"Tak ada penyakit yang tak bisa disembuhkan kecuali kemalasan. Tak ada obat yang tak berguna selain kurangnya pengetahuan." - Ibnu Sina
Beragam aktivitas kesibukan yang membuat kita tidak bisa mengatur waktu secara bijak untuk berolahraga, menjadi salah satu problem yang sering dihadapi oleh sebagian orang. Alhasil, karena jarang olahraga tubuh kita menjadi lemah dan gampang terkena penyakit seperti stroke, jantung, diabetes dan lain - lain.Â
Rutinitas kehidupan yang tidak sehat memaksa kita untuk jarang olahraga. Bahkan, untuk sesuatu yang simple seperti berjalan kaki. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Stanford menunjukkan rata-rata jalan kaki di Indonesia hanya 3.513 langkah setiap hari.
Jumlah langkah ini sangat dibawah standar global. World Health Organization (WHO) menyatakan rekomendasi global yaitu setidaknya 5.000 langkah setiap hari.Â
Rutinitas yang kacau karena pekerjaan, tekanan dari atasan serta perintah yang diberikan secara mendadak terkadang membuat kita sulit untuk mengatur waktu kembali. Tujuan awal yang sudah dirancang untuk membantu produktivitas keseharian serta menjaga kesehatan terpaksa harus diabaikan.
Lembur dadakan serta pola posisi yang tidak ergonomis di tempat kerja juga akan memperburuk kesehatan kita. Baik itu kesehatan yang bersifat fisik maupun psikis.
Maka, tak jarang kita temukan kasus "kerja... tifus... Â kerja lagi... tifus lagi..." Karena tekanan yang begitu kuat. Rencana untuk pergi ke Gym untuk berolahraga dan memperkuat fisik pada tubuh juga menjadi berantakan.
Kapan kita mendapat momen yang tepat untuk berolahraga ?
Pada dasarnya pola hidup sehat bisa di bangun dengan kesadaran diri dan ilmu pengetahuan yang diketahui. Teruntuk pekerja kantoran yang harus terpaksa duduk didepan komputer maka dapat menerapkan pola duduk yang ergonomis.Â
Posisi siku 90 derajat saat bekerja, jarak mata ke monitor 50 cm sampai 70 cm, pastikan tubuh nyaman dan rileks. Apabila waktu sudah berjalan selama 2 jam sebaiknya istirahat sejenak dan lakukan peregangan ringan ini.
Lakukan pola peregangan tersebut selama 5 menit sampai 10 menit supaya otot tidak kaku.Â
Kita dapat juga memanfaatkan waktu istirahat yang rata - rata diberikan selama 15 menit oleh beberapa kantor. Waktu tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal untuk peregangan otot. Jalan kaki menuju tempat yang dituju seperti kantin atau mushola.Â
Nah, yang keren itu adalah dengan memanfaatkan waktu libur untuk melakukan olahraga "Brisk Walking". Brisk Walking sendiri adalah jalan cepat dengan capaian target 1 km per 12 menit ditempuh dalam waktu 1 jam.
Memang terasa berat menjalani waktu tempuh hingga 1 jam lamanya, apalagi kalau sendiri. Tapi kalau kita mengajak teman, sahabat, kekasih, maupun keluarga kita untuk sejenak berlibur dan melakukan Brisk Walking dibarengi dengan ngobrol santai maka waktu itu akan terasa sangat cepat.
Event yang banyak dituju untuk melakukan Brisk Walking biasanya adalah tempat yang menyelenggarakan "Car Free Day". Dengan hadirnya dukungan dari pemerintah daerah dan partisipasi public yang sadar akan kesehatan maka akan meramaikan tempat ini.
Tak jarang juga kita dapat menemukan makanan atau minuman yang dijajak di jalur khusus sekitar "car free day". Dengan cara ini Brisk Walking menjadi bertambah asik. Tekanan lelah secara fisik dan psikis pun dapat berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H