Terakhir kali dafa berhasil waktu itu kemarin ia sempat belajar sejarah untuk penilaian ujian hariannya, dimana ia awalnya tidak suka mata pelajarannya karena membosankan hanya mendengarkan cerita dari gurunya saja, dan membaca teks-teks buku yang panjang. Tetapi begitu dafa belajar dari video youtube yang menjelaskannya dengan gambar dan peristiwa langsung, jadi lebih mudah dipahami dan dafa langsung membuat mind mappingnya yang dibuat semenarik mungkin agar dia juga mudah paham. Tentunya dafa merasa senang sekali saat itu mendapatkan nilai yang meningkat dari yang sebelumnya dia tidak pernah mendapatkan nilai diatas 70, kini dafa dapat nilai 80an malahan, tentunya ini merupakan hasil kerja kerasnya dia dalam belajar mata pelajaran sejarah ini.
Apa yang biasanya memotivasi kamu untuk belajar lebih giat?
Motivasi terbesarnya itu biasanya datang dari orang tua. Ia tahu ayah dan ibunya kerja keras biar ia bisa sekolah dengan nyaman, jadi dafa tidak mau mengecewakan mereka. Kadang dafa membayangkan  bagaimana perasaan mereka kalau ia berhasil dapet prestasi, itu bikin ia semangat lagi kalau lagi malas belajar. Selain itu, dafa juga ingin membuktikan ke dirinya sendiri kalau ia mampu. Ada rasa puas tersendiri saat ia bisa mengerti pelajaran yang awalnya susah banget. Dan terkadang rasa kompetitif sama teman-teman juga bikin dafa lebih termotivasi.
Apakah ada guru, teman, atau anggota keluarga yang memberikan dukungan dalam proses belajarmu? Bagaimana bentuk dukungannya?
Dafa menjawab "ada banyak banget", Salah satu guru favoritnya itu guru Prakarya di sekolah. Beliau  tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga sering praktek membuat karya dan sering memberikan motivasi dan cerita pengalaman hidup yang bikin ia semangat. Sahabatnya juga banyak yang support, kadang sehabis pulang sekolah dafa sering kerumah temannya untuk refreshing bermain Mobile Legend setelah belajar seharian di sekolah. Dan dari keluarganya, ada ibunya yang selalu mendukungnya. Selama dirumah ibunya selalu mengingatkan untuk  tetap belajar dengan santai dan tidak  terlalu keras ke diri sendiri.
Apa harapan untuk dirimu sendiri terkait prestasi akademik di masa depan?
Dafa berharap untuk bisa masuk universitas yang sesuai dengan impiannya yaitu Universitas Indonesia dan belajar di jurusan yang ia sukai yaitu DKV. Ia juga berharap bisa terus memperbaiki cara belajarnya agar lebih efektif, karena dafa tahu tidak semua pelajaran bisa ia pelajari dengan cara yang sama. Dafa juga ingin jadi pribadi yang lebih konsisten, tidak hanya rajin di awal saja, tetapi terus semangat sampai selesai. Kalau bisa, ia juga ingin dapat beasiswa agar bisa meringankan beban orang tua, karena bisa dibilang kuliah jurusan DKV sepertinya tidak murah, makanya ia berinisiatif untuk mengikuti beasiswa agar tidak memberatkan keuangan ayah ibunya.
Apa yang kamu rasakan ketika mendapatkan nilai rendah? Bagaimana kamu menghadapi perasaan tersebut?
Setiap kali dafa mendapat nilai rendah, ia merasa dunia runtuh. Ia  langsung berfikiran, "Kenapa ya aku bisa gagal? Apa aku kurang usaha?" Ada rasa malu juga pada dirinya, terutama kalau teman-temannya mendapat nilai bagus. Tapi setelah beberapa waktu, ia biasanya coba untuk introspeksi diri, seperti ia mungkin memang kurang paham dengan cara guru mengajarkannya, atau metode belajar yang mungkin kurang tepat. Dafa juga sering mengobrol dan bertanya terkait PR dengan kakaknya di rumah agar lebih paham. Walaupun susah, ia berusaha untuk tidak terlalu lama terjebak di perasaan negatif, karena ia tahu nilai rendah itu bukan akhir dari segalanya. Yang penting ia sudah maksimal dan  belajar dari kesalahannya.
Menurutmu, apakah ada hal yang menghambatmu untuk percaya diri dalam belajar? Jika iya, apa itu?
Dafa menjawab "Iya, ada", Kadang ia merasa kurang percaya diri kalau lihat teman-teman yang kelihatannya jauh lebih pintar dan cepat menangkap pelajaran. Ia sering membandingkan dirinya dengan mereka, dan itu membuat dafa ragu dengan kemampuannya sendiri. Selain itu, ia juga terkadang takut untuk bertanya ke guru, karena khawatir pertanyaannya dianggap terlalu sepele atau bodoh. Dafa tahu ini tidak baik, tapi ia mencoba mengubah cara pandangnya. Dafa yakin ke diri sendiri kalau setiap orang punya kecepatan belajarnya masing-masing, dan tidak apa-apa kalau ia butuh waktu lebih lama.