(9). Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?Â
Tantangan yang sering terjadi biasanya adalah apabila kita harus memutuskan suatu dilema etika dengan cepat. Sementara itu, kita perlu waktu untuk mempelajari atau menggali informasi dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Selain itu, dalam pengambilan keputusan, selalu ada konsekuensi yang mengikutinya. Terkadang tidak semua keputusan bisa memuaskan semua pihak. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi biasanya adalah reaksi tak terduga atau penolakan karena hasil keputusan berisi perubahan paradigma yang dianggap baru dan bertentangan dari paradigm yang diyakini sebelumnya. Tantangan lainnya adalah saat kita mengambil keputusan dengan menggunakan prinsip berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) keputusan kita akan dianggap kaku dan dianggap tidak memanusiakan manusia. Sehingga prinsip penyelesaian dilemma dengan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) dan  berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) tetap harus diperhatikan.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan pengajaran yang memerdekakan murid bukan berarti membebaskan murid sesuai kemauannya tanpa adanya pengarahan dari gurunya, atau membiarkan murid bertindak sesuka hati mereka. Pengajaran yang memerdekan murid merupakan pengajaran yang berpusat pada murid dengan menggali apa yang mereka minati dan apa yang mereka butuhkan untuk kemudian dipenuhi kebutuhannya tersebut dengan teknik pembelajaran berdiferensiasi.
Pengaruh yang diperoleh dari pengambilan keputusan pengajaran yang memerdekakan murid diantaranya yaitu terpenuhinya kebutuhan belajar murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Â Murid juga akan termaksimalkan potensinya karena mereka dituntun untuk lebih kreatif dan bernalar kritis. Murid juga akan menjalankan kegiatan pembelajaran dengan perasaan yang bahagia karena sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Guru berperan untuk menjadi fasilitator dan coach bagi murid-muridnya untuk meraih kesuksesan dengan memaksimalkan bakat, minat yang mereka miliki, serta menuntun murid untuk memiliki budi pekerti yang luhur yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan universal.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Masa depan murid atau kehidupannya sangat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran. Karena keputusan yang diambil tersebut memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi kehidupan murid. Oleh karena itu, dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus menggunakan tiga landasan utama yaitu berpihak pada murid, mengandung nilai-nilai kebajikan universal, serta merupakan keputusan yang bertanggung jawab. Prinsip berfikir yang digunakan biasanya ada berpikir berbasis hasil, berfikir berbasis peraturan dan berfikir berbasis rasa peduli. Agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan untuk menghindari kesalahan maka dapat menggunakan 9 langkah prosedur pengambilan keputusan. Â Â
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan dari pembelajaran ini dan keterkaitannya dengan materi-materi sebelumnya bahwa pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan pratap triloka yang disampaikannya yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan). Semboyan tersebut jika dikaitkan dengan seorang pemimpin pembelajaran memiliki arti bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memberikan keteladanan, motivasi dan dukungan serta memberdayakan potensi murid dengan baik. Selain itu pada filosofi Ki Hajar Dewantara juga menuturkan bahwa pendidikan harus berpihak pada murid, tugas guru adalah mengantarkan muridnya menuju kodrat alam dan kodrat zamannya hal tersebut sesuai dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus berpihak pada murid.
Pengambilan keputusan sejalan dengan nilai-nilai guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada peserta didik
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Bahwa dilema etika adalah sebuah pilihan yang sulit antara hal yang benar dengan benar, sedangkan bujukan moral adalah bujukan diantara pilihan benar dengan salah. Pada kasus dilema etika terdapat ada pola, model atau paradigma pengambilan keputusan yang biasanya terjadi, diantaranya yaitu individu lawan kelompok (individual vs community),  rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyality), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).  Pada saat pengambilan keputusan terdapat tiga prinsip berpikir yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu : berpikir Berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking). Selain itu, agar keputusan kita tepat sasaran maka diperlukan 9 langkah pengambilan dan  pengujian keputusan. 9 langkah tersebut diantaranya yaitu :
(1). Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
(2). Menentukan siapa saja yang terlibat
(3). Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan