Pengaruh Penyuluhan Mengenai Obat Tradisional terhadap Kesadaran Kesehatan Masyarakat Pedesaan di Indonesia

Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) telah melakukan tiga tahap untuk mencapai kemujuran kegiatan sosialisasi mengenai penggunaan dan pengolahan tanaman obat keluarga, hal yang diterapkan antara lain persiapan, dilakukannya pelaksanaan serta kegiatan evaluasi dan pengawasan (Susanto, 2017).

Berdasarkan data dari riset yang dilakukan oleh Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 dihasilkan sekitar sebesar 30,4% dari rumah tangga di Indonesia telah menggunakan sistem pelayanan kesehatan secara tradisional, dan sekitar 49% diantara rumah tangga tersebut sudah mengolah dan mengkonsumsi ramuan obat tradisional. 

Sedangkan data riset dari Riskesdas tahun 2010 memperlihatkan 60% penduduk Indonesia yang berada diatas usia 15 tahun sudah pernah mengkonsumsi jamu-jamuan, dan 90% diantara mereka telah mengatakan dan mengetahui manfaat dari meminum jamu (Aditama, 2014). Dan dari hasil riset tersebut dapat diketahui apabila penyuluhan mengenai obat tradisional dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kesehatan masyarakat terutama masyarakat pedesaan di Indonesia. 

Dan pada kenyataannya sebagian masyarakat pedesaan mengetahui bahwa obat tradisional jauh lebih aman untuk dikonsumsi jika dibandingkan dengan obat modern yang dibuat di pabrik. Dan telah diakui jika efek samping yang diberikan oleh obat tradisional jauh lebih kecil dibandingkat obat modern.

Dengan melakukan pengabdian masyarakat berupa kegiatan penyuluhan mengenai obat tradisional, pemanfaatan mengenai tumbuhan sebagai bahan obat tradisional telah meningkat di daerah pedesaan di Indonesia. Tumbuhan-tumbuhan yang diolah diantaranya tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar masyarakat daerah tersebut seperti bawang putih, bawang daun, kubis, jambu sawi, adas, jahe, kunyit, pisang raja, dlingo, ceplukan, dan juga jagung. 

Penyuluhan akan meningkatkan persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan tumbuhan obat untuk diolah menjadi obat tradisional. Dan tentunya harus dilakukan penyuluhan lebih lanjut mengenai pemanfaat obat tradisional untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia.

Wawasan yang telah diberikan dari kegiatan penyuluhan mengenai pemanfaatan obat tradisional ini harus disebarluaskan oleh masyarakat agar informasi tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat yang lainnya. Penyebaran informasi dapat dilakukan mulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga. Apabila kesadaran masyarakat dari beberapa keluarga meningkat maka dapat berdampak besar bagi kesadaran kesehatan masyarakat di lingkungan sekitarnya juga.

Referensi:

1. Aditama TY. (2014). Jamu dan Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
2. Aprilina, F., 2013, Profil Penggunaan Obat Tradisional Pada Masyarakat Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Tahun 2013, Naskah Publikasi, Fakultas Farmasi : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3.  BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 12 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional (2014). Indonesia.
4.  Futri, C. L., & Yanti, S. (2020). Penyuluhan Penggunaan Obat Tradisional di Desa Manegen. Jurnal Education and Development, 8(1), 15-15.
5. Hasyim, S. B., Wahyudi, Y. T., & Fauzan, H. S. (2020). Mengadakan Penyuluhan Mengenai Penggunaan Obat Tradisional. Budaya dan Masyarakat, 1(2), 47- 50.
6. Nasrudin, J. (2019). Refleksi prilaku keberagamaan dalam sistem pengobatan tradisional masyarakat pedesaan: Penelitian terhadap eksistensi sistem pengobatan tradisional masyarakat pedesaan di wilayah kecamatan Kadungora Kabupaten Garut (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
7.  Pratiwi, R., Saputri, F. A., & Nuwarda, R. F. (2018). Tingkat Pengetahuan Dan Penggunaan Obat Tradisional Di Masyarakat: Studi Pendahuluan Pada Masyarakat Di Desa Hegarmanah, Jatinangor, Sumedang. Dharmakarya, 7(2), 97-100.
8. Stefani, H. (2020). Penyuluhan Penggunaan Obat Tradisional Kepada Lansia Puskesmas Palanro Kabupaten Barru. Jurnal Pengabdian Kefarmasian, 1(1), 23-26.
9. Sumayyah, S., & Salsabila, N. (2017). Obat tradisional: antara khasiat dan efek sampingnya. Majalah Farmasetika, 2(5), 1-4.
10. Syahara, S., & Yanti, S. (2020). PENYULUHAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DI DESA LABUHAN RASOKI. JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, 8(1), 6-6.
11.  Susanto, A. (2017). Komunikasi Dalam Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Kecamatan Margadana. Jurnal Para Pemikir, 6(1).
12. Vera, Y., & Yanti, S. (2020). Penyuluhan Pemanfaatan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional Indonesia Untuk Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Hipertensi Di Desa Salam Bue. Jurnal Education and development, 8(1), 11-11.
13. WHO. (2003). Traditional medicine, http://www.who.int/mediacentre/ factsheets/fs134/en/ [diakses 24 Desember 2021]
14. Yathurramadhan, H., & Yanti, S. (2020). Penyuluhan Penggunaan Obat Tradisional di Desa Sigulang. Jurnal Education and Development, 8(1), 4-4.
15.  Wardhani, i. a. (2019). PSYCHOANALYSIS OF MAIN CHARACTER'S PERSONALITY IN THE MOVIE MOANA. 11(2), 77-89