Aspek lain untuk membantu menggapai mimpi di luar produktivitas, bagi Raras, adalah mempersiapkan resiliensi atau daya tahan. Sebab, dalam proses mewujudkan mimpi, tentunya tak mungkin seseorang hanya disuguhkan dengan hal-hal positif yang menyenangkan. "Bagaimana (agar) kita punya mental yang kuat dalam prosesnya? Jadi kalau gagal, kita tetap bangkit lagi, belajar lagi," tuturnya.
Selain itu, tak disarankan pula untuk terlalu memaksakan mencari jawaban dan mengatasi tujuan produktivitas secara mandiri. Menurut psikolog ini, tak perlu ragu untuk membuka diskusi bersama teman dan rekan kerja yang dapat dipercaya, atau bahkan profesional seperti mentor jika kesulitan merintis rencana sendiri. Inilah pentingnya support system dalam menggapai mimpi.
Hal penting yang perlu diutamakan, yaitu berbagai mimpi yang bisa direalisasikan dengan berbagai dukungan dari luar dan dalam itu tak akan manjur jika tekad dari diri sendiri tak mantap. Padahal, bagi Raras, berbagai rintangan berat yang akan menghadang selama proses menggapai mimpi itu pada akhirnya dapat kita ceritakan dengan lega dan bangga di masa depan. Sebab itu, ia pun menyebut beberapa hal yang ingin disampaikan pada diri yang tengah berjuang di masa lalu.
"Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Kadang aku merasa, di dunia yang serbacepat ini (dengan) persaingan yang juga serbacepat, kita kadang terlalu menuntut diri untuk gerak cepat juga tanpa sadar bahwa tubuh dan psikologis kita juga perlu diperhatiin," katanya. Dengan pesan itu pula ia menyarankan para pejuang mimpi yang tengah melalui proses membentuk goals, berusaha produktif, dan penuh perencanaan untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri.
"Sesekali boleh, kok, untuk istirahat sebentar, terus kita apresiasi dulu pencapaian dan progress kita sampai saat ini, sekecil apa pun progress-nya. Sebab 'kan setiap progress is still a progress ya," tutupnya.
Apresiasi dulu pencapaian dan progress kita sampai saat ini, sekecil apa pun progress-nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H