Organisasi Kerjasama The ‘’Shanghai Five’’Â
Pengembangan organisasi shanghai dan ekspansi lanjutan dan pelembagaan ke dalam Shanghai Cooperation Organization (SCO), merupakan proses yang signifikan dalam suatu hubungan internasional, karena mengelompokkan negara- negara seperti China, Rusia dan Asia Tengah ke dalam mekanisme multilateral untuk keamanan regional serta kerjasama ekonomi pertama kalinya dalam sejarah. Negara China telah menjalin kontak awal dengan Asia Tengah melalui jalur sutra yang terkenal pada 2.000 tahun yang lalu, namun hubungan itu terputus begitu saja setelah menjadi bagian dari Tsar Rusia dan kemudian Uni Soviet. Dari pembubaran Uni Soviet di akhir tahun 1991 hingga 1995, Rusia, Kazakstan, Kyrgyztsan, dan Tajikistan yang terlibat sebagai satu kelompok dalam negosiasi, dileniasi dan demarkasi batas Bersama dengan negara Tiongkok.
Pembicaraan perbatasan yang dihasilkan adalah kenginana Rusia dan tiga dari negara Asia Tengah untuk mencegah upaya dari China yang semakin nasionalis dan kuat secara ekonomi untuk mengambil celah keuntungan dari runtuhnya Uni Soviet. Tajikistan masih mempertahankan sengketa perbatasan dengan China, tetapi Kyrgystan, Kazakstan dan Rusia pada dasarnya mereka telah mencapai kesepakatan, sehingga pada 26 April 1996, para pemimpin negara ini mengadakan pertemuan di Shanghai untuk melupakan perselisihan perbatasan yang melibatkan China, dan beralih ke masalah lain yang lebih menguntungkan kepentingan Bersama (Purnama, 2020).
Kesepakatan lanjutan, yang ditandatangani pada bulan April tahun 1997 yaitu pertemuan puncak kedua kelompok di Moscow. Menghasilkan perjanjian untuk memerangi ancaman keamanan transnasional dalam bentuk sparatisme etnis, terorisme internasional, penyeludupan senjata maupun narkoba, fundamentalisme agama, perdagangan manusia serta kejahatan lintas batas lainnya. Deklarasi inilah yang akan menjadi satu landasan penting bagi keberadaan SCO berikutnya, khususnya untuk memerangi yang orang China sebut sebagai ‘’Tiga Kejahatan’’ yaitu separatisme, fundamentalisme dan terorisme. Dalam kaitannya kawasan Asia Tengah, keterkaitan ini mejadi masuk akal karena Muslim militantan serta pemberontakan etnis di wilayah tersebut biasanya menunjukan ketika karakteristik yang telah disebutkan sebelumnya.
Peran Dibalik Munculya Shanghai Cooperation Organization (SCO)Â
Organisasi SCO didirikan pada tanggal 15 Juni 2001. Organisasi ini merupakan lanjutan dari Shanghai five. Dengan memanfaatkan organisasi ini China berusaha untuk dapat menguasai perekonomian pada kawasan Asia Tengah. Berawal dari teori stabilitas hegomoni, yang pada hakekatnya menyatakan bahwa untuk mencapai sutau stabilitas system internasional dibutuhkan satu actor yang memiliki dominasi untuk dapat membentuk dan memaksa anggotanya memenuhi aturan dalam suatu system. Actor ini juga harus kuat baik secara politik maupun ekonomi agar dapat memaksakan aturan dalam suatu rezim dengan menggunakan cara diplomasi, persuasi, atau bahkan koersi. Teori ini juga menguntungkan kedua belah pihak. Bagi asia tengah yang belum memiliki kestabilan ekonomi maupun politik. Begitupun bagi negara China yang memiliki kepentingan di Asia Tengah yaitu denga mencegah sparatisme Etnis Uyghur dan mendapatkan pasokan energi dari kawasan Asia Tengah (Eka Desmiari, 2017).
Perluasan SCO yang dilakukan oleh China secara geopolitik memberi keuntungan tidak hanya secara politik, militer tetapi juga pada sisi ekonomi. Bila dilihat secara strategi militer, posisi negara Asia Tengah sendiri membutuhkan lebih dari sekedar operasi militer untuk menggangu kepentingan nasional China dalam mencapai keamanan energi dalam negerinya. Maksudnya dalah Heartland memiliki bentang alam geohrafis yang tidak dapat dipenetrasi oleh serangan atupun invasi dari wilayah luar. Hal ini disebabkan kekuatan maritime tiak dapat mempentrasi kerjasama energi China dalam SCO karena kondisi wilayahnya yang berada jauh dari wilayah pesisir (Ramdhan, 2020).
Penambahan Fungsi Ekonomi dalam Badan Shanghai Cooperation Organization (SCO)
Sebagai usaha untuk menambahkan fungsi ekonomi di dalam badan SCO, China memanfaatkan adanya SCO Summit, baik pada pertemuan Head of state maupun  Head of Government (Perdana Menteri). Pertemuan ini menjadi salah satu agenda krusial karena pembahasannya yang penting serta hasil dari pertemuan ini adalah penentuan arah tujuan organisasi kedepannya.
Pada pertemuan Heads of state, setiap kepala negara akan bebas mengemukakan pendapat serta ide maupun topik pembahasan yang dianggap menarik untuk dibahas dalam lingkaran forum. Setelah itu, hasil keputusan yang telah disetujui oleh setiap kepala negara yang akan diimplementasikan, baik berupa penandatanganan sebuah perjanjian baru atau pembentukan badan organisasi. Salah satunya ialah Shanghai Cooperation Organization – Business Council, yang fungsinya adalah memfasilitasi proyek kerjasama antar negara SCO yang semakin berkembang. Kemudian dapat dilihat juga pada Shanghai Cooperation Organization – Interbank Cosorium, yang dalam hal ini bertujuan memperkuat dan mendukung kerjasama ekonomi regional, terutama berfokus pada pengumpulan dana pembangunan dan merupakan hasil dari Heads of Government Summit di Moscow pada tahun 2005.
Bentuk usaha China adalah mengarahkan masa depan organisasi agar dapat focus pada ranah ekonomi. Dengan pemnfaatan SCO summit juga China banyak menyuarakan isu ekonomi dan berusaha mendapatkan dukungan dari negara anggota untuk memperluas kerjasama di dalam SCO. Hal ini dapat dilihat dari hasil Shanghai summit dan Moscow summit yang menghasilakan SCO BC dan IBC yang keduanya ini merupakan badan khusus dari yang dibentuk untuk memfasilitasi kerjasama serta pedagangan antar negara dalam anggota SCO. China tetap berusaha untuk selalu menjaga hubungan baik dari tiap anggota serta mendukung pembangunan negara-negara anggota berupa bantuan ekonomi dan militer.