Grup musik asal Korea Selatan, BTS, yang kini mendunia, kembali merilis single terbaru "Butter (feat. Megan Thee Stallion)" yang merupakan remix dari versi aslinya. Remix yang dirilis pada Jumat (27/8) ini menambah panjang daftar isu perubahan lagu-lagu BTS yang kini banyak berbahasa Inggris.
Setelah "Dynamite", "Butter", dan "Permission to Dance", tak ayal lagu BTS dewasa ini banyak berupa single dengan lirik full english.
Meski mendapat jutaan dukungan, banyak pula kritik terkait evolusi linguistik dalam bermusik yang dilontarkan terhadap BTS. Kepada TIMEÂ pada Selasa (3/8) lalu, member BTS menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.
RM sebagai leader grup, berkomentar bahwa BTS pasti mengalami perubahan. Pasalnya, boyband beranggotakan 7 orang itu telah meniti karir sejak 2013 silam. "Kami ingin melampaui segala hal, meskipun itu juga diri kami sendiri. Saya pikir, itulah kekuatan dari musik. Secara umum, dengan bahasa, topik ... tidak ada batasan (untuk itu)," jelas anggota dengan nama asli Kim Nam-joon itu.
Selain RM, member J-Hope pun tak merasa khawatir tentang perubahan. "Saya rasa, menarik untuk melihat hasil dari mencoba suatu hal-hal baru ini," katanya. Bahkan, ia mengatakan ada kemungkinan untuk lebih banyak lagu-lagu BTS berbahasa Inggris di waktu mendatang. "Saya mulai semakin tertarik. (Kemampuan) bahasa Inggris saya meningkat dan itu sangat menyenangkan."
Setelah mendapat anggukan dari keenam member lain, giliran V BTS angkat bicara. "Prosesnya tidak mudah, tapi hasilnya bagus," timpalnya.
BTS memang telah mengalami perkembangan dalam karir mereka selama beberapa tahun terakhir. Sejak menerima penghargaan pertama untuk lagu "I Need U" dalam acara musik KBS pada 2015 lalu, grup beranggotakan RM, Jin, SUGA, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook ini berangsur-angsur meraih masa kejayaan mereka.
"Dynamite" yang merupakan lagu berbahasa Inggris pertama dari BTS pun menuai antusiasme yang terus meninggi dari para penggemar internasional. Bahkan, lagu tersebut sempat menarik perhatian ajang penghargaan musik terbesar, Grammy Awards, untuk kemudian digandeng sebagai salah satu nominasi kategori Best Pop Duo / Group Performance.
Memasuki ajang penghargaan Grammy Awards merupakan mimpi besar SUGA dan kawan-kawan sejak lama. Pada 2020 lalu, mereka akhirnya dapat selangkah lebih dekat terhadap mimpi tersebut.
Perihal lagu-lagu "musim panas" yang menjadi tema mereka untuk beberapa lagu terakhir, SUGA menyebut BTS memang sengaja merilis lagu yang manis dan menggelitik pendengar untuk mengetukkan kaki, terlepas dari keperluan mereka melihat subtitle untuk mengerti arti lagunya.
BTS mencoba berbagai genre: lagu bernuansa gelap, psikologi, kecemasan remaja, self love, hingga lagu-lagu yang kental akan nuansa perayaan. "Permission to Dance" pun menerapkan tema perayaan dengan maksud berbagi energi pada para penggemar. Kata Jin, gerakan dalam lagu itu juga mencakup tiga gestur isyarat internasional, yakni yang berarti "kegembiraan", "tarian", dan "kedamaian".
Melalui platform terbaru YouTube, Shorts, BTS juga menggaet YouTube untuk menyuarakan tantangan spesial "Permission to Dance" dance challenge ke publik. Ini dilakukan dengan harapan dapat memperluas jaringan penggemar, di mana mereka akan membuat sendiri video challenge dengan lagu terbaru BTS.
Ini memang bukan kali pertama BTS melibatkan penggemar selain konser langsung. Selain "Permission to Dance", hal yang sama juga pernah dilakukan pasca perilisan lagu "Life Goes On" pada 2020 lalu lewat platform TikTok.
Merindukan ARMY, para penggemar mereka, BTS mengaku selalu siap untuk kembali menggelar konser di stadion yang biasa mereka gunakan dan bertemu langsung dengan ARMY saat keadaan membaik. "Kami telah menjadi sangat tidak sabar untuk bertemu dengan fans kami secara langsung," kata Jung-kook.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H