• Definisi Interaksi Sosial Soerjono SoekantoÂ
Interaksi kehidupan sosial adalah hubungan saling melibatkan hubungan timbal balik, feedback dan respon yang terjadi antara individu, kelompok ataupun komunitas yang saling memiliki sikap memengaruhi, berkomunikasi, bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi dalam kehidupan sosial ini menjadi fondasi utama terbentuknya kehidupan bermasyarakat dan bersosial
Â
• Faktor Penyebab
 Imitasi, merupakan proses meniru perilaku, tindakan baik secara sadar maupun tidak. Terjadi ketika individu atau kelompok yang akan dianggap unik dan menarik. Contohnya : seorang anak yang meniru gaya bicara atau perilaku kedua orang tuanya.
Sugesti, merupakan proses individu untuk menerima pengaruh dari orang lain tanpa adanya proses kritis informasi. Contohnya : seorang individu yang mengikuti syarat tempatnya untuk melakukan sesuatu tanpa bertanya akan Resiko yang akan ia hadapi.
Â
Identifikasi, proses seseorang yang berusaha mirip dengan orang lain. Proses ini biasanya meniru perilaku, adopsi nilai, sikap dan cara berpikir. Contohnya : Seseorang mahasiswa yang meniru gaya berpikir dan perilaku dosen yang kagumi.
Simpati, merupakan perasaan peduli dan tertarik terhadap orang lain yang timbul karena memiliki pemahaman atau kesamaan emosi. Contohnya : Ketika seorang mahasiswa memberikan support kepada seorang temannya yang mengalami masalah.
  Keempat faktor di atas sangat berperan penting dalam mendorong terjadinya hubungan sosial di berbagai konteks, baik hubungan interpersonal maupun dalam kelompok masyarakat yang lebih luas.
• Syarat Terjadinya Interaksi SosialÂ
  Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial merupakan dasar dari kehidupan bersama dalam masyarakat. Agar interaksi sosial dapat terjadi, terdapat dua syarat utama, yaitu:
1.Kontak SosialÂ
  Kontak sosial adalah hubungan awal yang terjadi ketika seseorang atau kelompok mulai saling berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jenis Kontak Sosial:
• Kontak langsung: Terjadi melalui interaksi fisik atau tatap muka, seperti berjabat tangan atau berbicara langsung.
• Kontak tidak langsung: Terjadi melalui perantara, seperti komunikasi menggunakan media elektronik, surat, atau pihak ketiga.
2.Komunikasi
  Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, informasi, atau perasaan dari satu pihak ke pihak lain yang disertai dengan respons atau reaksi.
Elemen komunikasi:
-Pengirim pesan (komunikator)
-Penerima pesan (komunikan)
-Pesan yang disampaikan
-Saluran komunikasi yang digunakan
-Feedback atau tanggapan dari penerima
 Kedua syarat tersebut menjadi elemen dasar yang memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik dan saling memengaruhi antara individu atau kelompok dalam masyarakat.
• Bentuk Kontak Sosial Â
1.Berdasarkan Cara Terjadinya
-Kontak langsung
  Kontak yang terjadi melalui interaksi fisik atau tatap muka tanpa perantara, misalnya berjabat tangan, berbicara secara langsung, atau bertemu di suatu tempat.
-Kontak tidak langsung
 Kontak yang terjadi melalui media atau perantara, seperti melalui telepon, surat, email, atau aplikasi komunikasi lainnya.
2.Berdasarkan Sifatnya
-Kontak positif
 Kontak yang bertujuan membangun hubungan baik dan kerja sama, misalnya berdiskusi untuk menyelesaikan masalah bersama.
-Kontak negatif
 Kontak yang bersifat merusak hubungan atau menimbulkan konflik, misalnya perselisihan atau pertikaian.
3.Berdasarkan Bentuknya
-Kontak primer
 Kontak yang melibatkan hubungan langsung dengan intensitas tinggi, seperti hubungan antara keluarga atau teman dekat.
-Kontak sekunder
 Kontak yang tidak terlalu intens atau dilakukan melalui perantara, seperti interaksi antara pelanggan dan penjual melalui platform digital.
• Otoritas Dalam Kelompok Sosial
  Menurut Soerjono Soekanto, otoritas dalam kontak sosial merujuk pada kekuasaan atau wewenang yang memengaruhi pola interaksi dalam hubungan sosial. Dalam konteks ini, otoritas dapat menentukan bagaimana kontak sosial berlangsung, baik dari segi bentuk, arah, maupun intensitasnya. Berikut penjelasan lebih rinci:
1.Otoritas Formal
Otoritas yang diatur oleh aturan resmi atau institusi tertentu, seperti hukum, organisasi, atau lembaga pemerintahan. Dalam kontak sosial, pihak yang memiliki otoritas formal biasanya lebih dominan dalam menentukan arah dan bentuk interaksi.
Contoh: Hubungan antara atasan dan bawahan di tempat kerja, interaksi antara guru dan murid di sekolah.
2.Otoritas Informal
Otoritas yang muncul secara alamiah dalam hubungan sosial berdasarkan pengaruh pribadi, pengalaman, atau kepercayaan masyarakat.
Contoh: Pemimpin komunitas lokal yang dihormati karena kebijaksanaannya, interaksi antara senior dan junior dalam kelompok sosial.
3.Otoritas Personal
Otoritas yang dimiliki individu berdasarkan kepribadian, kemampuan, atau prestasi tertentu yang diakui dalam masyarakat.
Contoh: Seorang tokoh masyarakat yang dihormati karena pencapaiannya, pemimpin informal dalam kelompok teman sebaya.
Â
 Dalam kontak sosial, otoritas memainkan peran penting karena dapat memengaruhi pola komunikasi, pengambilan keputusan, serta bentuk kerja sama atau konflik yang terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H