Mohon tunggu...
Andi Almafhum
Andi Almafhum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Seseorang yang terus berusaha menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Menyukai hal mengenai riset dan development terutama di bidang pengembanga technology. Menyukai kebebasan, sesuatu yang baru, dan tantangan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Antara Kenikmatan Bercampur Kenikmatan, Jadilah Perokok Santun di Toilet

9 November 2022   09:29 Diperbarui: 9 November 2022   09:33 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"Kemampuan terbesar kita sebagai manusia bukanlah untuk mengubah dunia; tetapi untuk mengubah diri kita sendiri." ~ Mahatma Gandhi

Kebiasaan merokok ketika berada di toilet memang sesuatu yang lumrah. Berteman dengan asap aroma rokok yang dihirup untuk mengalihkan bau yang bercampur baur di dalam toilet.

Merokok di toilet dapat membangkitkan inspirasi sesaat dalam ruang imajinasi kenikmatan. Sehingga mampu membaurkan bau yang tidak sedap di dalam ruangan tersebut.

Sebagian besar perokok tidak mampu menangkis kenikmatan merokok di toilet. Walaupun memang alasannya bisa sangat beragam. Bisa saja untuk mengisi jeda supaya tidak jenuh dan bosan, bahkan ketika menyambut kegiatan sakral yaitu mandi pagi.

Merokok sambil sambil buang hajat di toilet memang bukan suatu tindakan yang melawan hukum. Namun, bukan berarti aktivitas merokok di toilet itu tidak berpotensi merugikan orang lain.

Biarpun kita menggunakan toilet yang berada pada rumah sendiri untuk merokok pun, belum tentu anggota keluarga yang lain menyetujui aktivitas tersebut. 

Ada yang menganggap aktivitas merokok ini adalah suatu hal yang lumrah dan biasa - biasa saja. Namun, ada juga yang mempermasalahkan aktivitas tersebut.

Lantas Bagaimana dengan Tempat Umum ?

Biarpun merokok sudah dianggap suatu hal yang wajar. Namun perokok juga harus terikat pada aturan yang bersifat normatif di suatu tempat. Suatu perbuatan yang mengusik kenyamanan orang lain maupun khalayak umum memiliki konsekuensi hukum sosial yang bersifat normatif.

Bahkan dianggap sebagai sesuatu yang mengusik kenyamanan khalayak umum yang beragam. Aktivitas merokok sendiri memiliki aturan dalam regulasi khusus.

Salah satunya terkait beberapa tempat yang dilarang untuk merokok. Dalam PP 109/2012 dinyatakan terdapat tujuh tempat yang dilarang untuk merokok. Tempat yang disebutkan pada aturan tersebut adalah fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat yang ditetapkan.

Kalau di WC Umum Gimana ?

Toilet umum juga dijadikan salah satu object sasaran untuk kaum perokok. Jika di pusat perbelanjaan besar seperti mall, kebanyakan perokok sungkan untuk merokok di toilet umum. Karena takut bila mendapat teguran dari petugas kebersihan disana.

Namun, toilet umum yang memiliki pengawasan yang renggang kadang dijadikan tempat alternatif untuk merokok bagi sebagian perokok. Seperti toilet umum di SPBU, bagi beberapa orang salah satu hal yang menyebalkan adalah sampah puntung rokok dan abu rokok.

Banyak puntung rokok yang berserakan serta ceceran ampas yang tak terguyur dengan bersih. Sehingga terdapat kesan yang sangat tidak nyaman pada pengunjung berikutnya. Terutama hal itu akan memberatkan petugas kebersihan yang sedang bertugas. 

Toilet umum sebagai fasilitas publik bila mengacu pada aturan terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR) berarti tempat itu merupakan kawasan yang dilarang untuk melakukan aktivitas merokok karena dapat diakses oleh masyarakat luas .

Jadi, tolong kembalilah ke sikap disiplin diri sendiri, terutama masalah sampah rokok dan abu. Jangan berlaku serampangan, membuang puntung rokok sembarangan, membuang abu rokok berserakan semena - mena.

Jadilah seorang perokok santun yang sadar akan etika. Sadarlah bahwa produk yang dikonsumsi juga memiliki faktor risiko yang berpotensi mendzolimi orang lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun