Kata tibanya pun meraga
Dipandu khayalan semata yang seolah olah itu nyata
Dengan lantangnya mendampingi sebuah pena
Tak terasa
Sudah banyak peristiwa yang tlah di lalui
Diantara sebuah jiwa yang berampas
Pada salah satunya itu
Sang purnama penuh yang kini tlah terampas
Gersang sejatinya menghampiri
Ranum sepertinya pergi menjauh
Sejuk selayaknya dia pulang
Gugur tertinggal di sang pejuang
Aku tak usah lagi berliku
Memikul sang berlian yang semu
Aku tak ingin lagi berandai andai
Sekalipun kau akan merayuku
Sudahlah cukup aku terbelenggu di buatmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H