Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengumpul kepingan momen.

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Mantan Manten", Film Penuh Wejangan Hidup yang Berbalut Adat Jawa

11 April 2019   11:52 Diperbarui: 12 April 2019   21:58 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nina yang telah menguasai ilmu paes, menjalankan tugas pertamanya (Visinema Pictures)

Dari Yasnina juga saya belajar apa itu ikhlas yang sesungguhnya. Mungkin pada awalnya Yasnina pun tak bisa memaknai apa itu ikhlas, tetapi kedekatan dan interaksi dengan Budhe Mar membawanya menjadi pribadi yang lebih matang.

Akhir film ini bisa disebut sad ending, namun bisa juga dikatakan happy ending. Meski tak begitu mengejutkan karena banyak clue, plot twist dalam film ini lumayan mengaduk perasaan.

belajar dari nina, masalah ada bukan untuk ditinggal lari, tapi untuk dihadapi dan diselesaikan
belajar dari nina, masalah ada bukan untuk ditinggal lari, tapi untuk dihadapi dan diselesaikan

Secara garis besar saya memang hanya menampilkan kisah Yasnina di artikel ini, tapi sejujurnya  sosok Budhe Mar pun mencuri perhatian saya. Di kehidupan yang semakin modern ini, profesi tukang paes mulai tak diminati, beralih ke profesi yang lebih kekinian, make-up artist atau lebih sering disebut dengan singkatannya MUA.

Di sini, Budhe Mar memiliki niat mulia, ingin melestarikan profesi yang sebenarnya mengandung nilai-nilai luhur tersebut. Dunia paes dinilai oleh beberapa pihak sudah ketinggalan zaman dan tidak praktis alias ribet karena harus menjalanan berbagai prosesi serta ritual khusus.

Bagi saya sendiri, paes yang lekat dengan pernikahan adat Jawa justru mengingatkan pada belasan tahun lalu saat masih duduk di bangku SMA dan mendapat tugas Antropologi, kelompok saya memilih mengangkat tema tersebut.

Ketika dalam film ini membahas lebih detail tentang kehidupan paes dan ritual-ritual yang dijalankan, baik oleh si pemaes ataupun oleh sepasang pengantinnya, saya merasa tak asing, bahkan dengan makna di baliknya.

Alasan saya ingin menonton film ini salah satunya karena kental dengan nuansa adat Jawa. Orang Jawa itu nampaknya ribet dan banyak ritual, tapi begitulah salah satu cara mereka menyampaikan permohonan dan menyampaikan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa. 

suka banget dengan chemistry antara nina dan budhe mar ini...
suka banget dengan chemistry antara nina dan budhe mar ini...

Tutie Kirana lewat Marjanti berhasil menghidupkan sosok tukang paes seperti yang selama ini saya tahu--tetangga saya ada dua orang yang berprofesi sebagai tukang paes, yaitu tegas dan saklek (berpendirian atau berprinsip teguh).

Dalam film ini, kali pertama saya menyaksikan akting Atiqah Hasiholan di layar lebar. Duh, Mbak, gara-gara aktingmu, saya sungguh menjura pada Yasnina, karakternya kuat banget. Akting Arifin Putra sebagai Surya cukup disebut lumayan, mungkin karena ia jarang muncul. Masih mending Marthino Lio sebagai Ardy, asisten Yasnina yang kemudian menjadi sahabatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun