Mohon tunggu...
Andi Almafhum
Andi Almafhum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Seseorang yang terus berusaha menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Menyukai hal mengenai riset dan development terutama di bidang pengembanga technology. Menyukai kebebasan, sesuatu yang baru, dan tantangan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jatuh Karena Cyberbullying? Manfaatkan Mental Block

11 Oktober 2022   12:00 Diperbarui: 14 Oktober 2022   11:12 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fitur kolom komentar pada media sosial sering kali dijadikan sarana pujian, kritik, saran, bahkan cacian. Pada dasarnya pujian yang diberikan kepada remaja mampu meningkatkan rasa percaya diri. Kritik dan saran yang baik dapat dijadikan masukkan supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun, terkadang kita salah dalam mengartikan kritik dan saran.

Ketidakmampuan dan ketidaksiapan dalam menangkap kritik dan saran yang diberikan dapat membuat mental kita menjadi terjatuh. Karena tidak sesuai dengan implementasi awal yang diinginkan. Belum lagi cacian dari seseorang yang tidak bertanggung jawab akan berdampak menambah jatuhnya mental kita.

Ketika kita sadar kesehatan jiwa kita sedang terganggu. Maka, perlu penanaman mental block untuk mengatasi masalah ini. Mental block merupakan kondisi otak manusia dalam menolak sebuah pemikiran yang berasal dari orang lain. 

Penggunaan mental block yang salah malah akan menghancurkan diri sendiri. Ketidakpercayaan pada lingkungan dan orang lain yang terlalu berlebihan dapat membuat diri kita mengalami kesepian sehingga dapat menjadi sedih dan insecure.

Namun, berbeda halnya apabila mental block itu diterapkan pada saat yang tepat. Kita mampu membuat memblokir setiap komentar yang tidak sesuai dengan keinginan kita tanpa memblokir akun mereka.

Cukup abaikan saja komentar buruk karena sebagian dari mereka hanya menganggapnya sebagai sebuah gurauan saja. Maka akan lebih bijak apabila kita bisa  dapat membalasnya dengan sebuah gurauan atau lelucon. Namun, point pentingnya adalah mengatasi mental yang sudah terlanjur hancur karena cyberbullying. 

Mental yang hancur dan mental block yang tercipta menjadi penghalang yang kuat untuk memberi masukkan kepadanya. Sehingga hanya individu dan keputusan sendiri yang mampu dijadikan landasan dalam mengambil langkah berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun