Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengumpul kepingan momen.

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tujuh Buah Gunungan Ludes di Grebeg Mulud

17 Februari 2011   04:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:31 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_91319" align="aligncenter" width="680" caption="Tradisi Grebek Maulid di Jogjakarta, Rabu (16/2)/Admin (Ferganata Indra Riatmoko/KOMPAS)"][/caption] Perayaan Sekaten (peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW) di Kraton Yogyakarta selalu diawali dengan Pasar Malam yang berlangsung selama 35 hari pada 7 Januari s.d 8 Februari 2011 lalu. Kemudian Sekaten itu sendiri dimulai pada minggu lalu (09/02) dengan adanya prosesi miyos gongso (miyos=keluar, gongso=gamelan), yaitu dikeluarkannya gamelan milik Kraton Jogja untuk dibawa ke pagongan di halaman Masjid Agung Kauman dan dimainkan selama 7 hari penuh. Setelah 7 hari gamelan tersebut dikembalikan lagi ke Kraton pada Selasa malam (15/02), proses ini dinamakan kondhur gongso (kondhur=pulang, kembali). [caption id="attachment_89633" align="aligncenter" width="300" caption="gunungan kakung (dok. @dwiputrirats)"]

12979155121307320270
12979155121307320270
[/caption] Siang kemarin (16/02) yang jatuh pada tanggal 12 Mulud dalam kalender Jawa atau 13 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah (tahun ini berbeda 1 hari antara penanggalan Jawa dan Hijriyah) merupakan puncak perayaan Sekaten yang ditandai dengan Upacara Grebeg Mulud atau sering disebut Bedhol Songsong. Sejak pukul 08.00 masyarakat sudah memadati Keben atau halaman Kraton Jogja, mereka menunggu para prajurit berdatangan. Kalau biasanya hanya ada 10 bregada (kesatuan), di Grebeg Mulud ini ada 2 bregada tambahan yaitu para prajurit dari Puro Pakualaman yang nantinya akan mengawal gunungan yang diperebutkan di halaman Puro Pakualaman. [caption id="attachment_89642" align="aligncenter" width="300" caption="salah satu bregada prajurit dari pakualaman (dok. pribadi)"]
12979168772027327995
12979168772027327995
[/caption] Pada Upacara Grebeg tahun ini, Kraton mengeluarkan 7 buah gunungan dengan rincian gunungan putri, gepak, pawahuan dan dharat, masing-masing berjumlah satu buah serta gunungan jaler berjumlah tiga buah. Gunungan-gunungan tersebut akan diperebutkan di halaman Masjid Agung Kauman sebanyak 5 buah, di Puro Pakualaman 1 buah dan di Kepatihan (kantor DPRD Jogja) juga 1 buah. [caption id="attachment_89643" align="aligncenter" width="300" caption="gunungan putri di bangsal ponconiti (dok.pribadi)"]
12979170501511942127
12979170501511942127
[/caption] Di Pagelaran Kraton dan Alun-alun Utara tempat dilakukannya Upacara Grebeg pun tak kalah sesaknya dengan di Keben. Siang itu pukul 09.30 dan cuaca sangat panas, meski begitu tak menyurutkan antusiasme masyarakat yang berjubel di sana, sengaja untuk menyaksikan arak-arakan 7 buah gunungan, 10 bregada prajurit dan 4 ekor kuda. Stand-stand pasar malam yang memang belum bubar menambah gerah suasana siang itu. Jadilah campur aduk antara stand, masyarakat, para kuli tinta dan juru foto yang memenuhi Alun-alun Utara di ruas barat. Dan sebagai informasi, masyarakat yang menyaksikan Grebeg ini datang dari segala penjuru DIY, bahkan di tempat parkir terlihat beberapa bus kecil dengan plat nomor asing seperti AA, AD dan sebaginya. [caption id="attachment_89644" align="aligncenter" width="300" caption="pindah sarapan pun jadi, demi menyaksikan upacara grebeg (dok. pribadi)"]
1297917124346937293
1297917124346937293
[/caption] Ketika, para prajurit keluar dari Pagelaran Kraton menuju Alun-alun, tiba-tiba matahari jadi meredup. Kesepuluh bregada telah keluar dan berhenti sejenak di alun-alun, menunggu gunungan diangkut. [caption id="attachment_89646" align="aligncenter" width="300" caption="kuda milik kraton ikut dalam iring-iringan (dok. pribadi)"]
12979176912010190048
12979176912010190048
[/caption] Akhirnya pukul 11.00, gunungan-gunungan yang sebelumnya diletakkan di Bangsal Ponconiti dan kemudian diletakkan di Pagelaran untuk beberapa saat, dikeluarkan dan dibawa ke Masjid Agung Kauman, Puro Pakualaman, dan Kepatihan melewati alun-alun. Sebelum gunungan-gunungan itu keluar, terlebih dahulu ada tembakan salvo oleh beberapa prajurit sebagai penanda. [caption id="attachment_89645" align="aligncenter" width="300" caption="tembakan salvo oleh soerang prajurit prawirotomo (dok. pribadi)"]
1297917616722203299
1297917616722203299
[/caption] Tak seperti biasanya, kemarin pintu gerbang Masjid Kauman terkunci rapat sebelum iring-iringan gunungan tiba. Mungkin hal ini dilakukan agar pelataran masjid tak begitu penuh sesak mengingat, begitu banyaknya masyarakat yang antusias pada ritual ini. Selain itu juga untuk menghindarkan tindakan anarkis dari masyarakat yang biasanya sudah merangsek ke gunungan sebelum gunungan-gunungan tersebut selesai didoakan. Di Masjid Kauman, 5 buah gunungan yang dikawal oleh Prajurit Surokarso ludes tanpa sisa diperebutkan oleh masyarakat, bahkan sisa-sisa kerangkanya pun benar-benar tak ada. Sedangkan 1 buah gunungan yang akan diperebutkan di Puro Pakualaman dikawal oleh 2 bregada yang saya sebutkan diatas tadi. Dan untuk 1 buah gunungan yang tersisa dibawa ke Kepatihan dengan dikawal oleh Prajurit Bugis menyusuri jalan Malioboro. [caption id="attachment_89647" align="aligncenter" width="300" caption="suasana ketika gunungan dirayah di masjid kauman (detik.com)"]
1297917472814623172
1297917472814623172
[/caption] [caption id="attachment_89632" align="aligncenter" width="300" caption="seorang ibu puas dengan hasil rayahannya (dok. @dwiputrirats)"]
12979153161071488757
12979153161071488757
[/caption] Dengan dibawa dan diperebutkannya gunungan-gunungan Kraton tersebut, masa selesailah rangkaian perayaan Sekaten tahun ini. Tampak beberapa orang yang puas karena berhasil ngalap berkah dengan mendapatkan bagian dari gunungan, namun ada juga dari mereka yang malah tekor karena kecopetan dompet atau handphone-nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun