Fitur kolom komentar pada media sosial sering kali dijadikan sarana pujian, kritik, saran, bahkan cacian. Pada dasarnya pujian yang diberikan kepada remaja mampu meningkatkan rasa percaya diri. Kritik dan saran yang baik dapat dijadikan masukkan supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun, terkadang kita salah dalam mengartikan kritik dan saran.
Ketidakmampuan dan ketidaksiapan dalam menangkap kritik dan saran yang diberikan dapat membuat mental kita menjadi terjatuh. Karena tidak sesuai dengan implementasi awal yang diinginkan. Belum lagi cacian dari seseorang yang tidak bertanggung jawab akan berdampak menambah jatuhnya mental kita.
Ketika kita sadar kesehatan jiwa kita sedang terganggu. Maka, perlu penanaman mental block untuk mengatasi masalah ini. Mental block merupakan kondisi otak manusia dalam menolak sebuah pemikiran yang berasal dari orang lain.Â
Penggunaan mental block yang salah malah akan menghancurkan diri sendiri. Ketidakpercayaan pada lingkungan dan orang lain yang terlalu berlebihan dapat membuat diri kita mengalami kesepian sehingga dapat menjadi sedih dan insecure.
Namun, berbeda halnya apabila mental block itu diterapkan pada saat yang tepat. Kita mampu membuat memblokir setiap komentar yang tidak sesuai dengan keinginan kita tanpa memblokir akun mereka.
Cukup abaikan saja komentar buruk karena sebagian dari mereka hanya menganggapnya sebagai sebuah gurauan saja. Maka akan lebih bijak apabila kita bisa  dapat membalasnya dengan sebuah gurauan atau lelucon. Namun, point pentingnya adalah mengatasi mental yang sudah terlanjur hancur karena cyberbullying.Â
Mental yang hancur dan mental block yang tercipta menjadi penghalang yang kuat untuk memberi masukkan kepadanya. Sehingga hanya individu dan keputusan sendiri yang mampu dijadikan landasan dalam mengambil langkah berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H