Istilah "generasi rebahan" di masa pandemi ini rasanya sangat melekat pada pemuda. Ketidak produktifan ini tentunya hanya akan menyia-nyiakan waktu. Dalam membangun dan menciptakan kegiatan yang produktif dengan mengubah mindset dari hanya sekedar konsumen atau penikmat tetapi menjadi produsen atau creator.
Dalam teori tindakan sosial Max Weber individu individu dalam merupakan aktor yang kreatif dan realistis yang juga statis tidak ada paksaan fakta sosial masyarakat. Dalam artian tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan nilai, norma dan kebiasaan yang termasuk didalam konsep fakta sosial. Weber tidak memisahkan dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial. Struktur sosial dan pranata sosial merupakan konsep yang saling berhubungan dalam membentuk suatu tindakan sosial yang penuh makna dan arti.
Tindakan sosial adalah tindakan individu yang sepanjang tindakannya mempunya makna atau arti subjektif bagi dirinya sendiri dan diarahkan kepada tindakan orang lain. sebaliknya, tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati atau objek fisik dengan tanpa dihubungkan dengan tindakan orang lain maka bukan termasuk tindakan sosial. Teori tindakan sosial Weber ini melihat bahwa pemuda melakukan segala aktivitasnya karena ada motif..
Teori tindakan sosial Weber berorientasi pada motif atau tujuan dari aktor atau pelaku. Dengan teori ini kita mampu memahami bahwa setiap perilaku individu atau kelompok masing-masing memiliki motif dan tujuan yang berbeda terhadap individu atau kelompok dalam melakukan tindakan. Weber membagi tindakan sosial menjadi empat, yaitu:
1) Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang berdasarkan pada kebiasaan yang sudah mengakar secara turun-temurun atau berasal dari kepercayaan dan faktor keturunan garis keluarga;
2) Tindakan afektif, yaitu tindakan yang ditentukan dari kondisi dan orientasi emosional aktor;
3) Tindakan rasional instrumental, yaitu tindakan yang merujuk pada pencapaian tujuan-tujuan dipertimbangkan secara rasional serta diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh aktor yang bersangkutan;
4) Tindakan rasional nilai, yaitu tindakan yang berdasarkan pada nilai yang dilakukan untuk alasan dan tujuan berkaitan dengan nilai yang diyakini secara personal aktor tanpa memperhitungkan peluang berhasil atau gagalnya tindakan tersebut.
Dilihat melalui tindakan tradisional sebelumnya nilai-nilai kebudayaan di masa pandemi ini harus disesuaikan lagi dan mengalami adaptasi. Peran pemuda bisa dilihat melalui bagaimana nilai gotong royong dan kerja sama selama pandemi ini seperti selalu menjalankan protokol kesehatan dan membantu menyebarkan informasi berdasarkan data dan fakta terkait Covid-19 kepada masyarakat luas.
Dalam tindakan afektif peran pemuda bisa dilihat melalui adanya pemberian bantuan kepada masyarakat yang terdampak dan mengikuti kegiatan sosial sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Hal ini didasarkan pada empati para pemuda sehingga muncul keinginan untuk menolong sesama.
Tindakan rasional nilai ini berarti para pemuda bertindak mengutamakan apa yang dianggap baik dan wajar di dalam masyarakat diatas tujuan individualnya dan apabila tidak maka tindakan tersebut berpotensi dianggap tidak wajar bahkan mendapat penolakan. Hal ini dapat dilihat dari senantiasa menjalankan aktivitasnya sesuai dengan protokol kesehatan yaitu 5M (Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjauhi kerumunan, Mengurangi mobilitas, dan Menjaga Jarak), apabila memang harus beraktivitas di luar rumah.