Shalat wajib bagi setiap muslim yang telah balig dan berakal, kecuali perempuan haid dan nifas seperti dijelaskan pada bab bersuci. Karenanya, orang kafir dan orang gila tidak diperintahkan untuk shalat. Sedangkan anak kecil laki-laki, bagi wali yang menangani urusannya diharuskan mengajarinya tata cara shalat, menyuruhnya mendirikan setelah berusia tujuh tahun, dan memukulnya ketika berusia sepuluh tahun jika ia tidak mau mendirikan shalat.
Pengertian Shalat
Shalat menurut arti bahasa adalah doa, sedangkan menurut terminologi vara adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
la disebut shalat karena ia menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan shalat merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah se. Dari sini maka, shalat dapat menjadi media permohonan pertolongan dalam menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya, sebagaimana firman Allah:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. (QS. Al-Baqarah (2) 153)
Shalat Adalah Dzikir, Membaca, Ruku, Sujud, dan Berdiri.
Tujuan membaca Alquran dan Dzikir-dzikir dalam shalat adalah untuk memuji dan merendahkan diri kepada Allah sehingga ia tidak cukup hanya dengan sekadar menggerakkan lisan seperti biasa, melainkan harus dibarengi ketenangan hati dan kemantapan iman
Berdiri adalah ungkapan kesadaran, dan seorang hamba tidak akan dapat menyaksikan qayyimiyyah (Kemahapengurusan segala sesuatu) Tuhannya dengan sikap lalai dan abai terhadap-Nya.
Adapun Ruku dan Sujud, tujuannya adalah pengagungan (at-ta thin) dan ini tidak akan tercapai dengan sikap lalas. Dan jika ia (ruku dan sujud) sudah keluar dari tujuan pengagungan, maka yang tersisa hanyalah gerakan punggung dan kepala, sementara di dalamnya tidak ada unsur masyaqqah (kesulitan) yang menjadi tujuan pengujian si hamba dengan ruku dan sujud
Bagaimana shalat dapat menjadi tiang agama jika dilakukan tanpa kesadaran hati? Bagaimana ia dapat menjadi pembeda antara orang kafir dengan muslim, bagaimana ia dapat menjadi lebih utama daripada ibadah yang lain, dan bagaimana orang yang meninggalkan harus diperangi, jika tidak terwujud di dalamnya munajat antara hamba dan Tuhannya!!
Sesungguhnya keagungan shalat tidak hanya terletak pada aspek aspek perbuatannya yang nampak secara zhahir, melainkan juga harus menghadirkan hati agar munajat kita kepada sang pencipta tercapai. Allah berfirman: