Jika ada sesuatu yang berada dekat dengan kita, bukan berarti itu milik kita. Tak perlu kemaruk dan bersikeras untuk mendapatkannya. Jangan tiru Kerajaan Trajutrisna dan Kerajaan Pringgadani yang berseteru karena memperebutkan hal yang sebenarnya bukan hak keduanya.
2. Bersikap Netral dalam Konflik
Melalui tokoh Prabu Kresna, ada teladan yang bisa diambil, bahwa selaku pihak netral, bila ada dua kenalan kita yang saling bertikai, tak ada salahnya menengahi. Jangan malah memprovokasi atau berpihak pada salah satunya. Kalau dirasa perlu, bisa meminta petunjuk kepada orang yang lebih bijak atau berpengalaman, daripada keliru bertindak, bisa-bisa masalah kian runyam.
3. Bertanggung Jawab
Saat diberi amanah atau tanggung jawab, sudah semestinya kita menyelesaikannya. Meski ada halangan menghadang di tengah perjalanan, harus dihadapi dan tetap fokus pada tujuan utama. Perilaku ini tercermin pada karakter Bambang Pamegat Tresna.
4. Legawa
Dari Raden Gatotkaca dan Raden Sitija, kita belajar ikhlas, juga lapang dada. Merelakan sesuatu yang sudah dianggap sebagai milik. Seberapa keras berusaha, kalau sebuah hal ditakdirkan bukan menjadi milik kita, maka tak akan mengubah keadaan. Tinggalkan saja.
Menjura kepada Sanggar Tari Wiraga Apuletan
Berdurasi kurang lebih 70 menit, pagelaran wayang wong tersebut dibawakan dengan sangat apik oleh Sanggar Tari Wiraga Apuletan. Kalau kuamati, para penari dari sanggar ini banyak atau mungkin malah semuanya merupakan abdi dalem penari (mataya) di keraton, jadi mereka sering tampil juga dalam event-event budaya yang dihelat keraton.
Saking senangnya, saya sungguh menjura pada para penari, para wiyaga, para wiraswara dan waranggana, serta naratornya. Meski rindu rasanya telah tuntas, tetapi semisal ada kesempatan menyaksikan wayang wong lagi, tak bakal menolak.