Pada awalnya, mereka merupakan pengrajin batik tulis, kemudian melirik dan berpindah haluan pada batik ecoprint. Salah satu alasan beralih pada seni tekstil yang dikembangkan oleh India Flint ini karena lebih ramah lingkungan dan bahan-bahannya mudah didapat. Ibaratnya, tinggal melangkahkan kaki ke depan pintu pun bahannya bisa ditemukan.
Rumah sekaligus lokasi pembuatan ecoprint tersebut dekat dengan bantaran Sungai Code, otomatis limbah dari sisa produksi mereka akan mengalir ke sungai. Saat memproduksi batik tulis, residu dari bahan-bahan kimia yang digunakan relatif kurang ramah lingkungan.Â
Ibu Hima tak ingin mencemari sungai dengan residu kimia lagi, sehingga ketika berkenalan dengan teknik ecoprint, beliau beserta suami perlahan-lahan memutuskan untuk menekuninya. Limbah yang dihasilkan dari produksi ecoprint hampir semuanya organik, yang bisa kembali ke alam tanpa merusak lingkungan.
Banyak eksperimen telah mereka lakukan, dari mencoba bermacam media untuk ecoprint hingga percobaan pada aneka jenis daun. Selain bisa menggunakan berbagai jenis kain (misalnya katun rayon, katun paris, sutera, blacu, kanvas, dan sebagianya), ecoprint juga bisa diterapkan pada kertas, keramik, hingga kulit. Sedangkan daun-daun yang biasanya digunakan ialah daun jati, daun lanang, daun ketapang, daun kersen, bunga kenikir, daun pepaya, bunga telang, dan masih banyak lagi.
Pembuatan Ecoprint Terlihat Mudah, tetapi Tak Sesederhana Itu
Sekilas, pembuatan ecoprint terlihat mudah, tetapi jangan keliru, untuk menghasilkan selembar kain ecoprint yang unik dan cantik, Ibu Hima beserta suami bahu-membahu melewati tahapan panjangnya. Ada dua teknik yang umum dalam pembuatan ecoprint, yaitu teknik steaming (kukus) dan teknik pounding (pukul).
Dibandingkan teknik pounding, teknik steaming lebih sering digunakan untuk pembuatan ecoprint yang dipasarkan, karena meski prosesnya lebih panjang, warna serta corak yang dihasilkan lebih indah dan dapat bertahan lama pada kain ataupun media lainnya.
Pada teknik steaming, kita akan diajarkan apa itu kesabaran. Sebelum membuat ecoprint, kain tidak asal digelar, tetapi harus mendapatkan treatment terlebih dahulu agar pori-porinya terbuka sehingga warna yang ada dalam tanaman bisa lebih melekat.