Namun, ilmu sosial tampak tertinggal dalam memahami dan menjelaskan perubahan-perubahan sosial yang saat ini berlangsung begitu cepat. Karena, banyak aspek-aspek dari perubahan sosial ini mendahului kemampuan ilmu sosial dalam menjelaskan dan memahaminya. Sehingga, disinilah ilmu sosial tidak boleh terhenti dan statis dalam menyikapi gerak perubahan sosial.
Justru dalam konteks ini ilmu sosial harus bisa memanfaatkan tantangan menjadi peluang untuk selalu mengembangkan seluruh perangkat keilmuan, terutama dalam hal teoritis-metodologis dan pendekatan serta perangkat penelitian yang modern. Sehingga ilmu sosial mampu mengungkap dan memahami berbagai gejala sosial terutama yang memiliki pengaruh luas pada masyarakat.
Perkembangan digital saat ini semakin cepat. Dimana manusia umumnya memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa lepas dari perangkat elektronik yang dapat membantu sebagian besar kebutuhan hidup.
Era digital ini telah membawa berbagai perubahan baik secara positif maupun negatif dalam waktu bersamaan. Sehingga dalam hal ini menjadi tantangan baru dalam kehidupan masyarakat di era digital. Media baru era digital memiliki karakteristik yang dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet (Setiawan, 2017:1). Kemampuan media era digital ini memudahkan manusia dalam menerima informasi lebih cepat dan akurat.
Teknologi digital semakin menjadi bagian yang terintegral dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Kondisi seperti inilah yang pada akhirnya oleh para ilmuwan sosial mencoba untuk disesuaikan dengan keadaan dunia digital dan salah satunya muncul istilah atau cabang baru dalam kajian ilmu sosial yaitu sosiologi digital.
Dalam konteks kajian ilmu sosial, istilah sosiologi digital bukan hanya menjadi kemajuan dari wacana para ilmuwan sosial yang tertarik pada sosiologi teknologi dan teknologi sosial, melainkan menjadi jawaban yang tepat dari berbagai pertanyaan mengenai relevansi sosiologi di era digital (Tendi, 2021:137).
Dalam hal ini sosiologi memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mengomentari peran yang dimainkan oleh media dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, hubungan sosial, kesenjangan sosial, pranata sosial, dan sebagainya (Lupton, 2020:10). Sosiologi digital memiliki perhatian khusus terhadap pemahaman penggunaan media digital dalam segala aktivitas riset yang ditujukan untuk mempelajari kehidupan manusia dengan lebih efisien dan efektif (Tendi, 2021:139).
Dalam pandangan Lupton, sosiologi digital tidak hanya sekedar berbicara tentang kegiatan penelitian dan teoritisasi sosiologi yang membahas mengenai bagaimana individu memakai teknologi digital atau memusatkan perhatiannya pada data digital yang dihasilkan dari pemakaian teknologi tersebut.
Lebih dari itu sosiologi digital melihat kegiatan sosiologis lain yang bersifat daring, seperti sosiologi cyber, sosiologi media sosial, dan sebagainya. Karena baginya istilah sosiologi digital ini tidak sesederhana itu.
Dimana dalam praktiknya memiliki ruang lingkup dan cakupan yang lebih luas lagi. Pembahasan yang seharusnya dikaji tidak hanya sekedar teknologi, media digital, dan bagaimana cara menggunakannya saja. Namun juga bagaimana pengaruh dari penggunaan teknologi digital tersebut terhadap aspek-aspek sosiologis manusia, seperti pola interaksi, hubungan relasi antar individu, pola hubungan perilaku sosial, tindakan sosial, pemahaman mengenai identitas dan konsep diri manusia, dan sebagainya.
Sosiologi digital didasari oleh pemahaman mengenai manfaat dari hal-hal yang bersifat digital terhadap kemudahan dan kelangsungan hidup masyarakat saat ini yang meliputi masalah waktu, faktor geografis, dan faktor lingkungan.