Kedua, ada obsesi yang terlalu melampaui jwa manusia. Sudah menempatkan sebuah obsesi sebagai sporter tidak lagi pada tempatnya. Energi cinta para pendukung sepak bolah telah menjadi bias yang bermuara pada kekerasan dan tidakan kriminal.Â
Padahal obsesi akan menjadi kekuatan cita-cita kalau ia ditempat pada ruang hak dan kewajibannya, agar ada nilai yang tumbuh, dan bisa dipertanggungjawabkan pada suatu hari nanti.
Kalau kehadiran kita sebagai sporter belum mampu menghadirkan emosi positif pada klub yang kita cintai. Berhenti menjadi sporter.Â
Kalau kita belum mampu dan tidak siap memaknai kekalahan dan kemenangan dalam pertandingan sepak bola, maka kita perlu rehat sejenak.Â
Artinya bangsa kita belum cukup beradab untuk menjadi penonton sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H