soto nusantara. Ini bukti betapa banyaknya ragam soto di Indonesia.Saya dan soto memiliki hubungan yang cukup serius. Dari kecil, soto ini selalu hadir dalam keseharian saya. Ia menjadi penyelamat ketika kami kebingungan lauk apa. Sebagai anak dari pasangan seorang guru yang harus mendidik anak-anak orang lain juga, makan siang saya dan saudara saya sering dipenuhi dengan kuliner warung nasi dan abang-abang gerobak.
Apa yang kalian pikirkan begitu mendengar kata soto? Soto adalah makanan nusantara dengan ragam variasinya. Sampai-sampai ada matriks bumbu dasar dan 25 jenisSoto mie bogor, soto ayam lamongan dan soto betawi adalah tiga soto utama yang bertemu di harian saya. Begitu juga setelah menikah. Ketiga jenis soto ini begitu akrab dengan perut saya, suami dan anak-anak.
Risol dan Soto Mie Bogor
Jika teman-teman yang tinggal di sekitar Jawa Barat tentu tidak asing dengan lauk yang berkuah ini. Saya lebih sering memesan soto mie ini dengan tambahan risol isi bihunnya.Â
Potongan-potongan gorengan yang disiram dengan kuah kaldu kaki sapi khas dari soto mie ini memberikan sensasi yang berbeda. Ketika memakan satu porsi soto mie dengan anak saya yang berumur 2 tahun, ia selalu berkata-kata "ricol-ricol". Maksudnya ia minta lagi disuapi risol.
Soto Ayam Lamongan
Soto ayam ini paling banyak saya temui. Ketika dulu di Bekasi, maupun saat tinggal di Jakarta saat ini. Kuahnya yang sangat banyak, bihun, tauge yang pendek-pendek dan bubuk koyanya merupakan kekhasan jenis soto ini.Â
Walaupun saya merasa bahwa ayam hanyalah formalitas berada di dalam lautan air soto ini. Lauk ini pun sering menjadi penyelamat perut-perut kami ketika bingung mau makan apa.
Soto Betawi
Ketika saya duduk di bangku sekolah, lauk soto betawi ini sangatlah istimewa. Mungkin kami membelinya satu-dua minggu sekali. Karena lauk ini dulu harus dibeli toko yang agak jauh dari rumah.Â
Mamah kami biasa membelikannya jika sepulang mengajar di sekolah mampir ke pasar yang arahnya berlawanan dengan rumah. Jadi rasanya istimewa sekali memakan panganan ini.Â
Namun, sekarang sudah banyak abang-abang di pinggir jalan, hingga restoran yang kekinian yang menjual menu soto betawi ini. Harganya pun beragam dari yang 15 ribu rupiah per mangkok hingga di atas 50 ribu rupiah.
Konon, katanya lebih enak soto betawi ini yang dipakai dengan campuran susu dan santan. Bukan hanya dengan santan saja sebagaimana aslinya.
Penutup
Begitulah hubungan saya dengan soto. Setidaknya 3 soto tadi selalu berputar-putar di alam bawah sadar saya yang terekam antara indera pengecap juga kenangan. Jika banyak di antara kalian yang mengingat soto sebagai makanan rumahan, atau resep turun temurun, berbeda dengan saya. Saya penuh kenangan dalam memakan resep ini dengan membelinya. Pernah sesekali mencoba untuk membuatnya. Namun, akhirnya kuputuskan semntara untuk membelinya jika menginginkannya. Mungkin butuh latihan dan niat yang kuat ketika ingin mencoba membuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H