Mohon tunggu...
shabrina firdausy
shabrina firdausy Mohon Tunggu... Penulis - Writer - @firdsyshabrina

Hai, aku shabrina, sosok yang menyukai hal baru, traveling dan memanjakan lidah dengan mencoba berbagai kuliner. Melalui traveling dan kuliner, membuat diri ini menjadi tau dan ngerti akan berbagai ciri khas dari tempat yang kita kunjungi dan budaya masyarakat yang pernah kita temui. Welcome to the 'Discover with Shabrina!'

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berawal dari Pertemuan di Pinggir Trotoar, Hingga Jalin Persahabatan Manis Lintas Negara

31 Juli 2023   15:47 Diperbarui: 1 Agustus 2023   10:00 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dan Iman, asal Malaysia (Dok. Pribadi)

whatsapp-image-2023-07-31-at-3-28-38-pm-64c7742608a8b54b6a5b7184.jpeg
whatsapp-image-2023-07-31-at-3-28-38-pm-64c7742608a8b54b6a5b7184.jpeg
Keesokan harinya, karena masih merupakan hari libur di KBRI, saya dan Gaby belum memulai kegiatan magang. Sehingga kami memutuskan untuk menikmati waktu luang kami bersama Iman dan Hafiz lagi untuk berkunjung ke beberapa destinasi wisata lain di Bangkok Thailand. Sayang sekali, pada hari itu merupakan hari terakhir Iman dan Hafiz di Thailand karena esok harinya mereka akan terbang kembali ke Malaysia. 

Berbeda dengan kemarin, di hari kedua pertemuan kami, Hafiz dan Iman mengajak Saya dan Gaby untuk mecoba berkeliling Bangkok dengan menaiki angkutan umum seperti MRT dan BTS (Bangkok Train Sky). Dengan dipandu Iman dan Hafiz perjalanan pun lancar, kami tidak tersesat sama sekali walupun pergi menggunakan angkutan umum yang saat itu belum pernah saya dan Gaby coba. Karena saat itu saya dan Gaby masih takut tersesat tidak tahu cara baca rute nya haha. Namun saat itu Iman dan Hafiz berhasil mengajari kami untuk berani mencoba naik BTS ataupun MRT dikemudian hari saat mereka sudah tidak berada di Bangkok lagi.

Lagi dan lagi, kami keluar bersama hingga larut malam. Mulai dari mulai mencari sarapan, berkeliling Bangkok, nongkrong di coffee shop di mall, hingga makan malam kami lakukan bersama-sama. Sekitar pukul sembilan malam waktu Bangkok, sebelum kembali ke penginapan masing-masing, kami memutuskan untuk dinner atau makan malam bersama di sebuah restoran korea dekat tempat tinggal kami. Kami sangat menikmati keseruan malam hari itu. 

Malam itu merupakan merupakan malam terakhir Iman dan Hafiz di Bangkok, kami bercerita banyak hal dan menghabiskan waktu bersama. Bersendau gurau tertawa bersama hingga mati-matian menahan Iman dan Hafiz untuk tidak balik terlebih dahulu karena jatah visa gratis mereka pun masih tersisa dua minggu. 

Namun apalah daya seorang mahasiswa, uang saku Iman dan Hafiz saat itu tidak memnugkinkan untuk menambah durasi tinggal di Thailand. Well, kami merasakan kesedihan ala perpisahan gitu pada malam itu. 

Seusai menikmati makan malam dan berbincang bersama, kami pun kembali ke hotel masing-masing dan melepas jumpa. Seusai sampai di hotel dan bersih-bersih diri, Iman dan Hafiz kembali memberikan pesan di group yang sudah kita buat untuk berkomunkasi melalui media sosial.

Iman dan Hafiz mengundang saya dan Gaby untuk melepas jumpa lagi dengan menikmati ramen di cafe hotel tempat Iman dan Hafiz tinggal. Karena malam itu kami merasakan kesedihan yang lumayan mendalam eaa karena kami akan berpisah. Iman dan Hafiz kembali ke Malaysia, Saya dan Gaby tetap tinggal di Thailand untuk melaksanakan magang. Saya dan Gaby pun mengiyakan ajakan Iman dan Hafiz. 

Jarak antara hotel tempat saya dan Gaby tinggal dengan hotel Iman dan Hafiz sangat dekat, sekitar 300 meter. Saya dan Gaby bergegas untuk jalan kaki pergi menemui Iman dan Hafiz. Kami pun menikmati malam itu dengan menyeduh ramen cup khas Thailand bersama-bersama sembari bercerita kembali dan berfoto ria untuk merayakan fareweel kecil-kecilan.

Jika mengingat kembali, malam itu kami semua benar-benar sedih. Namun mau gimana lagi, dalam kehidupan ini sudah ada hukum alam yang menyatakan bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perspisahan, dan perpisahan itu memang pahit. Padahal pertemuan kita sangat singkat, belum sampai satu minggu, namun kita sudah menjadi sahabat yang sangat dekat.

Lebih lanjut, hingga saat ini, persahabatan kami berempat masih tetap baik walau belum pernah bertemu kembali. Namun kami masih sering berkomunikasi melalui group yang kami buat. Dan kami mulai menyusun strategi, berharap untuk bertemu kembali ditengah kesibukan masing-masing di antara kami. Selamat hari persahabatan dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun