Mohon tunggu...
Shafa Resta Alinsa
Shafa Resta Alinsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pada jurusan Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Hedging Indonesia dalam Klaim Cina di LCS

4 Oktober 2022   23:34 Diperbarui: 4 Oktober 2022   23:37 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disisi lain hedging menjadi sebuah strategi yang bersifat lebih fleksibel dan menyediakan lebih banyak opsi dalam berhubungan dengan Cina.  Hal ini menyebabkan Indonesia masih bisa menikmati hubungan baik dengan Cina melalui pragmatisme ekonomi dan binding engagement dan disaat yang bersamaan dapat melakukan resistensi melalui tindakan indirect balancing dan juga dominance denial. 

Dengan demikian maka Indonesia memiliki keuntungan untuk tetap menjalin hubungan baik dengan Cina tanpa merusak hubungan dengan AS. Selain itu, dapat dilihat bahwa perspektif negatif Indonesia mengenai klaim Cina melibatkan tiga faktor yang sama dengan keuntungan yang ditimbulkan oleh kerjasama dengan Cina. Setiap permasalahan dan keuntungan tersebut pun berhubungan satu sama lain.

Hal yang sama juga terjadi di bidang politik. Indonesia khawatir bahwa klaim Cina yang agresif akan menimbulkan polaritas di antara anggota ASEAN. Akan tetapi, melalui sistem omni-enmeshment yang diterapkan oleh negara-negara ASEAN, hubungan baik dengan Cina membantu Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya menciptakan sebauh dynamic equilibrium antara kekuatan-kekuatan eksternal yang ada di Asia Pasifik. 

Negara-negara ASEAN melakukan engaging terhadap Cina semenjak tahun 1970-an (bertepatan ketika Cina melaksanakan strategic pause di Laut Cina Selatan), dan berhasil membangun hubungan baik dengan Cina di berbagai forum dan institusi regional. Indonesia sendiri baru memulai hubungan baik dengan Cina di tahun 1990, dan sejak saat itu intensitas hubungan di antara kedua negara terus meningkat. 

Selain itu, hubungan dengan Cina juga memudahkan Indonesia untuk melibatkan Cina di dalam forum-forum yang ditujukan untuk sarana resolusi konflik di Laut Cina Selatan, sehingga Cina menjadi lebih mudah dibendung bagi Indonesia dan negaranegara ASEAN lainnya.

Dalam menghadapi Cina di Laut Cina Selatan, Indonesia cenderung lebih memilih untuk berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan politik luar negerinya. Indonesia berusaha mengatasi ancaman dari adanya eskalasi kekuatan Cina dengan cara yang damai. Pada akhirnya, strategi ini merupakan tindakan yang paling rasional yang bisa dilakukan oleh Indonesia saat ini, khususnya setelah mempertimbangkan aspek politik dalam dan luar negeri, keamanan dan geopolitik, serta kebutuhan ekonomi Indonesia terhadap Cina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun