Mohon tunggu...
Shabrina Nur Ramadhani
Shabrina Nur Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan IPS

traveling, menonton film, membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Konsep Diri: Pengaruhnya Terhadap Gaya Belajar Siswa SMA

17 Desember 2024   19:18 Diperbarui: 17 Desember 2024   19:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wawancara dengan narasumber

Pernahkah kamu merasa bahwa usahamu dalam belajar sia-sia? Jika iya, mengapa kamu merasa seperti itu?

Dafa menjawab "Pernah banget, apalagi kalau aku udah belajar keras tapi hasilnya nggak sesuai ekspektasi". Contohnya, waktu ia belajar Matematika semalaman buat ujian, tapi tetap dapat nilai di bawah rata-rata. Rasanya frustasi, kayak semua usaha yang ia lakukan tidak ada hasilnya. Tapi setelah ia pikir-pikir, mungkin masalahnya bukan di usahanya, tapi di caranya ia belajar. Dari situ ia mulai eksplorasi metode belajar yang lain, seperti belajar lewat video atau diskusi bareng teman. Jika hasilnya masih kurang juga, dafa tetap optimis bahwa memang ia mungkin tidak pandai di bidang Matematika.

  1. Bagaimana pendapatmu tentang pandangan teman atau keluarga terhadap kemampuan belajarmu? Apakah itu mempengaruhi semangatmu?

Dafa merasa pendapat orang-orang sangat berpengaruh. Kalau mereka percaya dengannya, rasanya ia jadi lebih yakin kalau ia bisa. Tapi kalau ada kritik, terutama dari keluarga, terkadang ia menjadi down. Misalnya, kalau ibunya bilang "Kamu kurang serius belajarnya," padahal ia sudah berusaha, itu bikin ia merasa gagal. Tapi sekarang dafa belajar buat lebih fokus ke dirinya sendiri daripada pendapat orang lain. Ia bilang ke dirinya bahwa "Aku tahu seberapa keras usahanya, dan itu yang penting."

  1. Apa yang biasanya membuatmu enggan untuk belajar atau merasa putus asa saat menghadapi kesulitan dalam mata pelajaran tertentu?

Yang membuat dafa enggan untuk belajar biasanya rasa takut gagal. Terkadang ia  merasa seperti tidak ada gunanya belajar. Selain itu, kalau materinya terlalu rumit atau gurunya kurang seru dalam mengajarnya atau guru yang killer, itu juga yang membuat ia mudah menyerah dalam belajar. Tapi ia sadar kalau terus menerus merasa seperti ini, tidak akan menyelesaikan masalah, jadi ia mencoba untuk cari cara bikin belajarnya lebih menyenangkan. Misalnya, belajar sambil mendengarkan musik, bikin catatan atau mind mapping warna-warni, atau belajar bareng teman supaya lebih seru.

Penelitian ini telah berhasil mengungkapkan hubungan yang signifikan antara konsep diri siswa dengan gaya belajar dan prestasi akademik mereka. Melalui wawancara mendalam dengan siswa SMA, terlihat bahwa konsep diri positif berkontribusi besar terhadap motivasi belajar dan pencapaian akademik. Siswa yang memiliki pandangan positif terhadap diri mereka cenderung lebih optimis, percaya diri, dan mampu mengatasi tantangan dalam belajar. Sebaliknya, siswa dengan konsep diri negatif sering kali merasa tertekan dan meragukan kemampuan mereka, yang dapat menghambat kemajuan akademik.

Hasil wawancara dengan Muhammad Dafa Al-Haq menunjukkan bahwa dukungan dari orang tua, guru, dan teman sebaya sangat penting dalam membentuk konsep diri yang positif. Dafa menggambarkan bagaimana motivasi dari keluarganya dan pengalaman positif dalam belajar dapat meningkatkan rasa percaya dirinya. Di sisi lain, perasaan negatif yang muncul akibat kritik atau perbandingan dengan teman-teman dapat menjadi penghalang bagi siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka. Dengan demikian, penting bagi pendidik dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan konsep diri positif di kalangan siswa. Upaya bersama ini diharapkan dapat membantu siswa menghadapi tantangan belajar dengan lebih baik dan meraih prestasi akademik yang diinginkan. Penelitian lebih lanjut mengenai aspek ini akan sangat bermanfaat untuk merumuskan strategi pendidikan yang lebih efektif dalam mendukung perkembangan psikologis dan akademik remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun