A. Latar Belakang
    Memahami konsep identitas dan integrasi nasional di Indonesia menjadi hal yang sangat penting, terutama di tengah dinamika sosial, politik, dan budaya yang semakin kompleks. Sebagai negara kepulauan yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki keberagaman etnis, budaya, dan agama yang luar biasa kaya. Keberagaman ini, meskipun menjadi aset, juga memiliki potensi konflik jika tidak dikelola secara bijak. Karena itu, membangun dan menjaga identitas nasional menjadi kunci untuk mencapai integrasi yang harmonis di antara berbagai kelompok masyarakat.
    Globalisasi telah membawa pengaruh signifikan terhadap interaksi antarbudaya. Di era digital, informasi dan budaya dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah diakses. Kondisi ini menuntut masyarakat Indonesia untuk lebih memahami dan menghargai keberagaman yang ada di tanah air. Identitas nasional yang kuat dapat menjadi fondasi untuk mengembangkan toleransi dan saling menghormati di tengah perbedaan yang ada (Siregar, 2017).
    Selain itu, integrasi nasional juga memiliki peran strategis dalam menciptakan stabilitas politik. Ketegangan sosial akibat perbedaan identitas sering kali menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. Oleh karena itu, integrasi nasional harus menjadi prioritas dalam kebijakan pemerintah. Pancasila sebagai ideologi negara dapat menjadi landasan yang kokoh dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman (Siswanto, 2013).
    Dalam bidang pendidikan, pemahaman tentang identitas dan integrasi nasional perlu diajarkan kepada generasi muda. Pendidikan berbasis nilai kebangsaan dapat membantu siswa untuk mencintai tanah air dan menghargai perbedaan. Melalui pendidikan yang inklusif, generasi muda dapat belajar hidup berdampingan sambil menghormati latar belakang budaya dan agama yang berbeda (Hidayat & Asmuni, 2019).
    Di sisi lain, tantangan seperti kesenjangan ekonomi juga memengaruhi upaya integrasi nasional. Ketimpangan antara daerah kaya dan miskin dapat memicu ketegangan sosial. Oleh karena itu, pemerataan pembangunan ekonomi menjadi langkah strategis untuk memperkuat integrasi nasional. Pemerintah perlu memastikan bahwa semua daerah mendapatkan akses yang setara terhadap sumber daya dan peluang (Kusumawati & Nurhayati, 2020).
    Aspek sosiologis dari identitas nasional juga berperan penting. Identitas nasional terbentuk melalui interaksi sosial antara individu dari berbagai latar belakang. Masyarakat harus aktif berpartisipasi dalam dialog antarbudaya untuk membangun pemahaman yang lebih baik terhadap keberagaman. Cara ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi integrasi sosial (Fitriani, 2021).
    Relevansi konsep ini juga terlihat dalam upaya menyelesaikan konflik etnis yang masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Memahami identitas nasional dapat membantu meredakan ketegangan dan mendorong rekonsiliasi antar kelompok. Dialog terbuka mengenai sejarah bersama dan nilai-nilai kebangsaan menjadi jembatan untuk menyatukan perbedaan (De Gani, 2023).
     Dengan memperkuat identitas nasional melalui pendidikan, kebijakan inklusif, dan dialog antarbudaya, Indonesia dapat terus maju sebagai bangsa yang bersatu dalam keberagaman. Tantangan ini menjadi peluang bagi seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
B. Rumus Masalah
- Apa yang dimaksud dengan identitas nasional dan integrasi nasional?
- Bagaimana hubungan antara keduanya dalam konteks Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
- Memahami konsep identitas dan integrasi nasional.
- Menjelaskan tantangan dan solusi untuk menjaga keutuhan bangsa.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Konsep Identitas Sosial
A. Pengertian Identitas Nasional
    Identitas nasional adalah konsep yang mengacu pada kepribadian atau jati diri suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lain. Istilah ini secara etimologis berasal dari dua kata: "identitas," yang berarti ciri atau tanda yang melekat pada individu atau kelompok, dan "nasional," yang merujuk pada keterikatan dengan suatu bangsa. Oleh karena itu, identitas nasional mencerminkan nilai-nilai, budaya, serta karakteristik khas yang dimiliki oleh suatu negara, sekaligus berfungsi sebagai alat pemersatu bagi masyarakatnya. Identitas ini terbentuk dari sejarah, budaya, dan simbol-simbol kenegaraan seperti bendera, bahasa, dan lambang negara (Gramedia, 2024).
    Di Indonesia, identitas nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sejarah, budaya, suku bangsa, dan agama. Sejarah panjang Indonesia yang mencakup penjajahan dan perjuangan kemerdekaan telah membentuk kesadaran kolektif akan pentingnya persatuan dan kesatuan. Selain itu, keragaman budaya dan suku bangsa menambah kekayaan serta kompleksitas identitas nasional Indonesia. Pancasila, sebagai dasar negara, turut memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional yang mencerminkan nilai-nilai dan pandangan hidup bangsa (Martoredjo, 2023).
    Fungsi identitas nasional sangat penting untuk menjaga eksistensi suatu bangsa. Identitas ini menjadi landasan dalam pembangunan sosial, politik, dan ekonomi, serta sebagai karakteristik yang membedakan Indonesia dari negara lain. Dengan memahami dan menghayati identitas nasional, masyarakat diharapkan mampu menghargai perbedaan dan memperkuat persatuan di tengah keragaman. Oleh karena itu, identitas nasional bukan sekadar simbol, tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia (Detik.com, 2023).
    Faktor-faktor yang membentuk identitas nasional sangat bervariasi dan saling terkait, melibatkan elemen-elemen seperti sejarah, budaya, bahasa, dan simbol negara. Sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan identitas suatu bangsa. Pengalaman bersama dalam menghadapi penjajahan dan perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan menciptakan ikatan emosional yang erat antara warga negara. Contohnya, pengalaman kolektif dalam dua kerajaan besar seperti Majapahit dan Sriwijaya serta perjuangan melawan kolonialisme telah membentuk rasa persatuan yang kuat di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, budaya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mempererat keragaman identitas, menghasilkan kekayaan budaya yang khas. Kebudayaan Indonesia yang beragam, meliputi tradisi, seni, dan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi, semakin memperkuat rasa memiliki terhadap negara.
B. Unsur-unsur Identitas Nasional
Adapun unsur-unsur identitas Nasional diantranya adalah sebagai berikut:
Pancasila sebagai dasar ideologi negara
   Indonesia memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional. Pancasila terdiri dari lima sila yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang diharapkan dapat mengarahkan perilaku masyarakat dan pemerintah. Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai pedoman moral, tetapi juga sebagai sumber hukum yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai dalam Pancasila, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial, saling mendukung dan menjadi fondasi bagi cita-cita masyarakat yang adil dan makmur
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
    Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa yang menyatukan sekaligus menjadi bagian penting dari identitas nasional. Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa ini juga menjadi simbol persatuan antara beragam suku dan budaya yang ada di Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan, seperti pendidikan, pemerintahan, dan media, turut memperkokoh rasa kebersamaan serta identitas bangsa. Oleh karena itu, bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesatuan bangsa serta mempermudah interaksi antarwarga negara.
Lambang negara dan nilai-nilai kearifan lokal.
    Lambang negara, Garuda Pancasila, serta nilai-nilai kearifan lokal merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia. Garuda Pancasila melambangkan kekuatan dan keberanian, serta mengingatkan kita pada semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Selain itu, nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam berbagai budaya daerah di Indonesia turut memperkaya identitas nasional dengan memberikan ciri khas yang membedakan bangsa ini dari negara lain. Semua unsur ini bersama-sama membentuk landasan yang kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. (Gramedia Literasi, 2024)
2. Konsep Integrasi nasional
A. Pengertian Integrasi Nasional
    Integrasi nasional merujuk pada usaha untuk menyatukan berbagai elemen dalam sebuah negara menjadi satu kesatuan yang utuh. Di Indonesia, integrasi nasional menjadi hal yang sangat penting karena adanya keberagaman etnis, budaya, dan agama. Menurut Koentjaraningrat, seorang pakar antropologi Indonesia, integrasi nasional adalah proses yang melibatkan kesadaran kolektif mengenai persatuan dan kesatuan, serta penghargaan terhadap keberagaman yang ada. (Santoso, Abdulkarim, Maftuh, & Murod, 2023).
