Tak dapat dipungkiri bahwa banyak yang berubah dan bergeser hari ini. Gerakan mahasiswa sekarang tidak dapat dianalisis dan didorong serupa dahulu, namun setidaknya perlu ruang-ruang dialog untuk melakukan refleksi. Refleksi tersebut nantinya harus dimanfaatkan untuk memetakan arah gerak yang lebih relevan dengan perkembangan zaman, sekaligus menambal kekosongan-kekosongan perjuangan yang diusung mahasiswa dan masyarakat sipil dulu. Kami susah payah menarik kesimpulan, bahwa sejarah berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Ia adalah ilmu tentang manusia dan waktu.
Kita, sebagai komponen pelaku sejarah, perlu memahami bahwa waktu masih berjalan. Waktu menunggu untuk dimanfaatkan oleh rakyat sendiri karena pemerintah masih terus mengulangi kesalahan-kesalahan penguasa. Sejarah bukanlah suatu entitas statis yang kaku. Ia dinamis dan menunggu untuk ditulis.
Referensi
Aliansi Jurnalis Independen (AJI). (2018). Dokumentasi peristiwa reformasi 1998 oleh Dr. Rully Kesuma. Aliansi Jurnalis Independen.
Prasojo, E. (2003). Agenda politik dan pemerintahan di Indonesia: Desentralisasi politik, reformasi birokrasi, dan good governance. Jurnal Bisnis dan Birokrasi, 11(1).
Samekto, F. X. A. (2020). Kebangsaan pasca reformasi dalam pusaran kapitalisme dan radikalisme. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia.
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. CV Mandar Maju.
Sirot, I. & Atmaja, H. T. (2020). Reformasi tahun 1998: Peranan dan dampaknya bagi Kota Solo. Journal of Indonesian History, 9(2). https://doi.org/10.15294/jih.v9i2.45435
Suparno, B. A. (2012). Reformasi dan jatuhnya Soeharto. Kompas Media Nusantara.
Universitas Indonesia, & Maulana, I. (2023, December 12). UI dalam Reformasi 1998. Arsip Universitas Indonesia. https://arsip.ui.ac.id/blog/ui-dalam-reformasi-1998
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H