunakan prinsip keberlanjutan "Memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Prinsip pembangunan berkelanjutan dapat mencakup 3 hal, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan, terutama relasi antara aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek ekonomi dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.Â
Prinsip tersebut memang berfokus pada bagaimana agar perekonomian dapat tetap berlanjut dalam jangka panjang, terutama untuk memberi kesempatan pada generasi yang akan datang memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Prinsip Pembangunan ekonomi dengan merevitalisasi pemukiman kumuh yang direalisasikan menjadi objek wisata dapat menjadi pertumpuan ekonomi masyarakat sekitar karena ramai didatangi oleh pengunjung. Masyarakat yang semula tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga membuka warung sederhana di depan rumah untuk berjualan.Â
Masyarakat memanfaatkan keramaian tersebut untuk menambah ekonomi keluarga. Prinsip pembangunan sosial, prinsip ini dapat saja diartikan dengan pembangunan manusia bagaimana pemerintah dapat memberdayakan masyarakat dan juga memanfaat sumber daya ataupun tempat dengan membuat sebuah program agar tidak ada kesan kumuh di daerah kotanya dan memperbaiki taraf hidup masyarakat hingga generasi berikutnya.
Perlindungan lingkungan, jika dikaitkan perlindungan ini juga akan berdampak bagi ke 2 pihak seperti pemerintah karena sudah berhasil mensejahterakan sebagian masyarakatnya dan mempercantik kota serta masyarakat kelurahan Randusari yang terbantu dari berbagai aspek melalui program Kotaku.Â