Mohon tunggu...
Shabina F
Shabina F Mohon Tunggu... Mahasiswa - A Copy of My Mind

20-something living in the +621

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Membicarakan Cinta

26 April 2021   15:31 Diperbarui: 26 April 2021   15:50 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Shamia Casiano dari Pexels

Steve Duck (2007) menggambarkan fase ini terjadi melalui rangkaian lima tahap. Berawal dari intraphysic process dimana salah satu atau kedua pasangan mulai merasa tidak puas dengan hubungan mereka dan berfokus pada masalah atau hambatan yang ada. Contohnya jika disaat kita tidak puas karena pasangan tidak perhatian, kemudian munculah pikiran "duh kalo cowok lain pasti treat aku lebih baik!". 

Jika rasa ketidakpuasan itu terus ada dan semakin kuat, maka kemudian hubungan akan berlanjut ke tahap berikutnya yaitu dyadic process. Di sinilah segala perasaan negatif yang ada kemudian terpancar lewat tindakan kita -kebiasaan yang biasa dilakukan dalam hubungan mulai dilupakan, mengabaikan hal-hal kecil yang mengikat mereka. 

Selanjutnya adalah tahap social support, tahap dimana kedua pasangan berlari ke teman dan keluarga untuk mendapatkan simpati, support ataupun sekedar validasi dari mereka. 

Tahap ini diakhiri dengan grave-dressing processes dan resurrection processes, tahap dimana seseorang mulai "mengubur" perasaan dan memori yang ada, berkontemplasi dan menerima bahwa ini adalah akhir dari hubungan. Hingga akhirnya munculah kemampuan untuk sepenuhnya "move on"-keduanya saling melanjutkan kehidupan tanpa hadirnya masing-masing sebagai partner yang intim. It is indeed a long process, and surely won't be an easy ride if the case is a serious, committed relationship.

---

"interpersonal communication develop and dustaining relationship". Salah satu prinsip komunikasi interpersonal ini menunjukan bahwa komunikasi mampu untuk membangun atau bahkan menjauhkan suatu hubungan. 

"Communication is not a pansea", komunikasi bukanlah obat mujarab yang menyelesaikan masalah dengan instan. Namun, kenyataannya komunikasi memainkan peran penting dalam mengurangi kesalahpahaman dan pada akhirnya memperkuat ikatan antar individu. 

Jika kita kembali ke pada fase deteriotation, tahap dyadid process mungkin juga melibatkan diskusi tentang masalah dan ketidakpuasan yang dirasakan oleh keduanya. Hal ini tidak selalu terjadi, karena banyak juga yang cenderung menghindari pembicaraan tentang masalah yang ada. 

Meskipun menyakitkan, menghindar tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan memperburuk keadaan. Hasil dari dyadid process akhirnya bergantung pada seberapa besar komitmen dan keterampilan komunikasi dari masing-masing pihak. 

Jika keduanya tidak memiliki daya untuk mencoba memperbaiki dan mengembalikan keintiman hubungan, maka terjadilah perpisahan. Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga harus memikirkan bagaimana menyampaikan hal tersebut pada orang-orang disekitar mereka tentang akhirnya hubungan (Wood, 2010). It's always about communication all along.

Julia T. Wood (2010) membagikan beberapa tips untuk dapat membuat komunikasi yang baik dalam suatu hubungan. Kita harus bisa memposisikan diri untuk melihat dari dua perspektif yaitu memahami perspektif diri sendiri serta persepktif, pikiran, perasaan dan kebutuhan pasangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun