Mohon tunggu...
Shabrina Riskya Madjid
Shabrina Riskya Madjid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana

Mahasiswa kesehatan yang memiliki ketertarikan terkait masalah kesehatan wanita dan penyakit menular.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menstrual Cup: Pilihan tepat untuk Kesehatan Reproduksi Wanita dan Ramah Lingkungan

10 September 2024   20:50 Diperbarui: 26 September 2024   10:01 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.dreamstime.com/cute-happy-earth-planet-cloth-pad-menstrual-cup-zero-waste-period-isolated-white-background-vector-cartoon-character-image162973996

Setiap bulan, wanita usia reproduksi mengalami menstruasi yang ditandai keluarnya darah dari vagina karena peluruhan lapisan rahim ketika tidak terjadi pembuahan. Sekitar 1,8 miliar wanita di dunia mengalami menstruasi. Estimasi sekitar 11.400 unit per orang menggunakan pembalut sekali pakai seumur hidupnya. Sampah pembalut sekali pakai berkontribusi dalam peningkatan jumlah sampah plastik yang menduduki peringkat kelima polutan di lautan. Hal ini menjadi tantangan berat bagi lingkungan.

Mari kita ulas terlebih dahulu mengapa pembalut sekali pakai harus mulai ditinggalkan.

Pembalut sekali pakai terbuat dari kombinasi beberapa material dan tersusun menjadi beberapa lapisan dengan fungsi masing-masing.

  •  Lapisan Penyerap: Lapisan penyerap pembalut sekali pakai terbuat dari bubur kayu atau kapas yang telah diputihkan. Daya serapnya yang tinggi menjadi keunggulan utama bahan ini. Selain itu, lapisan ini juga mengandung bubuk polimer yang akan berubah menjadi gel ketika terkena air, serta zat aromatik dan antibakteri organoklorin untuk menjaga kenyamanan dan kebersihan.
  • Lapisan Atas: Lapisan atas pembalut sekali pakai terletak di atas lapisan penyerap dan berfungsi mencegah terjadinya kebocoran darah dari lapisan di bawahnya. Bahan utama lapisan ini adalah jenis plastik PE (Polyethylene) dan PP (Polypropylene), yang tahan air dan tahan lama, sehingga efektif dalam mencegah kebocoran.
  • Lapisan Belakang dan Perekat: Lapisan belakang pembalut sekali pakai berfungsi menahan kebocoran serta sebagai pelindung perekat belakang pembalut yang menempel pada pakaian dalam wanita. Bahan utama lapisan ini juga menggunakan plastik jenis PE (Polyethylene) atau PP (Polypropylene). Sedangkan perekat pada pembalut terbuat dari kertas yang dilapisi silikon, memberikan kekuatan yang cukup untuk menempel pada pakaian dalam.

Sumber: www.google.com
Sumber: www.google.com

Sebelum Pembalut Sekali Pakai Ditemukan: Cara Wanita Zaman Dahulu Menghadapi Menstruasi

Sebelum pembalut sekali pakai ditemukan, wanita zaman dahulu menggunakan kain lap, kapas, atau wol dari bulu domba untuk membendung darah menstruasi. Mereka mengikatkan kain tersebut dengan ikat pinggang pada pakaian dalam. Meskipun cara ini tidak sepraktis pembalut modern, tetapi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi menstruasi sebelum adanya pembalut sekali pakai.

Dampak Evolusi Pembalut Sekali Pakai

Setelah ditemukan pembalut sekali pakai pada sekitar tahun 1980-an, pembalut sekali pakai menjadi produk kewanitaan yang paling mudah ditemukan bahkan hingga di daerah pedesaan sekalipun. Namun, sangat disayangkan ketika penggunaan pembalut sekali pakai ini meningkat, justru berbanding lurus dengan potensinya dalam merusak kelestarian lingkungan. Mayoritas wanita mengelola sampah pembalut sekali pakai dengan mencucinya lalu membungkus dengan kantong plastik hitam setiap kali mengganti pembalut. Dalam satu hari rata-rata wanita mengganti pembalut sebanyak 3 kali dengan durasi menstruasi paling lama 7 hari, maka apabila dihitung akan ada sebanyak 21 pembalut sekali pakai dalam kantong plastik hitam yang terbuang setiap bulan dari satu orang wanita. Apabila diasumsikan masa produktif wanita selama 40 tahun, maka dalam masa produktifnya satu wanita menyumbang 10.080 pembalut sekali pakai. Sampah pembalut ini dapat bertahan hingga 500 tahun, yang merupakan tantangan berat bagi lingkungan.

Bahaya Pembalut Sekali Pakai untuk Kesehatan Reproduksi Wanita dan Lingkungan

Pembalut sekali pakai, meskipun praktis, ternyata berbahaya bagi kesehatan individu dan lingkungan. Selain menumpuk sampah yang tidak terolah dengan benar, pembalut sekali pakai juga mengandung zat-zat kimia berbahaya. Organoklorin pada lapisan penyerap yang berfungsi sebagai antibakteri, dapat mematikan mikroflora tanah dan memperlambat proses penghancuran batuan secara alami. Pada kesehatan reproduksi wanita, zat kimia klorin dapat menyebabkan keputihan, gatal-gatal, iritasi, dan merusak flora normal yang menjaga keasaman organ kewanitaan, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Pembalut sekali pakai terbuat dari 90% plastik yang sulit terurai dan dapat menghalangi peresapan air. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan berpotensi mencemari air tanah. Pembakaran plastik pada pembalut menghasilkan gas polutan beracun seperti dibenzodioxin poliklorinasi. Bila terhirup dalam jangka waktu panjang, gas ini sangat berbahaya bagi saluran pernafasan, mengganggu sistem kekebalan tubuh, perkembangan sistem saraf, dan meningkatkan risiko kanker paru-paru. Pada proses pemutihan lapisan penyerap dengan organoklorin, juga menghasilkan zat dioxin yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks pada wanita.

Dengan demikian, penting untuk mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sehat, seperti menggunakan menstrual cup yang dapat digunakan kembali dan tidak menghasilkan limbah berbahaya.

Transisi dari Pembalut Sekali Pakai ke Menstrual Cup: Pilihan Tepat Bagi Wanita dan Ramah Lingkungan

Saat ini, tren melestarikan lingkungan sedang berkembang, terutama di kalangan anak muda. Transisi dari pembalut sekali pakai ke menstrual cup telah menjadi pilihan yang semakin populer di kalangan wanita. Menstrual cup dapat menjadi solusi dalam mengatasi polusi plastik karena ramah bagi lingkungan. Menstrual cup berbentuk corong yang terbuat dari karet silicon non penyerap, serupa dengan kateter urin.

Menstrual cup mulai dilirik banyak wanita karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembalut sekali pakai. Pertama, menstrual cup adalah produk kewanitaan yang sangat ekonomis karena dapat digunakan secara berulang setelah dicuci dan disterilisasi, dan bertahan hingga 10 tahun bila dirawat dengan benar. Kedua, karet silicon pada menstrual cup ini aman bagi kesehatan reproduksi karena tidak menyebabkan infeksi, alergi, atau ruam, yang sering terjadi dengan penggunaan pembalut sekali pakai yang lembab. Ketiga, penggunaan menstrual cup juga tidak akan menimbulkan bau tidak sedap atau rasa basah pada area genital karena dipakai secara internal.

Bagi lingkungan, menstrual cup jauh lebih ramah lingkungan karena tidak menimbulkan penumpukan sampah yang sulit terurai di tempat pembuangan akhir (TPA) dan menghasilkan gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global.

Namun, transisi penggunaan menstrual cup tentu saja juga dihadapkan dengan beberapa tantangan, terutama kurangnya edukasi dan kekhawatiran efek sampingan. Beberapa kekhawatiran yang muncul adalah kehilangan keperawanan pada wanita yang belum menikah mengingat penggunaan menstrual cup ini dengan cara dimasukkan ke dalam vagina. Selain itu, harga satu corong menstrual cup yang relative mahal, berkisar 75.000 hingga 500.000 rupiah tergantung ukuran dan produsen.

Sebagai upaya mendorong banyak wanita mulai mempertimbangkan menggunakan menstrual cup, penting untuk menyebarkan informasi yang detail dan edukasi tentang cara menggunakan dan merawat menstrual cup. Dengan demikian, diharapkan penggunaan menstrual cup dapat semakin popular di kalangan wanita dan bisa menjadi perilaku dalam mengurangi jejak ekologi, sehingga dapat menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan akibat sampah pembalut sekali pakai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun