Dari Yasnina juga saya belajar apa itu ikhlas yang sesungguhnya. Mungkin pada awalnya Yasnina pun tak bisa memaknai apa itu ikhlas, tetapi kedekatan dan interaksi dengan Budhe Mar membawanya menjadi pribadi yang lebih matang.
Akhir film ini bisa disebut sad ending, namun bisa juga dikatakan happy ending. Meski tak begitu mengejutkan karena banyak clue, plot twist dalam film ini lumayan mengaduk perasaan.
Secara garis besar saya memang hanya menampilkan kisah Yasnina di artikel ini, tapi sejujurnya  sosok Budhe Mar pun mencuri perhatian saya. Di kehidupan yang semakin modern ini, profesi tukang paes mulai tak diminati, beralih ke profesi yang lebih kekinian, make-up artist atau lebih sering disebut dengan singkatannya MUA.
Di sini, Budhe Mar memiliki niat mulia, ingin melestarikan profesi yang sebenarnya mengandung nilai-nilai luhur tersebut. Dunia paes dinilai oleh beberapa pihak sudah ketinggalan zaman dan tidak praktis alias ribet karena harus menjalanan berbagai prosesi serta ritual khusus.
Bagi saya sendiri, paes yang lekat dengan pernikahan adat Jawa justru mengingatkan pada belasan tahun lalu saat masih duduk di bangku SMA dan mendapat tugas Antropologi, kelompok saya memilih mengangkat tema tersebut.
Ketika dalam film ini membahas lebih detail tentang kehidupan paes dan ritual-ritual yang dijalankan, baik oleh si pemaes ataupun oleh sepasang pengantinnya, saya merasa tak asing, bahkan dengan makna di baliknya.
Alasan saya ingin menonton film ini salah satunya karena kental dengan nuansa adat Jawa. Orang Jawa itu nampaknya ribet dan banyak ritual, tapi begitulah salah satu cara mereka menyampaikan permohonan dan menyampaikan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.Â
Tutie Kirana lewat Marjanti berhasil menghidupkan sosok tukang paes seperti yang selama ini saya tahu--tetangga saya ada dua orang yang berprofesi sebagai tukang paes, yaitu tegas dan saklek (berpendirian atau berprinsip teguh).
Dalam film ini, kali pertama saya menyaksikan akting Atiqah Hasiholan di layar lebar. Duh, Mbak, gara-gara aktingmu, saya sungguh menjura pada Yasnina, karakternya kuat banget. Akting Arifin Putra sebagai Surya cukup disebut lumayan, mungkin karena ia jarang muncul. Masih mending Marthino Lio sebagai Ardy, asisten Yasnina yang kemudian menjadi sahabatnya.