    Integrasi nasional adalah proses penyatuan individu-individu dari berbagai daerah dengan perbedaan dalam hal etnis, budaya sosial, atau latar belakang ekonomi, yang kemudian menjadi satu kesatuan, terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang serupa.
    Integrasi nasional sangat terkait dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yang menjadi pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika menekankan pentingnya menjaga kesatuan, persatuan, dan keutuhan negara bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan terhadap integrasi nasional. Dalam konteks Indonesia, integrasi nasional juga berkaitan dengan rasa nasionalisme, konsep negara-bangsa, serta harmoni sosial. Keberagaman ras, suku, agama, etnis, dan budaya memberikan identitas khas bagi Indonesia, yang memerlukan pemeliharaan nilai-nilai kebangsaan dan integrasi. Oleh karena itu, integrasi nasional merupakan usaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui penghargaan terhadap keberagaman, pemeliharaan nilai-nilai kebangsaan, dan penyelesaian konflik antara pusat dan daerah. (Santoso, Damayanti, Murod, & Imawati, 2024).
    Integrasi sosial adalah elemen penting untuk menjaga stabilitas dan keharmonisan dalam masyarakat yang memiliki keragaman budaya. Proses ini melibatkan interaksi yang intens antar berbagai kelompok dalam masyarakat, yang memungkinkan terjadinya kolaborasi dan pemersatuan di berbagai aspek kehidupan. (Paulus Wirutomo, 2012) membedakan integrasi sosial menjadi tiga jenis, yaitu integrasi normatif, integrasi fungsional, dan integrasi budaya. Integrasi normatif terjadi ketika ada kesepakatan mengenai nilai dan norma bersama di antara anggota masyarakat, sedangkan integrasi fungsional lebih menekankan pada saling ketergantungan antar kelompok. Dengan demikian, integrasi sosial berperan tidak hanya dalam menciptakan kohesi sosial, tetapi juga dalam mengurangi potensi konflik yang dapat muncul akibat perbedaan etnis, budaya, dan agama.
    Integrasi nasional di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah konflik internal yang dapat mengancam keutuhan negara. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan ketidakadilan, yang sering menjadi sumber permasalahan sosial. Dengan menciptakan identitas nasional yang kokoh, masyarakat dapat tetap bersatu meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Proses ini melibatkan penanaman nilai-nilai toleransi dan saling menghargai antar kelompok, yang sangat vital untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pendidikan juga memegang peran kunci dalam memperkuat rasa nasionalisme, sehingga masyarakat lebih menghargai perbedaan dan turut berperan dalam menciptakan stabilitas sosial. Agus A. 2024)
    Pentingnya integrasi dalam konteks Indonesia sangat terlihat dalam usaha untuk mencegah konflik internal yang bisa mengancam keutuhan negara. Integrasi nasional bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang sering menjadi sumber permasalahan sosial. Dengan membangun identitas nasional yang kuat, masyarakat dapat bersatu meskipun memiliki latar belakang yang berbeda. Proses ini melibatkan penanaman nilai-nilai toleransi dan saling menghargai antar kelompok, yang menjadi kunci dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat rasa nasionalisme di kalangan masyarakat, sehingga mereka lebih menghargai perbedaan dan ikut berkontribusi pada stabilitas sosial.
    Strategi pengelolaan harmoni sosial dalam masyarakat multikultural sangat penting untuk mencapai integrasi yang berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat diambil mencakup penguatan norma sosial, peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, serta pemanfaatan teknologi untuk deteksi dini potensi konflik. Dengan menghargai kearifan lokal dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, diharapkan harmoni sosial dapat terpelihara dengan baik. Langkah ini tidak hanya akan mencegah terjadinya konflik kekerasan, tetapi juga memperkuat solidaritas antar berbagai kelompok etnis dan agama. Oleh karena itu, integrasi sosial harus dianggap sebagai dasar bagi pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan bersama. (Saprillah & Hartoyo, 2017)
3. Hubungan Identitas dan Integrasi Nasional di Indonesia
A. Keterkaitan Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas nasional sebagai fondasi integrase
    Identitas nasional memiliki peran yang sangat penting sebagai landasan bagi integrasi nasional Indonesia. Dalam hal ini, identitas nasional mencakup nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat, seperti Pancasila, yang tidak hanya menjadi ideologi dan dasar negara, tetapi juga sebagai pedoman moral. Pancasila berfungsi sebagai pemersatu yang menghubungkan berbagai suku, agama, dan budaya di Indonesia. Dengan mengusung prinsip "Bhinneka Tunggal Ika", identitas nasional mengajak masyarakat untuk merayakan keberagaman sambil tetap menjaga persatuan, sehingga tercapai integrasi nasional yang harmonis. (Siswanto, J.A. 2013)
    Proses integrasi nasional juga mencakup upaya untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara berbagai kelompok masyarakat. Keterlibatan pemerintah yang aktif serta partisipasi dari masyarakat sipil sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang adil dan inklusif. Pendidikan memainkan peran kunci dalam membangun kesadaran mengenai pentingnya toleransi dan saling menghargai antar kelompok yang berbeda. Dengan demikian, identitas nasional yang kokoh dapat memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan multikulturalisme. (Siregar, A.R. 2017)
    Namun, tantangan dalam membangun integrasi nasional tetap ada, seperti konflik etnis dan ketegangan politik. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara berbagai pihak untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Melalui penguatan identitas nasional dan implementasi kebijakan yang inklusif, diharapkan Indonesia dapat terus maju sebagai bangsa yang bersatu dalam keberagaman. Hal ini akan menjadi landasan bagi pembangunan karakter bangsa yang kokoh dan berdaya saing di kancah global.
Peran identitas dalam menciptakan solidaritas sosial
    Peran identitas dalam menciptakan solidaritas sosial sangat signifikan dalam konteks masyarakat yang beragam. Identitas, baik yang bersifat kultural, etnis, maupun sosial, berfungsi sebagai pengikat yang memperkuat rasa kebersamaan di antara individu-individu dalam suatu kelompok. Menurut Emil Durkheim, solidaritas sosial merupakan kondisi hubungan antar individu yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan bersama. Dalam masyarakat yang memiliki identitas kolektif yang kuat, seperti komunitas mahasiswa atau kelompok etnis tertentu, solidaritas dapat terbangun melalui pengalaman bersama dan nilai-nilai yang dianut secara kolektif. (Kinasih, K.P. & Dahliyana. A 2018)
    Dalam praktiknya, solidaritas sosial dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk partisipasi aktif individu dalam kegiatan sosial. Misalnya, organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di sekolah-sekolah sering kali mengadakan kegiatan bakti sosial yang tidak hanya bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga untuk membangun ikatan antar siswa. Kegiatan ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan saling mengenal satu sama lain, sehingga memperkuat solidaritas di antara mereka. Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan semacam ini dapat meningkatkan kesadaran sosial dan empati di kalangan peserta didik, serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. (Silpia E, 2023)
    Penghargaan terhadap keberagaman juga memainkan peran penting dalam membangun solidaritas sosial. Di masyarakat multikultural, individu yang menghargai perbedaan cenderung lebih mampu bekerja sama dan membangun hubungan yang harmonis. Dengan menghormati tradisi dan kepercayaan orang lain, mereka dapat menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat. Oleh karena itu, pendidikan tentang keberagaman dan nilai-nilai solidaritas harus ditanamkan sejak dini agar generasi mendatang dapat hidup dalam masyarakat yang saling menghargai dan berkolaborasi. (Pongsibanne, R. 2017)
Tantangan pluralism di Indonesia
    Salah satu tantangan utama dalam mengelola pluralisme agama di Indonesia adalah adanya sikap eksklusif dari beberapa kelompok yang merasa bahwa keyakinan mereka adalah yang paling benar. Sikap ini sering kali menyebabkan ketidakpuasan dan konflik antara kelompok-kelompok agama yang berbeda. Dalam konteks ini, penting untuk mengembangkan pendekatan yang inklusif dan dialogis agar masyarakat dapat memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Upaya untuk membangun kesadaran akan pentingnya toleransi dan saling menghormati antarumat beragama harus menjadi prioritas dalam pendidikan dan kebijakan public. (Faqih, M 2011)
    Meskipun terdapat tantangan, pluralisme agama juga menawarkan peluang besar bagi pembangunan sosial dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mengedepankan sikap toleransi dan saling menghargai, masyarakat dapat membangun ikatan yang lebih kuat dan harmonis. Kesadaran akan pentingnya pluralisme sebagai bagian dari identitas nasional dapat menjadi landasan bagi terciptanya masyarakat yang damai dan sejahtera. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dialog antaragama, sehingga pluralisme dapat menjadi kekuatan positif bagi bangsa. (Syam, A 2011)
4. Tantangan dan Solusi dalam Menjaga Identitas dan Integrasi Nasional
Adapun tantangan dan solusi dalam menjaga identitas dan integrase nasional adalah sebagai berikut:
Tantangan
Keberagaman Suku dan Budaya
   Indonesia adalah negara dengan lebih dari 300 suku bangsa dan beragam budaya. Keberagaman ini sering kali menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Ketidakpahaman antar kelompok dapat menyebabkan ketegangan sosial yang mengancam integrasi nasional. (Al Hakim, 2011)
Ketidakmerataan Pembangunan
    Kesenjangan pembangunan antar daerah menciptakan ketidakpuasan di masyarakat. Wilayah yang lebih maju sering kali mengabaikan daerah yang tertinggal, sehingga menimbulkan rasa ketidakadilan yang dapat memicu perpecahan
Ancaman Globalisasi.
    Globalisasi membawa masuknya budaya asing yang dapat mengikis nilai-nilai lokal. Serangan budaya asing melalui media massa dan teknologi informasi sering kali mengancam identitas nasional. (Susim et al, 2019)
Politisasi Identitas
    Politik identitas sering digunakan untuk kepentingan tertentu, yang dapat memecah belah masyarakat. Ketika identitas suku atau agama dijadikan alat politik, hal ini dapat memperburuk polarisasi di masyarakat
Krisis Kesadaran Nasional
    Kurangnya kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat juga menjadi tantangan serius. Pendidikan yang kurang memadai mengenai nilai-nilai kebangsaan dapat mengakibatkan generasi muda tidak memiliki rasa cinta tanah air yang kuat.
Solusi
Pendidikan multicultural
     Pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal sangat penting untuk memperkuat identitas nasional. Melalui pendidikan, generasi muda diajarkan untuk menghargai keberagaman dan memahami pentingnya integrasi
Pembangunan yang merata. (OSJ Daarul Huda, 2024)
     Pemerintah perlu menerapkan kebijakan pembangunan yang inklusif agar semua daerah mendapatkan akses terhadap sumber daya dan peluang ekonomi yang sama. Dengan demikian, kesenjangan sosial dapat diminimalisir
Promosi nilai-nilai kebudayaan
     Melestarikan nilai-nilai budaya lokal melalui festival, seni, dan kegiatan komunitas dapat meningkatkan rasa bangga terhadap identitas nasional. Kegiatan ini juga dapat memperkuat hubungan antar kelompok masyarakat
Dialog antar budaya
     Mendorong dialog antarbudaya dan antaragama akan membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara kelompok-kelompok berbeda. Pertukaran ide dan pengalaman dapat mengurangi ketegangan sosial. (Indigenous Knowledge, 2023)
Penguatan keasadaran nasional
     Upaya untuk meningkatkan kesadaran nasional melalui kampanye publik dan pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan. Masyarakat perlu diajak untuk memahami pentingnya integrasi dan persatuan dalam mencapai tujuan bersama.
E. Kesimpulan
     Menjaga identitas dan integrasi nasional adalah tugas bersama yang memerlukan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, serta lembaga pendidikan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut melalui solusi yang tepat, diharapkan Indonesia dapat terus mempertahankan keutuhan dan keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Secara keseluruhan, identitas nasional dan integrasi nasional di Indonesia saling berkaitan erat. Identitas nasional memberikan dasar bagi integrasi dengan menekankan nilai-nilai bersama yang harus dijaga dan dipelihara. Sementara itu, integrasi nasional berfungsi untuk mengatasi perbedaan dan menciptakan kesatuan dalam keberagaman, demi kemajuan bangsa. Dengan demikian, menjaga identitas nasional adalah kunci untuk mencapai integrasi yang kuat di Indonesia.
F. Daftar Putaka
Jurnal
- Agus A. (2024). Urgensi Integritas Nasional Sebagai Persatuan Dan Kesatuan Bangsa.
- Al Hakim, 2001. Jurnal Pendidikan dan Kewarganegaraan.
- De Gani, 2023. "Mengenal Identitas dan Integrasi Nasional Indonesia". Jurnal Uns.ac.id.
- Detik.com. (2023). Identitas Nasional: Pengertian, Unsur, Fungsi, dan Tujuannya.
- Faqih, M. "Tantangan Pluralisme Agama di Indonesia." (2011).
- Fitriani, 2021. "Mengenal Identitas dan Integrasi Nasional Indonesia". Jurnal Uns.ac.id.
- Gramedia Literasi. (2024). Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara.Gramedia. Identitas Nasional: Pengertian, Faktor, Jenis dan Unsur-unsurnya.
- Hidayat, T., & Asmuni, A., 2019. "Identitas Nasional Indonesia dalam Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan: Kajian atas Isu-Isu Multikultural dan Hak Asasi Manusia". Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Volume 8 Nomor 1.
- Indigenous Knowledge, 2023. Mengenal Identitas dan Integrasi Nasional Indonesia.
- Kinasih, K. P., & Dahliyana, A. (2018). Membangun Solidaritas Peserta Didik Melalui Kegiatan Bakti Sosial Organisasi Siswa Intra Sekolah. Jurnal Sosioreligi, 16(1).
- Kusumawati, N.A., & Nurhayati, E., 2020. "Wawasan Nusantara dalam Perspektif Geopolitik dan Geostrategi Indonesia". Jurnal Geopolitik Indonesia, Volume 1 Nomor 1.
- Martoredjo, N.T. (2023). Identitas Nasional Indonesia -- Character Building.
- OJS Daarul Huda, 2024. Analisis Identitas dan Integrasi Nasional Bangsa Indonesia.
- Paulus Wirutomo. (2012). Konflik Sosial dan Integrasi Sosial.
- Pongsibanne, R. (2017). Solidaritas Sosial pada Masyarakat Padang. Scholar UNAND.
- Santoso,  G.  The  structure  development  model  of  pancasila  education  (Pe)  and  civic education (ce) at 21 century 4.0 era in indonesian. Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, 59, 1046--1054.
- Santoso,  G.,  Damayanti,  A.,  Murod,  M.,  &  Imawati,  S.  (2024). Jurnal  Pendidikan  Transformatif  ( Jupetra  )  Implementasi  Kurikulum  Merdeka  melalui  Literasi  Proyek  Penguatan  Profil  Pelajar Pancasila Jurnal Pendidikan Transformatif ( Jupetra ). 02(01), 84--90
- Saprillah & Hartoyo. (2017). Strategi Mengelola Harmoni Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat Lokal Multikultural di Pedesaan Lampung.
- Silpia, E. (2023). Strategi Komunikasi Tradisi Nganggung dalam Membentuk Solidaritas Masyarakat di Kelurahan Parit Lalang Kota Pangkalpinang. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
- Siregar, A. R. (2017). "Integrasi nasional Indonesia dalam perspektif sejarah dan budaya: Kajian terhadap peran Pancasila sebagai ideologi bangsa". Jurnal Sejarah, 5(2).
- Siswanto, J.A., 2013. Konsep Integrasi Nasional dalam Perspektif Sejarah Indonesia. Penerbit Nusa Media.
- Syam, A. "Peluang Pluralisme Agama di Indonesia." (2011).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H