Lebih lanjut, saat itu Iman bertanya kepada saya di mana saya membeli sate seafood yang saya makan, karena setelah lima hari di Bangkok, dia mengeluhkan hanya mencoba makanan Sevel (Seven Eleven Minimarket) hingga bosan, karena dia bingung bagaimana cara mengetahui apakah itu makanan halal atau tidak. Dia sedikit takut untuk menanyakan kepada penjual nya, padahal penjual di sana terkesan ramah kepada kita warga negara asing. Akhirnya kami saling berbagi informasi dan bertukar akun media sosial.
Tak lama seusai berbincang dan berfoto bersama, Gaby pun datang menghampiri kami, lalu Iman bergegas untuk kembali ke penginapannya karena mengetahui kami akan segera pergi. Kemudian saya sempat membahas pertemuan saya dan Iman bersama Gaby. Gaby merupakan tipe orang yang tidak bisa langsung akrab dengan seseorang jika menurut dia seseorang itu terlihat 'freak' dari cover nya. Dia mengakui itu.Â
Akhirnya saya menjelaskan bahwa Iman merupakan mahasiswa asal Malasyia yang saat itu sedang berlibur di Bangkok, Thailand karena perkuliahan nya sedang libur dan dari media sosial Iman pun menunjukkan bahwa dia merupakan mahasiswa beneran, bukan abal-abal atau penipu. Maklum lah, jika bertemu orang asing memang jangan mudah asal percaya, namun saat itu kami bersyukur, dipertemukan dengan orang-orang baru yang ternyata benar-benar baik, bukan freak.
Sepulang berkeliling di sekitar kota Bangkok, sesampainya di tempat tinggal kami, kami bergegas untuk masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena besok kami memeiliki janji untuk pergi mengunjugi universitas paling bergengsi di Thailand, Chulalongkorn University bersama beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di sana.
Namun pada malam hari itu sewaktu belum bisa memejamkan mata, saya mendapatkan pesan langsung di Instagram dari Iman. Iman mengajak saya untuk berekeliling di beberapa tempat wisata untuk esok hari bersama teman Malaysia nya bernama Hafiz. Namun karena saya sudah ada janji dengan Gaby dan mahasiswa di Chula, saya pun dengan berat hati menolak ajakan Iman, dan menanyakan kepada Gaby bagaimana jika kita mengajak Iman dan Hafiz untuk berkelililing bersama, kemudian Gaby mengiyakan. Akhirnya saya memberi penawaran kepada Iman dan Hafiz untuk berkeliling di Kampus Chula, dan mereka pun bersedia.
Hari kedua pertemuan yang manis
Keesokan harinya, Iman bersama satu temannya yang sama-sama dari Malaysia menjemput kami di lobi hotel tempat saya dan Gaby tinggal. Kami pergi bersama dengan menaiki taksi online. Kemudian kita berkeliling bersama di Universitas Chula dan kami juga mencoba untuk mencicipi makanan di kantin Chula. Ya, ini adalah trip mahsiswa asing di kampus orang haha. Seusai dari Chula, Saya, Iman dan Hafiz pun menemani Gaby untuk menemui Idola nya di salah satu agensi yang ada di Bangkok.Â
Seusai menunggu cukup lama di lobi agensi GMMTV, akhirnya kami bertemu idola Gaby. Gaby terlihat sangat bahagia malam itu hingga kami pun yang tidak mengidolakan juga turut merasakan kebahagiaan Gaby. Disaat itulah kami merasakan bahwa saat ini kami telah bersahabat. Turut bahagia jika di antara kami ada yang sedang berbahagia. Hingga kami rela menemani Gaby berjuang berjam-jam menanti idolanya datang. Itu seru banget sih.
Setelah menemani Gaby bertemu Idolanya, kami bergegas mengunjungi salah satu pasar malam yang terkenal di Thailand, yaitu Chatuchak Market. Di sana kami menghabiskan waktu bersama, mulai dari berbelanja barang hingga mencicipi kuliner Thailand. Kami juga saling meminta pendapat satu sama lain saat bingung memilih barang yang hendak kami beli.
Di kawasan terbuka pasar itu, kami turut melihat indahnya kerlap-kerlip bintang sambil berbincang bersama. Pada hari itu kami menghabiskan waktu bersama seharian dan menjadi lebih akrab satu sama lain hingga terciptalah persahabatan di antara kami.
Hari ketiga, pertemuan terakhir yang mengharukan