Memiliki etika dalam berbisnis merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Karena dengan adanya etika yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan beberapa manfaat yang akan sangat berguna di masa depan, di antaranya sebagai berikut :
- Perusahaan akan memiliki reputasi yang baikÂ
Perusahaan yang menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usaha bisnisnya, harus memiliki citra yang baik dan mempertahankan pertumbuhan pelanggan. Menerapkan etika bisnis memungkinkan perusahaan untuk terus berkembang, mencapai tujuan perusahaan mereka, dan juga dapat melindungi serta menjunjung tinggi nama baik atau reputasi mereka.
- Etika bisnis yang baik dan tepat akan menimbulkan kepercayaanÂ
Perusahaan yang berani dalam kejujuran pastinya akan mendapatkan manfaat seperti kepercayaan dari konsumen maupun para pesaing. Tentu saja, hal itu dapat menciptakan lingkungan bisnis yang sangat kondusif dan positif. Lebih dari sekedar loyalitas, mereka juga akan merekomendasikan bisnis tersebut kepada orang lain.
- Meningkatkan keuntungan secara maksimalÂ
Perusahaan yang menerapkan etika bisnis akan membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan secara tidak langsung mencapai keuntungan yang maksimal. Ini terjadi karena pelanggan menunjukkan kepercayaan penuh. Lebih banyak kepercayaan pelanggan berarti lebih banyak penjualan, tentu saja perusahaan akan lebih banyak mendapatkan pendapatan.
- Menjunjung nilai moral Â
Nilai moral selalu memiliki keterkaitan dengan etika bisnis dan juga dapat memberi efek atau mempengaruhi perilaku dan moral karyawan dalam suatu perusahaan. Nilai ini mampu membuat atau menjadikan perusahaan menjadi lebih dan lebih unggul.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNISÂ
Setiap perusahaan harus memiliki prinsip-prinsip dalam menjalankan usaha bisnisnya. Berikut beberapa prinsip-prinsip utama etika bisnis, di antaranya yaitu :
- Otonomi. Seperti yang diketahui, seorang pengusaha harus memiliki otoritas dalam pengambilan keputusan yang baik. Prinsip otonomi melihat dalam hal ini kewenangan penuh perusahaan. Oleh karena itu, visi dan misi yang disiapkan perusahaan berdampak positif terhadap kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan perusahaan. Selain itu, seseorang yang telah menjalankan fungsi otonom cepat atau lambat pastinya akan menyadari risiko dan konsekuensi atau akibat yang ditimbulkannya bagi diri mereka sendiri dan orang lain yang memiliki hubungan bisnis dengan mereka. Pada umumnya orang dengan prinsip otonomi senang diberi kebebasan dan wewenang untuk melakukan apa yang dianggapnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di bidang pekerjaan mereka.
- Equilibrium. Semua keputusan yang diambil terkait dengan otonomi pengusaha ekonomi juga harus setara atau seimbang. Dengan kata lain, perusahaan tidak boleh memutuskan sesuatu keputusan secara sepihak atau berat sebelah. Misalnya, pembayaran upah sesuai kontrak dan iuran karyawan.
- Free Will (Kehendak bebas). Maksud dari Free Will atau berkehendak bebas adalah peluang rata-rata yang dapat dimiliki seseorang. Semua pengusaha ekonomi memiliki porsi yang sama sesuai dengan potensinya masing-masing, batasan tidak boleh ditempatkan hanya untuk satu kelompok saja.
- Responsibility. Pada teori deontologi sebelumnya dalam etika bisnis juga membahas mengenai tanggung jawab pengusaha ekonomi. Oleh karena itu, selain menerima kehendak bebas, segala tindakan yang dibuat dan perbuatan yang dilakukan juga harus diperhatikan.
- Honesty. Dalam lingkungan bisnis, kejujuran dan transparansi juga harus diterapkan pada tindakan yang kita lakukan. Sebagai contoh, ketika produk dijual dan dibeli, maka langkah yang diambil harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Contoh lainnya adalah pelaporan keuangan. Ini juga harus didasarkan pada transparansi.