Mohon tunggu...
Git Agusti
Git Agusti Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger Cianjur

Suka menulis apapun yang diinginkan untuk ditulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

100 Km untuk Gathering Kompasianer

4 Juli 2019   22:44 Diperbarui: 5 Juli 2019   07:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nunggu pesertanya lengkap ya ini.(Foto: Rahab)

Matahari condong ke arah barat. Peserta telah hampir lengkap. Panitia memutuskan untuk memulai acara dengan kemasan sederhana. Membentuk formasi O dengan kursi tersedia, saling merapatkan posisi agar lebih dengan dekat dengan yang nantinya akan sharing.

Dengan emseh kece (MC) Mbak Muthia, acara dibuka, waktu dan tempat dipersilakan untuk pemateri pertama. 

Ialah Pak Jose Dizzman Diaz, kami cukup memanggilnya dengan Pak Diaz. Beliau tampaknya dengan mudahnya berbagi pengalaman yang sarat ilmu. Bertemakan tentang travelling ke berbagai penjuru dunia. Indonesia mah sudah banyak tempat yang dikunjunginya, luar negeri sering juga. Travelling ke ragam tempat di berbagai negara memberikan banyak pengalaman bagi beliau yang begitu asyik kami menyimaknya. Suka duka perjalanan kami dengarkan. Tak ingin terlewatkan sedikitpun dengan apa yang disampaikan sampai tak beranjak dari tempat duduk dari awal sesi dimulai.

Sharing tentangtravelling, menarik!
Sharing tentangtravelling, menarik!
Dari apa yang disampaikan oleh penulis buku Manusia Bandara ini, ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya sendiri. Beliau mengatakan bahwa travelling tak hanya sebuah perjalanan mengunjungi tempat tertentu. Tak hanya berpindah-pindah dari titik satu ke titik lain. Ada banyak hal baru ditemukan seiring kaki dilangkahkan. Bahkan pengalaman baru didapatkan ketika passport dibuat dan menaiki pesawat. Menginjakkan kaki pertama di bandara negara tujuan, akan menjadi pengalaman mendebarkan apalagi untuk traveller yang minim pengalaman. Dari jetlag hingga pemeriksaan di bagian imigrasi, begitu nikmat disimak.

Apa yang harus dilakukan dan jangan dilakukan di bagian pengecekan imigrasi di bandara adalah salahsatu bagian penting ketika memutuskan untuk menjadi traveller. Satu langkah keliru dalam hal ini dapat menjadi hambatan luar biasa untuk selanjutnya. Mengacaukan suasana dengan membicarakan yang tidak ditanyakan serta membuat candaan di waktu yang tidak tepat dapat menjadi boomerang bagi si traveller, apalagi untuk beberapa bandara di negara-negara yang bahkan merupakan negara tetangga Indonesia sendiri. Salah langkah bisa gagal sih perjalanan, kalau tidak diinapkan di imigrasi bandara ya disuruh balik kanan. Nah kan?.

Menurutnya, mempelajari negara yang akan menjadi tujuan travelling menjadi hal yang wajib dilakukan sebelumnya. Adat istiadat, karakter penduduk, bahasa, aturan-aturan formal, makanan, moda transportasi, rute dan nama-nama jalan menjadi modal agar dapat mempermudah ketika melakukan perjalanan. Bisa saja suatu hal dapat dilakukan di negara satu namun tidak dapat berlaku dan tabu di negara selanjutnya.

Travelling itu selain memberikan pengalaman dan kepuasan bagi si traveller itu sendiri juga merupakan penguji keberanian. Apalagi untuk solo traveller yang tidak memiliki kemampuan bahasa baik lisan maupun tulisan. Hanya menggunakan isyarat, naluri dan keyakinan akan tanda-tanda di sepanjang perjalanan yang dapat menuntun untuk mencapai lokasi yang dituju ketika berada di wilayah yang asing dan memiliki akses internet terbatas (karena di beberapa negara Google Map dan jejaring media sosial tidak bisa diakses karena pembatasan oleh pemerintah setempat).

Budgeting menjadi hal yang saya sempat tanyakan. Maklumlah untuk traveller lokal yang ingin lebih banyak tahu tentang pengalaman berpetualang rasa internasional namun memiliki keterbatasan ongkos ini menjadi hal yang pertama difikirkan. Setidaknya ada salahsatu dari tiga hal penting yang bisa "dikorbankan" agar dapat meminimalisir pengeluaran selama perjalanan. Pertama transportasi kedua biaya makan ketiga peristirahatan. 

OK, noted.

Tidak terasa sesi sharing pertama berakhir, namun sebelum ditutup maka ada kuis berhadiah foto-foto hasil jepretan Pak Diaz dan post card. 

Hmm, sayangnya saya tidak dapat menjawab satupun pertanyaan sehingga hadiah tak mendarat di genggaman. Sekalinya jawaban benar, eh keduluan, apes, haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun