Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maulid Nabi Ajang Mengelola Rasa Syukur di Lombok

31 Oktober 2021   08:58 Diperbarui: 31 Oktober 2021   09:00 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Namun, tak jarang ada yang sampai berhutang untuk bisa menyelenggarakan acara syukuran yang hanya ada setahun sekali ini. Bahkan, sebelum Bulan Maulid tiba-tiba banyak orang meminta-minta ke rumah-rumah di kompleks untuk mendapatkan uang lebih memenuhi kebutuhan maulid mereka. 

sumber: dokumen pribadi
sumber: dokumen pribadi

Beberapa tahun yang lalu saat baru menikah dan tinggal di kompleks di Kota Mataram, saya sedikit bingung dengan peminta-minta yang seperti ada musimnya. Pada saat tertentu banyak sekali yang datang meminta-minta meski dilihat dari fisiknya bukan orang renta dan masih sanggup bekerja.

Namun, hal itu tidak terjadi sering kali. Hanya waktu-waktu tertentu saja. Bahkan, ada yang seperti kenal dengan orang pemilik rumah dan memberikan jajanan dengan harapan diberikan uang.

Saat itu saya masih tinggal di rumah mertua, di sebuah kompleks perumahan yang mungkin dianggap mereka kebanyakan orang yang bekerja.

Setelah lama, saya baru sadar kalau pasti musim ibu-ibu peminta-minta itu persis sebelum Bulan Maulid atau awal Bulan Maulid. Setelah mengetahui kebiasaan masyarakat setempat tentang perayaan Maulid Nabi, saya pun mengerti mengapa banyak peminta-minta di waktu-waktu tertentu.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw memang lebih ramai dibanding dengan saat Hari Raya Idul Fitri di Lombok. Namun, seharusnya tetap disesuaikan dengan kemampuan kita.

Tak perlu memaksakan dan sesuai kemampuan saja karena akan banyak membuat masalah baru kalau kita memaksakan mengikuti kebiasaan yang tak sesuai kemampuan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun