Mohon tunggu...
Fadli A
Fadli A Mohon Tunggu... Freelancer - pencatat arloji

Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Zakat, Infak, Sedekah, dan Fenomena Lembaga Filantropi

5 Juli 2022   14:03 Diperbarui: 5 Juli 2022   15:23 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: onepathnetwork.com

Bahkan kata zakat Allah perintahkan untuk "mengambilnya" dari mereka yang berdosa dan pekerjaanya bercampur antara yang baik dan syubhat/buruk sebagaimana dalam surat At taubah ayat 102 dan 103.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

"Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui (QS. At-Taubah 9: Ayat 103)

Fenomena Lembaga Filantropi di Indonesia

Menyikapi sejumlah lembaga yayasan yang bermunculan menawarkan menyalurkan dan mengelola dana zakat infak sodakoh di Indonesia, masyarakat harus lebih cermat dan teliti, masih hangat kasus dana investasi ummat oleh Ustadz yang selalu menganjurkan sedekah, lalu kasus lembaga yang melakukan penggalangan dana untuk terorisme.

Kemudian kini Majalah Tempo merilis laporan lembaga filantropi  Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang diduga menggunakan uang sedekah masyarakat untuk keperluan operasionalnya secara berlebihan, sejumlah pengurusnya mendapatkan gaji serta fasilitas fantastis.

Edukasi pemerintah tentang lembaga lembaga resmi penyalur dana ummat, serta tranparansi pengelolaan dana melalui audit independen kini amat sangat diperlukan. Ini menjadi penting, mengingat semakin banyaknya berbagai macam jenis lembaga maupun yayasan yang resmi maupun tidak resmi yang bergerilya mencari dana dari masyarakat.

Sebelum masyarakat / individu menyalurkan infak dan sedekah kepada lembaga maupun yayasan yang domisilinya jauh dari lingkungan sekitar tempat kita tinggal, sebaiknya perhatikan dulu ke sekililing kita, mulai dari yang terdekat, orang tua kita, keluarga kita, tetangga lingkungan sekitar kita apakah masih ada yang kesulitan, sebagaimana dalam hadist Rasulullah bersabda: "Jika salah seorang di antara kamu miskin, hendaklah dimulai dengan dirinya. 

Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikannya buat keluarganya. Lalu bila ada kelebihan lagi, maka buat kaum kerabatnya" atau sabdanya "buat yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian bila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu" (HR. Ahmad dan Muslim).

Menutup tulisan ini, sebelum sedekah bulatkan niat kita pertama hanya mencari ridha Allah semata, mengharapkan pahala di akhirat, bukan dengan berharap harta yang kita sedehkan menjadi berlipat ganda, terlebih untuk riya atau pamer di media sosial. 

Alangkah baiknya kita ucapkan "maaf" kepada mereka (fakir miskin, lembaga/yayasan pengumpul dana)  karena itu memang lebih baik dari pada terpaksa memberi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun