Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengumpul kepingan momen.

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dengan Friendly Logistic, JNE Tak Lagi Sekadar Jasa Pengiriman Barang bagi UMKM

4 Oktober 2019   14:37 Diperbarui: 5 Oktober 2019   11:08 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak heran jika pada awal-awal booming, Abekani justru lebih dikenal di Jabodetabek, karena ya itu tadi, pemasaaran melalui online memang sangat berpengaruh. Kini, Abekani telah dikenal di seluruh Indonesia, bahkan memliki pasar khusus di luar negeri. Abekani memiliki fans garis keras atau kalau dalam istilah sepak bola disebut ultras yang bernama Abekanian. Hingga saat ini, ada 16 komunitas wilayah, termasuk yang di Qatar, di Hongkong, dan khusus pelanggan di atas usia 50 tahun, yang menjadi fans loyal Abekani. Semuanya terakomodasi dalam grup member yang ada di Facebook. Dan, mereka ini rutin mengadakan meet-up di kota yang berbeda-beda. lho. Pantas saja, aura kekeluargaannya terasa sekali.

Mengapa Abekani bisa memiliki pelanggan yang sebegitu setianya? Ini sangat menarik, karena menurut Ibu Tunjung, pada awalnya menjadikan customer agar loyal adalah kendala utama dalam menjalani usahanya. Ia dituntut selalu kreatif dengan terus update inovasi dan terus melakukan komunikasi pada para pelanggan untuk mengetahui produk seperti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh mereka. Inilah value yang menjadi kelebihan Abekani. Menariknya lagi, Abekani selalu melibatkan anggota komunitasnya--yang tercatat mencapai 23.000 lebih--dengan mengadakan polling setiap akan membuka pre-order, sehingga seperti yang saya sebutkan tadi... lebih paham seperti apa dan bagaimana permintaan pasar. 

Solusi Anti Ribet untuk Pelaku UMKM

Pada acara yang berlangsung santai kemarin, Bapak Adi Subagyo mengawali sharing dengan sedikit flashback, membeberkan kalau pada mulanya di rentang tahun 1990 hingga awal 2000-an, pengiriman melalui JNE yang paling banyak berupa surat dan dokumen. Dengan munculnya dunia e-commerce, pengiriman mulai beralih dalam bentuk paket, hingga kini yang kian hari semakin banyak. Berdasarkan hasil pendataan, barang-barang yang paling banyak dikirim melalui JNE berupa produk fashion, makanan, dan kriya.

Menurut Bapak Adi Subagyo, UMKM adalah sendi dari perekonomian Indonesia. Karenanya, sebagai bentuk komitmen untuk mendukung serta mendorong munculnya peluang dan memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM di Jogja, JNE menghadirkan Friendly Logistic. Ialah layanan untuk mempermudah pelaku industri kreatif, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam menjalankan bisnis. Melalui layanan tersebut, salah satunya JNE mengajak agar para pelaku UMKM melek teknologi, dengan mengadakan edukasi tentang digital marketing yang menghadirkan berbagai market place yang ada di Indonesia sebagai pembicara. Apa saja yang diajarkan di sana? Macam-macam, mulai dari pembekalan ilmu untuk berjualan di media sosial dan market place, hingga mengajarkan bagaimana packaging yang baik dan menarik.

Kalau sudah mendapat pasar dari dunia online, otomatis omzet akan semakin melambung yang kemudian diikuti oleh permintaan barang yang semakin banyak. Iya, kalau punya gudang sendiri enak. Masalahnya, kebanyakan pelaku UMKM di Jogja ini belum memiliki tempat khusus untuk menyimpan produknya, sehingga saat banjir pesanan, stok barang asal ditumpuk di berbagai sudut rumah dan segala sesuatunya masih dikerjakan sendiri. 

penyerahan kenang-kenangan berupa maskot joni kepada para narasumber (dok. jne jogja)
penyerahan kenang-kenangan berupa maskot joni kepada para narasumber (dok. jne jogja)

Dari permasalahan di atas, layanan Friendly Logistic juga menyediakan tempat menyimpan barang (warehousing), proses packaging, pun membantu mengelola stok dan informasi masuk serta keluarnya barang. Semuanya dijamin aman, misalkan ada selisih barang, hal tersebut akan bisa dideteksi oleh sistem yang disediakan. Karena, pengelolaan warehousing oleh Friendly Logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman.

Bisa dikatakan, layanan tersebut merupakan solusi untuk para pelaku usaha agar tidak ribet lagi dalam pengaturan barang. Dengan layanan tersebut pula, kini JNE tak hanya sebagai media penghubung antara penjual dan pembeli atau antara produsen dan konsumen saja. JNE lebih dari sekadar jasa pengiriman, tetapi juga penyediaan tempat dan proses penyimpanan, update stok, serta packaging atau pengemasan yang selama ini dinilai paling merepotkan dan menyita banyak waktu para pelaku usaha.

foto bersama selepas acara selesai (dok.kompasiana)
foto bersama selepas acara selesai (dok.kompasiana)

Memang ya, hari gini kalau punya usaha atau bisnis, lantas semua hal ditangani sendiri, termasuk  urusan logistik, lelah dan pusingnya juga ditanggung sendiri jadinya. Saya sebagai pedagang online yang barangnya belum seberapa banyak pun seringkali mengalaminya, dan memang perlu tenaga lebih untuk menjalankannya.  Karena itulah Friendly Logistic dihadirkan untuk membantu UMKM, agar mereka dapat fokus dan berkonsentrasi pada sektor produksi, pengembangan atau inovasi produk, serta sales. Urusan sisanya, serahkan saja pada JNE.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun