Mohon tunggu...
Shafira MeiriskaPutri
Shafira MeiriskaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

she has a deep concern in social issue and stuffs

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Standar Kecantikan yang Dibentuk oleh Iklan Produk Indonesia

25 Desember 2020   16:46 Diperbarui: 25 Desember 2020   17:04 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, dengan seiringnya perkembangan zaman, standar kecantikan yang telah terkonstruksi oleh sosial ini sendiri mulai bergeser. Dewasa ini sudah mulai banyak iklan-iklan produk kecantikan yang menyatakan bahwa cantik tidak perlu berkulit putih. 

Salah satu contohnya ialah produk Clean & Clear versi 1000 Suku Indonesia, Warna Kulit Berbeda yang diluncurkan pada tahun 2017. Iklan berdurasi 50 detik ini memunculkan beberapa perempuan yang memiliki warna kulit yang berbeda-beda dan rambut yang berbeda-beda. Mulai dari berkulit putih, kuning langsat, sawo matang hingga gelap. 

Model-model iklannya pun memiliki rambut beragam pula, rambut pendek dan panjang berjenis ikal, keriting, lurus, dan warnanya pun tidak selalu hitam. Iklan ini juga mengajak para penonton untuk menghapus stigma bahwa perempuan cantik harus putih. Secara eksplisit juga iklan ini menunjukkan bahwa kecantikan perempuan akan terpancar apabila perempuan tersebut merasa percaya diri dengan apa yang dimiliki. Semua warna kulit, warna rambut, ukuran rambut berhak menjadi cantik.

Selain produk untuk wajah, iklan produk kecantikan untuk rambut juga turut menggeser konsep kecantikan Indonesia yang selama ini western-minded. Contohnya, yaitu iklan Dove yang menjalankan gerakan dengan tema “Rambut Aku Kata Aku”. 

Pada iklan berdurasi satu menit 35 menit ini ditunjukkan adanya enam perempuan dengan gaya rambut yang berbeda. Ada yang berambut keriting, ikal, pendek, botak, berwarna ungu, dan menutupi rambutnya dengan hijab. Perbedaan ini disatukan dengan kata-kata bahwa rambut yang dimilikinya ialah hak mereka sendiri. Orang lain tidak berhak untuk menyuruh meluruskan rambut, memanjangkan rambut, dan yang lainnya. Iklan ini menunjukkan bahwa cantik itu beragam dan tidak perlu memedulikan perkataan orang lain tentang diri kita.

Maraknya pergeseran standar kecantikan di Indonesia ini berdampak pada perempuan-perempuan yang tadinya selalu tidak percaya diri dan khawatir apabila tidak memiliki apa yang seharusnya dimiliki perempuan ‘cantik’ ini menjadi kembali percaya diri karena standar kecantikan ialah sebenarnya tidak bisa direpresentasikan dalam satu konsep saja. Ditambah lagi dengan beragamnya suku dan ras yang dimiliki oleh Indonesia sehingga genetik dari orang Indonesia sangat berbeda dengan orang-orang Barat.

Pada uraian ini media massa atau iklan yang ditampilkan sangatlah berpengaruh pada pemikiran masyarakat. Apa yang ditanamkan oleh media massa seolah-olah menjadi yang paling benar sehingga semua berjalan sesuai dinamikanya. 

Sekarang-sekarang ini sudah mulai bermunculan brand-brand kecantikan yang menunjukkan bahwa cantik itu beragam. Jadi, tidak ada lagi satu standar kecantikan karena setiap orang memiliki karakter dan keunikannya sendiri-sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun