Otak merupakan salah satu sistem saraf pusat yang mampu menerima dan memproses seluruh informasi serta dapat mengontrol seluruh gerakan tubuh. Perkembangan otak dimulai sejak di dalam kandungan dan akan terus berlanjut sampai setelah lahir. Perkembangan otak janin merupakan salah satu fase terpenting selama di dalam kandungan. Ternyata ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perkembangan otak janin selama masa kehamilan. Berikut penjelasannya:
1. Karakteristik Calon Orang Tua
Menurut Studi University of Queensland, Australia menyebutkan bahwa seorang ayah yang berusia sekitar 40 tahun bahkan lebih akan mengalami risiko tinggi bayi terkena autisme yang menyebabkan kelainan pada tengkorak dan wajah. Menurut penelitian terkait autisme, usia mama juga mempengaruhi hal tersebut. Pada setiap kenaikan usia mama lima tahun, potensi untuk memiliki anak sindrom akan semakin meningkat menjadi sekitar 18%. Pekerjaan ayah juga dapat mempengaruhi hal ini. Menurut penelitian University of North Carolina menjelaskan bahwa pekerjaan ayah juga dapat menyebabkan bayi lahir cacat. Hipotesis kelompok profesi yang berisiko tinggi disebabkan akibat adanya exposure bahan kimia yang terdapat di sekitar pekerjaan tersebut.
2. Kekurangan Vitamin D
Menurut Telethon Institute for Child Health Research, anak yang lahir dari mama yang memiliki tingkat vitamin D rendah selama masa kehamilan, akan berpotensi memiliki masalah bahasa yang parah ketika mereka berada di sekolah. Studi Universitas Nasional Australia mengemukakan bahwa mama yang kurang terkena sinar matahari selama 3 bulan pertama kehamilan, akan memiliki risiko lebih tinggi terkena multiple sclerosis di kemudian hari. Itulah mengapa, Vitamin D di bawah sinar matahari penting untuk perkembangan janin dari sistem saraf pusat.
3. Polusi Udara Yang Kotor
Paparan udara kotor akan mengganggu masalah perkembangan sel otak janin, hal ini bisa meningkatkan risiko anak menjadi autisme. Selain itu, nikotin juga juga bisa menyebabkan masalah kejiwaan bagi si kecil dan bisa juga menimbulkan penyempitan di pembuluh darah serta mengurangi aliran darah dan nutrisi di dalam plasenta. Paparan pestisida juga termasuk salah satunya, biasanya yang ada pada tanaman pangan. Oleh karena itu, mama disarankan untuk mencuci bersih buah dan sayur yang akan dikonsumsi dan jangan lupa untuk mempertimbangkan pembelian produk organik untuk menghindari si kecil terkena paparan pestisida dari makanan.
4. Kelahiran Premature
Menurut Dr. Bryan William selaku Profesor Kedokteran Keluarga dan Pencegahan di Emory University School of Medicine, Atlanta mengatakan bahwa bayi yang lahir pada usia kandungan 37 minggu dan 38 minggu memiliki nilai membaca lebih rendah secara signifikan, jika dibandingkan dengan yang lahir pada usia kandungan 39,40 atau 41 minggu.
5. Obat-Obatan dan Sejenisnya
Mama yang sedan gada pada masa kehamilan tidak disarankan untuk mengkonsumsi obat apapun, terutama saat memasuki trimester pertama kehamilan. Tidak hanya obat, alkohol dan narkoba juga harus dihindari karena akan berdampak buruk pada janin. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh mama akan melewati plasenta yang nantinya dapat meracuni bayi dalam kandungan. Dan penggunaan narkoba juga mempengaruhi perkembangan otak bayi.