Mohon tunggu...
Singgih Fazri Afiansyah
Singgih Fazri Afiansyah Mohon Tunggu... Penulis - @singgih.fa

A writer whose writing is rarely published.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Transformasi PSSI, dari Investasi Besar Langkah menuju Prestasi Dunia

8 Oktober 2024   23:50 Diperbarui: 9 Oktober 2024   02:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir membahas investasi dan perkembangan sepak bola Indonesia yang memerlukan komitmen tinggi. Untuk membangun Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir mempersiapkan seluruh akomodasi pemain, pelatih dan program yang membutuhkan nilai yang cukup besar hingga 500 juta sampai 1 miliar.

Sebagai contoh Timnas Indonesia Putri menjelang beberapa turnamen mendatang hingga Desember tahun ini, diperkirakan biaya yang dikeluarkan mencapai sekitar 38 miliar rupiah. Tim nasional telah berlaga melawan Hongkong dan Singapura di Timur Tengah, serta saat ini tengah menjalani pelatihan di Jepang. 

Meskipun biaya tersebut cukup besar, nilai yang tidak dapat diukur dengan uang, yaitu marwah dan martabat Sepak Bola Indonesia semakin meningkat.

Hal ini menciptakan harapan nyata bagi publik dan netizen, yang kini merasa bangga dengan prestasi Timnas. Di tengah antusiasme ini, terdapat tantangan yang perlu dihadapi. Kita harus mengedepankan harapan yang realistis dan tidak terjebak dalam harapan palsu.

Sejumlah netizen kini mengakui bahwa mereka adalah pendukung Timnas dengan semangat positif. Bahkan, dalam beberapa media menyatakan bahwa dukungannya terhadap Timnas Indonesia dibayar dengan prestasi yang membanggakan. Dukungan ini harus dijaga agar tetap dalam koridor yang positif, tanpa menyebar kebencian atau perpecahan di antara suporter.

Salah satu masalah yang perlu disikapi adalah sikap negatif yang terkadang muncul, terutama terkait rasisme dalam dukungan terhadap Timnas Indonesia. Kita harus mencegah sikap tersebut, baik terhadap pemain maupun suporter lain, agar tidak ada kata-kata kasar yang menciptakan ketegangan.

Dukungan haruslah dilakukan dengan etika yang baik. Selain itu, kita perlu menjaga ekspektasi yang realistis terhadap performa Timnas Indonesia. Banyak momen di masa lalu, seperti ketika gagal lolos ke Olimpiade, menjadi pembelajaran bahwa tidak semua target dapat tercapai. Pemain telah berjuang keras meski harus melewati waktu-waktu penting bersama keluarga.

Media juga memiliki peran penting dalam membentuk pandangan publik. Kita harus waspada terhadap pemberitaan media asing yang bisa mengganggu stabilitas tim. Menjawab tudingan media asing tentang proses naturalisasi yang dianggap melanggar hukum, bergabungnya pemain yang berkarier di luar negeri ke Timnas Indonesia sudah sesuai dengan aturan FIFA, dan PSSI tidak ingin menjual mimpi tanpa dasar yang kuat.

Dalam konteks transformasi yang terjadi di PSSI, kita juga harus introspeksi diri. PSSI perlu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik di tingkat pusat maupun daerah, dan terus melakukan evaluasi untuk mengejar ketertinggalan. Berbagai perubahan harus dilakukan untuk memperbaiki liga dan menyiapkan tim nasional secara menyeluruh.

Kepemimpinan PSSI juga harus berkomitmen untuk menciptakan struktur yang kuat, dengan memastikan bahwa setiap pemimpin yang datang setelah masa jabatan Erick Thohir bisa melanjutkan program yang sudah ada. Transformasi dan perbaikan yang terus menerus akan menjadi fondasi bagi kemajuan sepak bola Indonesia.

Dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait juga sangat penting untuk mewujudkan visi dan misi PSSI. Harapan untuk memperkuat Timnas melalui pemanggilan pemain keturunan adalah langkah positif yang harus terus didorong. 

Kita ingin semua yang memiliki potensi untuk memperkuat Timnas dapat bergabung, asalkan mereka juga memiliki kecintaan terhadap Indonesia.

Sejalan dengan itu, kita juga perlu memperhatikan perkembangan liga domestik agar bisa menghasilkan pemain berkualitas. Dengan adanya aturan yang mengharuskan pemain Timnas untuk dimainkan di klub, diharapkan akan muncul generasi baru pemain yang siap berkompetisi di level internasional.

Menjelang pertandingan dengan Bahrain dan China, harapan untuk meraih poin lebih penting daripada sekadar meramalkan skor. Kesuksesan tidak hanya terletak pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pembentukan karakter dan kualitas pemain yang kita miliki. Dengan dukungan yang kuat dari semua pihak, kita optimis dapat meraih prestasi yang lebih baik di pentas dunia.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun